6. Yukigakure?

750 50 9
                                    

Happy Reading!
Warning Typo!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Seusai makan malam dan beberapa nasehat dari tiga bersaudara Suna itu, Sakura memutuskan untuk mengubah rute perjalanannya. Tepat pada pukul 4 pagi, Sakura bersama dengan Temari dan dua Anbu Suna meninggalkan gerbang Sunagakure untuk menuju pelabuhan. Kapal yang bersedia berlayar ke Yukigakure pun telah Sakura dapatkan. Seharusnya, Temari dan kedua Anbu itu tak perlu repot-repot mengantarnya. Apalagi misi ini bukanlah misi kerjasama dengan Suna. Karena hal itulah, Sakura merasa tak enak kepada mereka.

Perjalanan selama dua hari itu akhirnya berakhir ketika siluet kapal-kapal besar menyambut netra emerald Sakura. Kegiatan khas Pelabuhan juga seolah menyambut kedatangannya.

Semenjak tiba di Pelabuhan itu, Temari nampak sibuk membantu kru kapal untuk mengisi bahan persediaan makanan dan minuman selama diperjalanan. Yah, sekali lagi, Sakura merasa dirinya merepotkan.

"Sakura! Sudah selesai! Ayo cepat!" Temari berseru sambil melambaikan tangannya pada Sakura dari atas kapal.

Sakura yang tengah sibuk merapikan barang bawaannya menoleh pada Temari. Ia tertawa geli.

"Okeii!"

Ketika sudah berada diatas kapal, Sakura bisa menebak jumlah penumpang kapal berisi sekitar 9 kru kapal termasuk juru dapur dan 4 penumpang lain selain dirinya.

"Nah, semua sudah siap. Hati-hati disana, ne?"

Sakura mengangguk singkat mendengar ucapan Temari. Ia sedikit membungkuk dan mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih bantuannya."

"Ayolah, tak masalah. Baiklah, aku akan segera turun dari kapal, jaga dirimu!"

"Tentu!"

Dan percakapan mereka berakhir ketika kapal itu memulai pelayarannya. Lambaian tangan Temari dari Pelabuhan seolah ikut mengantar perjalanan misi Sakura. Dalam hati, Sakura tertawa geli. Ayolah, dia hanya merasa akhir-akhir ini ia dan Temari jauh lebih dekat dari sebelumnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Malam tiba, perjalanan diatas Kapal itu mungkin memerlukan waktu beberapa hari. Suasana malam yang begitu dingin namun meneduhkan itu tampak serasi dengan deru air laut yang menyelimuti Kapal besar itu. Ah, menikmati dinginnya malam dan udara khas perairan benar-benar membantu menjernihkan pikirannya. Walaupun dalam beberapa kesempatan Kapal besar itu menghadapi gelombang lumayan tinggi, nyatanya Kapal itu mampu menghadapinya dengan begitu mudah, hingga diatas Kapal pun lebih terkesan tenang. Sakura akui, Nahkoda Kapal itu benar-benar seorang yang mahir. Badan besi itu seolah hanya mengapung di Perairan tenang dengan cahaya bulan yang memantul seperti cermin.

Setelah beberapa hari perjalanannya diatas perairan, akhirnya Sakura bisa kembali menginjak daratan Pelabuhan Yukigakure. Kapal besar itu juga nampak beristirahat untuk mengisi perbekalan kembali. Dari total 5 penumpang termasuk dirinya, hanya dia lah yang memiliki tujuan ke Desa Yuki. Sakura yakin, penumpang tersisa mungkin akan turun ke Umi No Kuni, Negara laut yang juga menjadi salah satu list rutenya nanti.

Untuk beberapa saat setelah ia tiba di Desa Yuki, Sakura nampak mengernyit bingung. Jika tidak salah, letak Pelabuhan Desa Yuki seharusnya berada disebelah timur Pulau Yuki. Namun Pelabuhan yang ia pijaki berada disebelah barat Pulau. Apa sudah dilakukan pemindahan? Bukan hanya Pelabuhan yang berpindah, hal lain yang terasa asing bagi Sakura adalah kondisi alamnya. Jika dia ingat, ketika dia masih genin, dia bersama Tim 7 pernah ke Desa Yuki untuk mengantar Putri Kazahana Koyuki. Ketika mereka mengantar putri dari Negeri Salju itu kembali ke Negeranya dengan melalui banyak hal, Sakura ingat bahwa keadaan alam Yukigakure tidak lagi diselimuti Salju, melainkan sudah berubah menjadi Negara musim semi.

The Greatest Medical-ninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang