[1]. Still Same

823 41 2
                                    

CHAPTER 1
-----------------
°°°°°
"Bukan tentang siapa yang datang diawal,
Tetapi siapa yang bertahan hingga akhir."

°°°

"Papa titip Evelyn sama kamu ya?" Ucap Ardi yang sudah berpenampilan rapi dengan membawa satu koper besar.

Pria paruh baya itu akan keluar kota selama satu minggu untuk urusan bisnis yang sedang berada di puncak masa jaya-nya. Tentu saja, mengingat berapa gigihnya sang Papa yang dalam mengelola perusahaan itu.

"Siap Pa. Aku pasti bakalan jagain Elyn kok." Ucap Bian seraya memandang Evelyn.

"Sering di ingetin makan ya. Dia itu suka skip yang namanya makan." Ucap Ardi lagi.

Evelyn malu. "Papa apaan sih. Aku sekarang nggak gitu ya. Aku sekarang udah dewasa." Ucap gadis berbaju hitam itu.

"Meskipun kamu udah dewasa, tapi bagi Papa kamu tetap putri kecil Papa." Ucap Ardi seraya mengelus puncak kepala Evelyn.

"Yaudah Papa berangkat dulu ya." Ucap Ardi berpamitan.

"Papa hati-hati ya. Jangan lupa oleh-olehnya." Ucap Evelyn.

"Siap sayang. Dadah Papa berangkat." Ucap Ardi yang kini sudah menaiki taksi.

"Bye Papaaaaa." Teriak Evelyn saat taksi Papanya mulai menjauh.

"Sedih di tinggal keluar kota sama Papa kamu?" Tanya Bian seraya merangkul pundak Evelyn.

"Ya sedih sih. Tapi kan ada kamu, jadi aku nggak takut kesepian." Ucap Evelyn dengan meringis lucu.

Status mereka kini sudah berkembang menjadi sepasang tunangan. Seperti yang diminta Bian beberapa tahun yang lalu, akhirnya keluarga keduanya pun setuju untuk mengadakan acara pertunangan.

"Belajar ngegombal dari mana, hm?" Tanya Bian seraya mencubit gemas pipi chubby Evelyn.

"Dari google." Jawab Evelyn dengan asal.

"Garing, nggak lucu."

"Biarin. Ayo masuk, mau sampai kapan kita berdiri di sini?" Tanya Evelyn mengajak Bian masuk.

Perlu kalian tau, Evelyn kini sudah lulus SMA, dan sekarang gadis itu melanjutkan kuliah di salah satu universitas ternama di ibu kota. Sementara Bian juga sama seperti Evelyn. Sepasang kekasih itu kuliah di tempat yang sama, hanya saja jurusan yang diambil berbeda.

Sekarang ini sudah menginjak tahun keempat Evelyn menjadi mahasiswa. Gadis itu kini sudah memasuki semester akhir yang membuat otak gadis itu pusing.

Tapi berbeda dengan Bian, cowok itu sudah lulus dengan pangkat S1 nya setelah menempuh jenjang perkuliahan selama tiga setengah tahun. Maklum saja, cowok itu benar-benar pandai, dan Evelyn menyadari bahwa Bian lebih pintar dari dirinya. Jadi ya wajar jika cowok itu bisa menyelesaikan kuliahnya dengan cepat.

Bian sekarang sudah lulus kuliah, dan cowok itu kini ikut bekerja di kantor Ayahnya. Itu semua atas permintaan sang Ayah yang ingin Bian menjadi penerus perusahaan yang mereka punya. Bian itu anak laki-laki satu-satunya yang dimiliki. Kalau bukan Bian, siapa lagi yang akan menggantikannya?

Dengan bekerja, Bian juga mulai menghasilkan banyak uang. Bahkan cowok itu kini sudah membeli rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya dengan Evelyn setelah menikah. Cowok itu mencoba untuk menjadi calon suami yang baik untuk Evelyn.

Rencananya, pernikahan mereka akan dilaksanakan setelah Evelyn lulus kuliah akhir tahun ini. Bahkan kedua pihak keluarga sudah setuju untuk itu.

Selama empat tahun ini, Bian lah yang selalu berada di samping Evelyn. Cowok itu juga sering membantu Evelyn yang terkadang merasa kesulitan mengerjakan tugas kuliahnya.

ALTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang