Hai guys!.
Lama nungguinnya? Maaf ya.Btw chapter ini dipublish pukul 12 malam demi kalian, awas aja kalau yang vote cuma dikit😑
Budayakan vote sebelum membaca!
Happy Reading.....
*****
"Yaudah iya aku kalah, kamu mau apa?" Tanya Evelyn sedikit tidak iklas.
"Mau kamu," Ucap Bian dengan cepat.
Evelyn terdiam. "Ha? Mau aku?" Tanya perempuan itu dengan muka gugup
Bian mendekatkan wajahnya pada Evelyn. "Iya, aku mau kamu," Ucap Bian dengan suara sedikit seraknya.
Mendengar hal itu, seketika bulu tangan Evelyn meremang. Perempuan itu bingung harus berbuat apa.
Sepertinya Evelyn mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi meskipun begitu, Evelyn sama sekali tidak menolak, toh mereka sudah menikah dan Bian berhak atas dirinya.
Bian terus mendekatkan wajahnya kearah Evelyn, laki-laki itu menatap tepat pada mata bening Evelyn yang terlihat begitu cantik.
Sampai akhirnya kini bibir Bian dan Evelyn telah menempel. Laki-laki itu dengan pelan melumat bibir bawah Evelyn yang terasa lembut dan manis.
Evelyn pun melakukan hal serupa pada bibir atas Bian. Perempuan itu merasakan tangan Bian yang memegangi tengkuk belakangnya, seperti mengharapkan sebuah ciuman yang lebih dalam.
Bian melumat bibir Evelyn lebih cepat daripada sebelumnya. Laki-laki itu memejamkan matanya dengan pikiran kotor yang mulai berperang dengan akal sehatnya.
Bian perlahan mendorong tubuh Evelyn, sehingga membuat tubuh perempuan itu menjadi terbaring dibawahnya. Bukannya menolak, Evelyn malah melingkarkan tangannya pada leher Bian yang kini mengukungnya. Sudahlah keduanya memang telah gila untuk saat ini.
Evelyn bisa merasakan tangan Bian yang perlahan membuka kancing teratas kemeja yang dirinya pakai. Tapi tetap saja Evelyn membiarkan laki-laki itu melakukannya. Evelyn sudah luluh dan pasrah pada semua yang telah Bian lakukan untuk saat ini.
Bian membuka kancing teratas, lalu berlanjut pada kancing kedua.
Saat mereka tengah sibuk dengan dunia mereka, Tiba-tiba saja dering ponsel mengagetkan mereka berdua.
Tring...... Tring.....
Keduanya dengan segera melepaskan ciuman, mereka sama-sama terkejut karena dering ponsel itu yang berbunyi keras.
Mereka berdua bertatapan dengan nafas memburu. Apalagi Bian yang sudah terlanjur menginginkan Evelyn.
Bian memejamkan matanya dengan perasaan kesal. Dirinya mengepalkan tangannya dengan erat. Laki-laki itu ingin menyumpah serapahi siapa yang telah menelfonnya dia saat yang tidak tepat seperti ini.
Pada akhirnya Bian menghela nafas panjang, lalu mengambil ponsel yang berada diatas meja. Laki-laki itu pergi menjauh untuk mengangkat telefon tersebut.
Sementara Evelyn masih diam di tempatnya, perempuan itu masih berusaha memahami apa yang baru saja terjadi. Dan seketika dirinya merasakan ribuan kupu-kupu yang terbang di dalam perutnya.
Evelyn duduk dari tidurnya, dan saat menunduk, perempuan itu baru tersadar bahwa dua kancing kemejanya terbuka sehingga menampakkan sedikit dalaman yang dia pakai.
Segera saja perempuan itu mengancingkan kembali kemeja yang dipakainya.
Tak lama kemudian Bian kembali dengan muka datar. Laki-laki itu duduk di samping Evelyn yang juga diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHA
Ficção Adolescente𝚂𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝙴𝚟𝚎𝚕𝚢𝚗 𝙰𝚗𝚝𝚊𝚐𝚘𝚗𝚒𝚜𝚝 𝙶𝚒𝚛𝚕 Follow sebelum membaca!. ------------------------------------------------ Menceritakan kelanjutan kisah Evelyn Azzura Syanalla. Kehidupan gadis itu setelah menikah, dan juga...