Karena keadaan ayah dara yang sudah melewati masa kritis dan ibu dara yang baik-baik saja walaupun keduanya masih saja berbaring dan menutup mata tapi setidaknya dara tenang keadaan baik baik saja.
Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, karena galan membawa motor dan dara pasti pulang bersama galan otomatis dara menyuruh tante maya dan arin untuk naik taksi dan dara memberikan ongkosnya.
Diperjalanan galan bertanya "kok lo mau tinggal sama mereka yang dari gue denger dari cerita lo tadi mereka bukan termasuk orang yang peduli dan akan peduli sama lo, tapi sama harta orang tua lo." Ucapan itu membuat dara berpikir tapi kemudian dijawabnya dengan santai. "Tapi setidaknya dirumah nanti gak akan kayak kuburan dan gue gak akan terus nginep dirumah lo dan pake kamar lo, dan ada nasi goreng tentunya" Ucap dara , terlihat di kaca spion galan bahwa dara mencoba tersenyum menerima keadaanya sekarang.
Sesampainya dirumah, karena dara yang tiba lebih dahulu maka dia buru-buru menyiapkan kamar tamu untuk mereka berdua.
Sesampainya dirumah tante maya langsung ke kamar utama dan langsung di cegah oleh dara dengan alasan ini kamar orang tuanya.
"Orang tua kamu kan masih di rumah sakit, tante gak mau tidur di kamar tamu." Ucap tante maya, karena tante maya terus saja memaksa ingin tidur di kamar utama.
"Kalo gitu tante tunggu dulu di sana, dara beresin dulu kamar nya." Ucap dara langsung menutup pintu dan segera membereskan barang berharga, baju ibu dan ayahnya dan barang lain ditempatkan di gudang yang tembus ke kamar utama, lalu meng kunci pintunya dan dara simpan kuncinya."Udah beres, tante udah bisa masuk." Setelah mengatakan itu dara langsung masuk ke kamarnya yang disana sudah ada arin yang tiduran di kasurnya.
"Gue udah siapin kamar buat lo."
"Aku boleh tidur disini aja gak sama kamu? " Dara menatap heran kepada arin yang mendadak aku kamu membuat dara ingin muntah.
Dengan tegas dara menolak dan segera menyuruh arin untuk ke kamar tamu.Sebelum keluar kamar arin mengambil ipad dara yang tergeletak di meja.
"Gue pinjem ini ya." Tanpa mendengar jawaban dara, langsung melenggang pergi.Dara dengar pasrah meminjamkan ipad nya yang untungnya isinya cuma game doang tidak ada hal penting.
***
Keesokannya tante maya membangunkan dara untuk sekolah.
"Dara, bangun yuk sarapan dulu tante udah buatin nasi goreng buat kamu." Dengan bahagia dara mengangguk dan mengatakan akan mandi dulu.Setelah siap dengan seragam nya dan rambutnya yang di gerai, dara mendekati tante maya dan arin yang sudah duduk di meja makan. Lalu mereka makan bersama.
"Sekolahnya tante anterin ya, sayang kalo mobilnya gak di pake." Memang benar semenjak kecelakaan orang tuanya mobilnya belum pernah digunakan lagi.
"Gue nanti masuk kelas yang sama kayak lo." Ucap arin, tuh kan kemarin sifatnya sok imut karena ada maunya saja.
Dara tak menanggapi, dan langsung mengajak mereka untuk berangkat.
Di perjalanan di mobil arin menanyakan lelaki yang bersama dara kemarin di rumah sakit dan dara hanya menjawabnya dengan malas dan singkat.
"Lo suka sama galan? " Tanya dara penasaran karena daritadi terus saja membicarakan galan.
"Enggak, ngapain gue suka sama dia bukan tipe gue." Dara tertawa kecil mendengarnya.
"Kenapa lo ketawa? " Tanya arin menatap datar pada dara.
"Gak penting." Dara tertawa kecil karena semalam dia juga bertanya hal yang sama kepada galan karena dia juga terus membicarakan arin saat diperjalanan pulang dan jawaban galan sama dengan yang diucapkan arin.Sesampainya di sekolah, arin terus saja mepet dara yang membuat dara risih.
"Ngapain sih lo nempelin gue mulu kayak setan aja." Dara mendorong pundak arin dengan telunjuknya berusaha untuk menjauhkannya.
"Ya kan disini yang gue kenal cuma lo doang. " Arin malah merangkul lengan dara dan dara yang tidak bisa apa apa lagi membiarkan arin merangkul tangannya.Dari kejauhan dara melihat alpha dan yang lainnya disana daichi melambaikan tangannya pada dara dan di balas dengan lambaian tangan.
