8. Strangers

504 43 6
                                    

Happy Reading!

Hari berganti, pagi itu, hal yang pertama Sakura lihat saat ia bangun adalah dinding putih Rumah sakit. Setelah kejadian tadi malam, Hana dan Sakura memutuskan untuk tidak kembali ke Asrama karena cuaca yang masih kurang bersahabat. Mereka tidur di Ruang istirahat perawat Junior.

Sakura menoleh, mencari keberadaan Hana dan kosong. Tak ada orang lain selain dirinya. Jam di Ruangan itu juga masih menunjukkan angka 6 pagi.

Ceklek

"Oh! Selamat pagi Sakura-Senpai." Sapa salah satu Juniornya.

Sakura tersenyum, "Selamat pagi."

"Maaf, aku tidak tahu Sakura-Senpai ada disini."

"Tidak apa, Mei"

"Apa semalam Sakura-Senpai tidur disini?"

Sakura mengangguk singkat, "Ya, aku tidur disini dengan Kak Hana." Jawabnya, ia kemudian sedikit celingukan menatap pintu, berusaha mencari Hana. "Dan dimana Kak Hana? Apa dia sudah mulai bekerja?"

Mei mengangguk, "Hari ini jadwal pelatihan dilakukan lebih awal."

"Aa," Sakura mengangguk paham.

Mereka hening sejenak dengan Sakura yang masih terduduk diranjangnya. Pikirannya sedikit mengingat kejadian tadi malam. Dimana ia dan Hana sedikit berdebat perihal kejadian yang menimpa Sakura. Bagaimana pun hal ini terasa mengganjal, apa lagi ketika Hana benar-benar bersikeras tidak melihat orang lain disana selain dirinya. Dan pada akhirnya, Sakura memutuskan untuk berusaha melupakan kejadian itu. Satu-satunya alasan yang pikirkan adalah bahwa anak itu sudah pergi sebelum Hana sampai padanya.

Walaupun Hana sejak awal tak melihat anak itu, mungkin saja memang Hana tak dapat melihat orang lain dengan jelas selain Sakura karena kabut tebal. Yah, itu alasan paling logis menurut Sakura.

"Sakura-Senpai, kau mau ikut?"

Suara Mei berhasil menyadarkan Sakura yang melamun. Sakura menatap Mei yang nampak mengenakan tas selempang kecil menggantung dipinggangnya.

"Mau kemana?"

"Pasar."

Sakura mengerutkan keningnya, "Pasar?"

Mei mengangguk. "Ya, semalam teman-teman relawan sepakat untuk membeli sarapan di Pasar. Mereka memilihku untuk membeli beberapa." Ia tersenyum singkat, "Dan aku juga ingin jalan-jalan sebentar sebelum shiftku." Lanjutnya.

"Aa," Sakura berpikir sejenak, kemudian kembali melirik jam. Dia punya waktu sekitar 2 jam sebelum ia mulai bekerja menyusun laporan. Ia juga penasaran dengan kuliner yang ada di Desa Yuki. Mengingat semenjak ia datang ke Desa ini, ia sama sekali belum melihat-lihat tempat lain selain Asrama dan Rumah sakit. "Aku ikut," putusnya.

"Baiklah, ayo."

Sakura sedikit terkejut ketika Pasar itu terletak tak jauh dari Rumah sakit. Itu hanya ada dibelakang gedung Rumah sakit, berjarak kurang dari 1 kilometer.

Pasar itu terbagi dua bagian, bagian sisi kanan dan sisi kiri terpisah oleh jalan kecil untuk orang berlalu lalang. Disisi kanan, banyak kios-kios sayuran dan kebutuhan rumah lainnya. Sedangkan disisi kiri penuh dengan kedai makanan siap makan. Terdiri dari sup dan roti-rotian. Uap panas dari kedai-kedai makanan itu juga menguar dengan aroma hangat dan lembut.

The Greatest Medical-ninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang