Maka sejak saat ini, dan detik ini pun aku tak akan berharap apapun dan juga siapapun.
Love white✧༺♥༻✧Pria baya menatap seluruh pasang mata yang sedang menatap ke arahnya. Dia sengaja berdiri di hadapan mereka semua, dari tahun ketahun dia akan berpidato untuk menyambut segala kemajuannya dalam setiap usahanya sendiri. Karena dia kembali berhasil, tapi tidak membuatnya merasa bahagia.
Sudah tepat sebulan yang lalu, seseorang telah meninggalkannya. Dengan rasa putus asanya menghantarkan pada tempat yang tak seharusnya di tuju.
"Aku tidak akan mengatakan apapun pada diriku, tapi akan aku katakan pada putraku yang berharga. Di seumur hidupnya tidak ada yang menatapnya dengan kepedulian, dia dipermalukan. Hanya karena dia satu-satunya putraku yang tidak menunjukkan kemampuannya di depan banyak orang," rasanya tidak sanggup melanjutkan perkataannya sendiri, pria baya itu berhenti sejenak.
Kemudian tatapan orang-orang di sekitarnya begitu memilukan. Mereka baru mendengarkannya tapi seakan-akan sudah merasakan kehilangannya.
"Aku lebih beruntung memiliki putraku yang tidak meminta banyak hal, tapi dia meminta agar kami semua memberikan dia banyak cinta. Setelah kuberikan cintaku dengan tulus, ternyata orang-orang menghancurkan cinta yang sudah kami berikan. Entah bagaimana pemikiran mereka, dengan mudah sekali mematikan seseorang melalui lisannya saja."
Hening mendominasi keadaan, mereka semua yang ada di sana mendengarkan apa yang telah disampaikan. Hari ini, seharusnya menjadi hari perayaan atas naiknya saham pria baya itu. Namun, menjadi sesi pengungkapan betapa hancurnya dia kehilangan putranya.
Mereka paham bagaimana rasanya kehilangan di tambah lagi dengan cara yang tak seharusnya orang-orang lakukan. Memang sudah seperlunya menjaga lisan agar tidak mematikan, lisan juga bentuk yang berbahaya.
"Kukatakan sekali lagi, jangan pernah hidup untuk menghakimi orang lain. Kita terlahir ke dunia ini dengan bakat dan mental masing-masing, untuk apa menilai kekurangan jika kita pun punya kekurangannya sendiri. Putraku sudah meninggalkanku, dia tidak pergi karena keinginannya. Tapi orang-orang terus mendesaknya untuk mengakhiri kehidupannya sendiri, kuharap kalian bukan salah satu diantara mereka yang memiliki perkataan menyakitkan untuk putraku," sambungnya lagi dia sengaja mengatakan apa yang memang seperlunya dikatakan.
Sehingga membuat seseorang yang pernah merendahkan Kean di tengah-tengah keramaian pun, menundukkan kepalanya akibat menyesal. Dia tidak menyangka Kean akan berakhir karena penyakit mentalnya itu. Sebegitu kerasnya perkataan sehingga melukai tanpa memberikan pengobat.
"Tolong hiduplah untuk memperhatikan sekitar, bukan hanya mengomentari tentang kehidupan seseorang yang di anggap tidak berdaya."
Setelah mengatakannya pria baya itu meletakkan buket bunga di dekat meja yang sudah disediakan. Terpajang foto seseorang, dan meminta mereka menuliskan beberapa kata-kata untuk putranya. Dia ingin mengenangnya kembali, satu bulan yang tidak mudah untuk dilewati. Kini belum sepenuhnya bisa melepaskan, tapi dipaksakan untuk melepaskannya dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙸𝚝'𝚜 𝙶𝚘𝚗𝚗𝚊 𝙱𝚎 𝙾𝚔𝚊𝚢[✓]
Fanfiction𝗘𝘀𝗼𝗸 𝗵𝗮𝗿𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗺𝗮, 𝗿𝗮𝘀𝗮 𝘀𝗮𝗸𝗶𝘁 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗮𝗸 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿. 𝗠𝗮𝗸𝗮 𝗸𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗴𝗲𝗿𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿. ✻ʜɪɢʜᴇsᴛ ʀᴀɴᴋɪɴɢ✻ ✐1bungkam ✐2berisik ✐2treasuremember ✐3obat ✐3gagal ✐kim...