"Lo ngedadahin siapa sih?" Tanya arin sambil melihat arah mata yang dituju dara. "Mereka." Tunjuk dara.
"Wih siapa tuh ganteng banget?lo kenal mereka? " Belum menjawab, arin malah menarik dara ke arah alpha dan yang lainnya.Arin langsung menyapa mereka dengan wajahnya yang imut serupa dengan daichi, membuat semuanya menatap ke arah dara.
"Kenalin sodara gue, arin." Dara mengenalkan arin pada mereka dan dibalas dengan anggukan.
Arin mulai memperkenalkan dirinya pada mereka satu persatu.
"Rigel, tangan gue penuh jadi gak bisa jabat tangan lo." Ucap rigel dengan tangan penuh dengan makanan.
Hanya dibalas anggukan Oleh arin.
Saat menyodorkan tangan pada alpha lama tapi tidak juga dibalas alpha dan hanya menatap arin tajam. Dara didalam hati cemburu karena alpha menatap arin lama sekali, padahal padanya saja tidak pernah seperti itu."Oh alpha nama lo." Ucap arin sambil melihat name tag dan langsung ada yang membalas jabat tangan arin. "Galan." Ucap galan penuh tebar pesona.
"Udah tau." Jawab arin cuek.
"Arin." Arin menyodorkan tangannya pada izar. "Izar." Izar tidak membalasnya dan hanya menyebutkan namanya.Lalu saat ke nathel, arin terkejut.
"OH.. LO yang di kamar mandi itu? " Sontak mendengar pernyataan arin membuat semuanya tertawa dan mempertanyakan lo ngapain di kamar mandi sama dia.
Nathel yang bingung balik menanyakan pada arin, "maksud lo apaan? " Dengan nada marah.
"Itu loh yang lo minta tolong cek in temen lo di kamar mandi." Setelah mendengar itu nathel tersenyum dan menjabat tangan dan membalas. "Oh iya, gue inget.. Btw, thanks ya udah di cek waktu itu, nama gue.."
"NATHEL, gue tau lo udah kasih tau gue." Karena lama masih menjabat tangan daichi langsung memisahkan tangan nathel dari arin dan menjabat tangan arin. "Daichi orang yang lo cek in orang nya tapi gak ada di sana." Arin hanya mengangguk dan langsung berusaha mengajak ngobrol nathel lagi tapi langsung di potong oleh bel yang sudah berbunyi."Nanti ketemu di kantin ya. " Ucap arin sambil ditarik oleh dara untuk menuju ke ruang guru karena dia murid baru.
"Apaan tadi senyam senyum sama sodara ka dara gitu, najis banget. " Daichi marah dan meninggalkan nathel disana yang langsung di kejar nathel dengan semua ucapan manis yang terus dilontarkan nathel berusaha untuk membuat Daichi tidak marah padanya.
Diperjalanan ke ruang guru dara bertanya "lo suka sama alpha? " Tanya dara langsung to the point.
"Alpha yang mana? Ohh yang cowok cemberut yang matanya kayak laser? Enggak, bukan sama dia." Jawaban arin membuat nya lega karena kalo saja dia suka sama alpha, arin mungkin udah di geprek sama dara, karena dia gak mau saingan sama orang yang dia kenal akrab."Btw, si nathel itu udah punya pacar? " Tanya arin.
"Lo suka sama nathel? Gak tau juga sih tapi dia sama Daichi suka bareng bareng terus." Jawaban dara membuat arin tidak puas.
"Lo coba dong comblangin gue sama nathel nanti gue bantuin lo deket sama alpha." Ucapan arin membuat dara spontan setuju, mereka berdua tersenyum bahagia, tapi dara mendadak berhenti.
"Gimana caranya lo mau deketin gue sama alpha? Lo aja gak deket bahkan tadi di cuekin sama alpha, gue aja yang punya jalur belakang masih susah deketnya. "
"Udah lo percaya aja sama gue. " Arin langsung menarik dara dan membuatnya berjalan kembali ke ruang guru dengan bahagia.Dara dengan pasrah ikut berjalan dengan arin.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHADARA
Teen FictionKisah tentang Alpha Antares sang captain basket tampan dan cuek yang disukai oleh seluruh siswi bahkan guru disekolah, tak pernah terdengar skandal bahwa dia sedang dekat dengan seorang perempuan mungkin karena sikap dinginnya, banyak perempuan yang...