prolog

1.2K 75 2
                                    

Selamat datang di cerita baru aku.
Semoga kalian suka.

Absen dulu yuk dengan komen "hadir"

Happy reading..........

******

"Mamaaaaa..........."

Evelyn yang tengah mencuci piring bekas makan malam pun segera berlari panik saat mendengar teriakan putrinya. Bahkan ibu muda itu tidak sempat untuk melepas apron yang dipakainya sedari tadi.

"Ada apa Atha? Kenapa teriak?" Tanya Evelyn yang berjongkok di depan putri kecil nya.

Bukannya menjawab pertanyaan sang Mama, anak kecil itu malah menangis kencang.

"Huaaaaaaaaa..... "

"Hey Atha, jangan nangis." Ucap Evelyn yang langsung menggendong putrinya.

Evelyn duduk, mendudukkan putrinya di pangkuannya. Wajah Athala terlihat memerah, dengan air mata yang membasahi pipinya.

Evelyn mengusap wajah putrinya. "Atha kenapa? Kok nangis?" Tanya Evelyn dengan lembut.

Dengan sesegukan, Athala menjawab. "Bang Alan jahat, dia berantakin mainan Atha." Ucap anak kecil itu seraya menunjuk anak kecil lainnya yang sedang duduk dengan menyilangkan kedua tangan di sofa seberang.

Evelyn beralih memandang putranya. "Alan, sini." Ucap Evelyn seraya mengayunkan tangannya, menyuruh putranya untuk duduk di sampingnya.

Alanka langsung berpindah tempat ke samping Mamanya. Anak itu menatap ragu pada sang Mama.

"Alan, kamu beneran berantakin mainannya Atha?" Tanya Evelyn.

Alanka mengangguk. "Iya, Ma."

"Kenapa?"

"Atha asik main sendiri. Alan mau ikutan masa nggak boleh. Kan bosen. Yaudah deh aku berantakin aja mainannya."

Evelyn menggelengkan kepalanya melihat tingkah polos anaknya. "Lain kali Alan nggak boleh gitu ya? Kasihan Atha nya jadi nangis kaya gini." Ucap Evelyn seraya mengusap wajah Alanka yang menatapnya tanpa berkedip.

Athala yang berada di pangkuan Evelyn tertawa kecil. "Rasain Bang Alan, salah siapa gangguin Atha. Kan sekarang jadi dimarahin Mama." Ucap gadis kecil itu.

Evelyn beralih menatap Athala yang nampak gembira. "Atha juga, kalau bang Alan mau main bareng, Atha harus mau. Kalian kan saudara, nggak boleh musuhan. Ngerti kan sama kata-kata Mama?"

Athala diam lalu mengangguk. "Iya, Mama. Maafin Atha ya?"

Alanka ikut melakukan hal serupa. "Alan juga minta maaf sama Mama." Ucap Alanka seraya memegang pundak mamanya.

Evelyn tersenyum tipis. "Iya Mama maafin." Ucap Evelyn lalu memeluk kedua anak kembarnya.

"Papa nggak diajak pelukan nih?" Ucap seorang lelaki yang baru saja turun dari lantai dua. Dia Bian, dan laki-laki itu baru saja selesai mandi, terbukti dengan ujung rambutnya yang masih basah.

"Sini Papa." Ucap Athala memanggil Bian dengan mengayunkan tangan mungilnya.

Bian tersenyum lembut lalu duduk di samping Alanka, mengapit anak kecil itu diantara dirinya dan sang istri. Sementara Athala, gadis kecil itu duduk nyaman di pangkuan  Mamanya.

"Atha habis nangis?" Tanya Bian pada putrinya. Sebab dirinya bisa melihat mata serta hidung Athala yang memerah.

Athala mengangguk. "Bang Alan tadi gangguin aku." Ucap anak kecil itu.

Alanka langsung menatap sang Papa. "Tapi Alan udah minta maaf kok, Pa. Alan sama Atha udah baikan lagi." Ucap Alanka yang dibalas anggukan oleh Athala.

"Nah gitu dong. Kalian nggak boleh berantem. Harus akur. Alan sama Atha ngerti kan?"

"Iya, Pa."

-tbc-

Gimana sama prolognya?
Jangan lupa vote ya!
Makasih

-Rabu, 18 Januari 2023

ALTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang