Festival

0 0 0
                                    

"Wih, lo pinter ngedesain juga ya, Lif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wih, lo pinter ngedesain juga ya, Lif." Puji Mahesa melihat poster yang berada di tangannya.

"Hehe." Olif menyengir, ia lantas berdiri dari duduknya dan menghampiri Mahesa yang masih menatap poster itu. "Kapan mau ditempel, nih, Hes?"

"Hm, gua mau nya secepatnya, Lif. Tapi, kayaknya ada kendala dikit dari dana. Alif lagi berusaha keras banget biar festival nya jadi, soalnya anak-anak kampus udah pada tau." Ujar nya sedikit kecewa, ia meletakkan poster itu di atas meja.

Olifia mengernyit bingung.

"Kok bisa? Bukannya himpunan belum umumin?"

"Itu dia masalahnya, Lif. Ada yang bocorin. Menurut gua bocor pun bukan hal yang fatal, tapi anak himpunan udah pada sepakat untuk tunggu sampai H-7 karena kepastiannya belum dapet."

Olif terdiam.

Setelah urusannya selesai, ia beranjak pergi dari ruangan seraya berpamitan dengan anggota lainnya.

Saat sudah menghirup udara luar, kedua bola mata Olif membesar saat Putra sudah berjalan menuju dirinya.

"Put? Kok disini?" Tanya nya, Putra menaikkan satu alisnya.

"Ya, ngapain lagi? Jemput lo lah." Jawabnya enteng sambil menaikkan bahu. Putra mengacak pelan rambut Olif. "Berantakan banget nih rambut, habis mikir apa sama anak-anak himpunan?" Tanya Putra yang kini sedikit merapihkan rambut Olif yang berantakan.

"Hm, panjang ceritanya." Ujar Olif sedikit lemas.

"Cerita kalo lo mau cerita. Jangan pendem." Tangan Putra kini beralih mengambil tangan Olif dengan menautkan jari-jarinya. "Yuk, pulang."

"Yoghurt, ya?" Pinta Olif dengan raut wajah sedih. Putra menghela nafas kasar, kenapa yoghurt harus tercipta.

"Iya." Jawab Putra seadanya, walau lesu dan lempeng, ia senang melihat Olif yang kini menyeringai lebar. Musuh nya itu benar-benar bisa membuat mood seorang Olif bertukar dengan cepat.

"Denger-denger kita mau ada festival, ya?" Tanya Putra, membicarakan hal yang seliweran di kampus. Olif mengangguk.

"Heem. Sebenarnya ini rahasia, Put. Tapi, katanya ada anggota yang nyebarin." Jelas Olif, Putra manggut.

"Nama festival nya tuh, FESPA. Festival Para Mahasiswa. Katanya sih mau diadain tanggal 18." Jelas lagi Olif, sedikit membeberkan. "Nanti ada yang manggung, anak band gitu. Pokoknya bakal seru!

Tapi, yah. Kayak yang gue bilang, Put. Mungkin di tunda dulu sampe bulan depan." Mereka akhirnya sampai ke motor Putra. Sebelum memberi Olif helm, Putra menepuk pelan puncak kepala si gadis.

"Gapapa. Lo udah berusaha, tapi kalo dunia ngga ngizinin lo harus tetap tunduk. Ini bukan ranah lo, ini bukan kehendak yang lo mau atau anak himpunan lain." Olif mengangguk lesu. Mengerti dengan sangat apa yang Putra sampaikan. Putra mengusap pelan puncak kepala gadisnya, mencoba menghibur.

Mereka akhirnya menuju rumah Olifia setelah membeli yoghurt pesanan gadis maniak susu fermentasi itu.

***

Putra & YoghurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang