Happy Reading!
.
.
.Entah sudah berapa kali Sakura menguap, rasa kantuk seolah menyerangnya dari segala sisi. Dia begitu sulit menahan kedua matanya untuk tidak terpejam.
Jam kini menunjukkan angka 4 sore dan dia sama sekali belum istirahat sejak pagi. Beberapa hari ini, Sakura benar-benar sibuk. Dia harus mengurus laporan untuk Rokudaime, menyusun jadwal pelatihan yang baru dengan Hana dan harus melakukan pemantauan kepada beberapa pasien, serta melakukan pemeriksaan berkala untuk para relawan. Dia hampir tak punya waktu untuk sekedar membaringkan dirinya. Ditambah beberapa hari lalu Tuan Fuji datang berkunjung ke Rumah sakit.
Sakura tak akan melupakan ketegangan yang entah bagaimana bisa tercipta antara Kak Hana dan Tuan Fuji. Yang jelas, pria seumuran Rokudaime itu terus mengekorinya, melihatnya kemanapun dia pergi, memberi beberapa komentar negatif pada para Junior Sakura atau bahkan dia dengan berani memberi komentar pada kinerja Sakura. Hal itu jelas membuat Hana yang entah bagaimana menjelma seperti tameng Sakura berseru kesal dan berakhir menegur Tuan Fuji.
Sakura sebenarnya tak terlalu keberatan dengan beberapa komentar Tuan Fuji, apalagi jika itu menyangkut kinerjanya pada perkembangan Rumah sakit. Bagaimana pun, kerja sama ini dilakukan antar dua Negara, Yuki dan Konoha. Walaupun dinamai Kerja sama, sebenarnya Pemberian bantuan lebih cocok dalam situasi ini.
Yah, Sakura tidak mempersalahkan hal itu, apalagi jika komentar yang dilakukan Tuan Fuji untuk membuat kinerjanya lebih baik. Komentar itu bisa menjadi masukkan untuk dirinya.
Dan begitulah dia menghabiskan beberapa hari terakhir, lelah dan tubuhnya terasa kaku.
Sakura memutar kursinya, membelakangi meja coklat yang penuh dengan tumpukan kertas. Dia merenggakan kedua tangannya, memekik kecil kala dia merasakan otot-ototnya sedikit mengejan. Bulu matanya mengayun, netranya berkedip dan bibirnya berdecak kagum ketika dia melihat kaca besar didepannya.
Cahaya matahari yang mulai meredup, jalanan dingin bersalju yang tersiram warna kekuningan dari matahari yang sebentar lagi tenggelam dan suasana yang entah mengapa terasa hangat, bahkan untuk Sakura yang terhalang kaca. Dia dengan samar bisa merasakan suasana hangat dan tenang walaupun hanya memandangnya dari Ruangannya.
Sejak dia datang ke Desa Yuki, dia belum pernah merasakan suasana hangat semacam ini. Yang dia rasakan hanyalah salju, dingin dan cuaca yang tak bersahabat. Dia tak bisa merasakan suasana semacan ini, Kabut samar seringkali menghalangi cahaya sore sehingga kehangatan sore hari ikut memudar bersama dengan kabut.
Sakura tersenyum, tak dia sangka salju putih akan sangat indah jika dipadukan dengan cahaya sore hari, apalagi jika itu untuk Negara yang akan terus bersalju sepanjang tahun.
Dia menutup matanya sejenak, menikmati suasana hangat yang merayap naik ke pembuluh darahnya. Entah untuk berapa lama, Sakura merasa akan terlelap jika saja ingatan sekilas tidak mampir di kepala pinknya.
Sakura kembali membuka matanya ketika kesadarannya ditarik kembali oleh arloji saku yang masih ia simpan.
Ah, dia hampir lupa dengan arloji itu.
Netranya bergulir menatap kalender dinding disisi kursinya. Kalau diingat, satu minggu yang dikatakan oleh wanita bernama Yui itu adalah besok. Mungkin ini adalah salah satu keberuntungan arloji itu, karena besok Sakura mau tak mau harus mengembalikan arloji itu, mengingat bahwa dia besok tak memiliki jadwal sesibuk beberapa hari belakangan ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/320400355-288-k951044.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Greatest Medical-nin
FanfictionPerjalanan misi penebusan dosa jangka panjang si bungsu Uchiha tentu sudah kita ketahui. Namun, bagaimana jika kali ini Sakura juga harus menjalankan misi jangka panjang keluar Desa? Dari Konohagakure menuju Sunagakure, berlanjut menyeberang ke Kir...