11. Begin?

308 33 2
                                    

Happy Reading!!
Harap maklum jika ada Typo~

Yui terpaku ketika mendapati tubuh dengan helaian merah muda itu mulai goyah dan pada akhirnya menunduk. Dia bisa melihat raut wajah kesakitan perempuan itu yang kini mulai menggeliat menahan rasa sakit yang dia rasakan. Netra coklatnya beralih pada Kio, remaja berusia 16 tahun itu tampak menyeringai dengan tangannya yang terjulur, seolah seringai itu ditujukan untuk orang yang tengah menahan rasa sakit mati-matian ditengah kerumunan orang.

Dari tempatnya berdiri, Yui hanya mampu menahan napasnya ketika perempuan itu mulai diselimuti cahaya hijau samar yang dia yakini berasal dari Chakra perempuan itu sendiri.

Dia bersyukur bahwa Sakura adalah Ninja medis, yang terhebat pula, jika tidak, mungkin perempuan itu akan sekarat di tempat.

Ketika Kio mulai menunjukkan ekspresi sulit dibaca, Yui kembali menghampiri tempat Kio dengan perlahan.

"Puas?"

"Dia... punya penangkal?" Energi yang Kio kirim mulai memudar, bersamaan dengan cahaya hijau samar yang semakin berpendar.

"Bukan," Yui menggeleng, "Itu bukan penangkal." Jelaga coklatnya melirik Kio yang nampak menunggu jawaban. "Dia Ninja Medis."

Kio berdecih, "Aku tahu dia Ninja Medis. Tapi walaupun seorang Ninja Medis, mereka tidak akan bisa menyembuhkan dirinya sendiri dengan mudah seperti itu."

"Dia berada dilevel yang berbeda," tersenyum dengan bangga, Yui melanjutkan. "Dia yang terbaik diantara yang terbaik."

Raut wajah Kio hanya berubah datar. Walau dia sedikit kesal dengan apa yang terjadi, entah mengapa disatu sisi dia mulai merasa lega. Merasa lega karena artinya bukan hanya dia yang bisa menahan energi-energi itu.

"Ayo pergi." Sesaat setelah berucap, Yui lekas menuruni atap Kuil dengan cepat.

Seolah mengerti, Kio pun menurut. Namun sebelum dia turun, dia kembali menatap Sakura. Perempuan dengan helaian merah muda dan kulit putih porselen itu nampak sempoyongan menghampiri mata air kecil.

Bibirnya terangkat, menampilkan senyum tipis remaja itu. "Dia penuh dengan energi positif."

Yui dengan cepat melesat kebelakang bangunan Kuil, sedangkan Kio memilih turun kesamping Kuil.

Dari sudut matanya, dia bisa melihat kerumunan mulai membubarkan diri. Tuan Ryo juga sudah selesai dengan pidato singkatnya, yang artinya acara itu pun sudah selesai. Acara lain mungkin hanya sekedar berdoa pada Dewa-Dewi untuk mendoakan keluarga mereka yang telah berpulang.

Kio akhirnya memilih untuk segera menemui Kak Akasi, mendiskusikan langkah selanjutnya yang harus dia ambil.

"Tunggu! Hei kau!"

Suara samar itu menyapa, namun dia tak berbalik ketika dia tak tahu panggilan itu ditujukan padanya. Barulah ketika tangan dingin menarik jubahnya, tubuhnya berputar dan mendapati sosok perempuan merah muda.

Netra biru gelapnya sedikit membulat, orang ini?!

"Maaf menganggu, aku punya sesuatu untuk ditanyakan." Jelasnya singkat.

The Greatest Medical-ninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang