25 5 1
                                    

Rigel calling....

Dara langsung mengangkat telpon itu dan dia lupa kalo hari ini dia akan pergi melihat alpha tampil bermain piano di suatu event yang diadakan rutin setiap weekend.

Rigel katanya akan menunggu dara di rumah galan, akhirnya dara pulang ke rumahnya untuk dandan 'ya kali ketemu alpha dekil'

Setelah berganti baju dara menghampiri rigel dan mereka berdua berangkat. Galan sendiri tidak ikut karena ada urusan lain.

Sesampainya di hotel tempat event itu diadakan mereka langsung menuju ke belakang panggung untuk menyapa alpha yang tengah bersiap siap.

Melihat kedatangan rigel alpha senang dan dia juga senang karna ada dara juga disana.

Dara menyemangati alpha dan mereka pun berpamitan untuk langsung duduk di bangku yang telah disediakan.

Saat alpha tampil tak henti hentinya dara memuji ketampanan dan kelihaian alpha dalam memainkan piano, alpha yang tahu direkam oleh dara tersenyum menatap dara.

Tapi ketika dara sedang merekam tiba-tiba galan telpon, tapi langsung dara matikan.

ANGKAT TELPON GUE SEKARANG

setelah menerima pesan itu galan kembali menelponnya, mau tidak mau dara mengangkatnya.

"Gue mau minta tolong lo buat rekam alpha lagi tampil gak? Gue mau angkat telpon dari galan dulu." Setelah mendapat anggukan dari rigel, dara berjalan keluar agar tidak berisik.

Alpha melihat kepergian dara, sedikit kecewa.

"Hallo kenapa lan lo ada masalah?"
"Bokap lo.. " Sebelum mendengar kelanjutannya dara langsung menutup telpon dan berlari ke rumah sakit.

Karena dara tidak juga kembali, rigel berinisiatif untuk menyusulnya karena di khawatirkan dara kenapa-kenapa.

"Kenapa ra?" Tanya rigel melihat dara panik seperti menunggu sesuatu.
"Lo bisa anterin gue ke rumah sakit gak?" Tanpa menanyakan lebih jauh rigel dan dara berlari ke parkiran, dari belakang alpha yang telah selesai melihat rigel dan dara menaiki mobil melewatinya.

Alpha buru buru menaiki motornya dan menyusul rigel dibelakang.

Mereka sampai di rumah sakit, dara langsung keluar dan berlari masuk kedalam.

Rigel yang masih memarkirkan mobil nya disamperin alpha yang juga memarkirkan motornya disana.

"Kenapa dara?" Tanya alpha khawatir.
"Gue juga gak tau, belum sempet nanya." Jawab rigel.
"Oh iya, tadi sih dia Terima telpon dari galan trus langsung minta gue anter kerumah sakit." Setelah mendengar ucapan rigel alpha langsung menelpon galan dan setelah itu mereka langsung masuk kedalam rumah sakit.

Sesampainya disana dia bertemu galan yang sedang duduk dan dara yang menangis.

Alpha dan rigel menghampiri mereka.

Setelah melihat alpha, dara langsung berdiri dan memeluk alpha, tanpa menolak alpha mengusap punggung dara untuk menenangkan.

"Ayah gue.. " Sesegukan dara dalam pelukan alpha. Alpha melihat kedalam ruangan, disana ayah dara tengah ditangani dokter.

Setelah beberapa saat dokter keluar ruangan dan menghampiri mereka.
"Dok gimana ayah saya? " Tanya dara melepas pelukan alpha dan menghampiri dokter.
"Ayah kamu sudah melewati masa kritisnya, sekarang kita berdoa saja semoga beliau cepat sadar. Perkembangannya akan saya pantau terus jadi adek jangan khawatir." Setelah berkata demikian dokter langsung pergi.

Dara lemas dan terduduk dilantai, alpha langsung memapah dara untuk duduk di kursi.

"Ayah lo pasti baik baik aja." Ucap galan menenangkan.
Karena menangis daritadi membuat dara lemas dan akhirnya tidur dengan alpha yang merangkulnya membiarkan dara tidur bersandar pada alpha.

"Ingat kan waktu dara liat daichi dirumah sakit? Itu tempat bokap nyokap nya dara dirawat mereka koma akibat kecelakaan." Galan mulai bercerita mengenai semua rasa penasaran rigel dan alpha.

"Dara selalu dihukum disekolah, karna dirumah dia sebenarnya orang yang sangat pendiam semenjak bokap sama nyokapnya kecelakaan, dia mencari pelampiasan agar dia tidak terlalu kesepian." Lanjut galan bercerita tentang kenapa dara di sekolah sangat hyperaktif dan bahkan sampai melanggar aturan dan di hukum karena cuma itu satu satunya pelarian dara agar tidak terlihat lemah.

Galan yang dari SMP bersahabat dengan dara karena rumah mereka berdekatan dan setelah mengetahui kecelakaan itu keluarga galan menerima dara jika dia kesepian atau membutuhkan seseorang bisa langsung ke rumahnya ya walaupun orang tua galan juga sibuk dan jarang dirumah.

Setelah cukup lama disana alpha dan rigel pamit untuk pulang dan dara sudah di baringkan di kursi sana dengan jaket alpha menyelimuti tubuh bagian atas dara.

HP dara berbunyi berulang kali, karena dara belum bangun akhirnya dijawab oleh galan, orang yang ada di sebrang telpon menanyakan kenapa tidak jawab dan galan pun menjelaskan semuanya hingga membuat orang yang ada di sebrang telpon kaget dan panik mendengar ayah galan kritis tadi. Akhirnya mereka mematikan telpon.

Saat akan mengembalikan telpon di samping dara, dara bangun dan duduk dan menanyakan ini jaket siapa setelah mendengar dari alpha dengan mata nya yang sembab langsung dipake nya jaket alpha.

"Tadi ada yang telpon, ibu-ibu gitu trus pas gue cerita tentang bokap lo dia langsung panik trus nutup telpon nya." Ucap galan sambil memberikan telpon pada dara. Saat melihat nama yang menelpon ternyata dara tidak menyimpan nomor nya.

Setelah beberapa saat, datanglah seorang ibu dan seorang anak perempuan mendekati dara dengan berlari kecil.

"Dara, kenapa gemma bisa kritis. Kata dokter gimana keadaanya sekarang." Ucap ibu-ibu itu dengan wajah yang sedih campur panik menatap dara sambil berlutut memegang kedua tangan dara.

Dara yang masih bingung tapi juga menjawab pertanyaan yang diajukan kalo ayahnya sekarang sudah baik baik saja, dara juga bertanya tanya kok ibu ini tau nama ayah nya.

"Tadi tante yang telpon kamu, tapi dijawab sama laki-laki oh ternyata kamu. " Ucap Ibu itu menatap galan.

karena melihat Dara dan galan yang kebingungan tiba-tiba ada orang yang berlaku seperti itu, akhirnya ibu itu memperkenalkan diri sebagai maya yaitu kakak dari ayah dara.
dan anaknya yang bernama arin.

Dara pun mengangguk dan berusaha mengingat tante maya dan arin yang ada dihadapannya.

"Dulu kamu sering dateng kerumah tante sama ayah kamu. Dan kamu suka sekali sama nasi goreng buatan tante." Ujar tante maya.

Dara pun langsung ingat dan tergambar dari wajah bahagia dara mengingat kenangan masa lalu itu.

"Kita juga sering main sepedaan dulu sekitar rumah." Ucap arin dengan nada antusias.

"Oh iyaiya, yang dulu lo dorong gue sampe gue dapet luka ini? Inget banget gue rasa sakit nya gimana." Ucap dara sambil memperlihatkan jidatnya yang ada bekas jahitan.
"Trus lo juga sering kerumah gue kan waktu itu buat ambil mainan mainan gue, dan gue harus biarin lo ambil mainan kesayangan gue karena ibu ge yang nyuruh buat berbagi sama orang yang gak punya." Ucap dara dengan polos nya sambil melihat wajah arin san tante maya yang sudah kehilangan muka, lebih tepatnya arin yang sekarang sepenuhnya menahan malu karena ada galan disana.

"Mau saya ingetin yang lainnya? " Saat akan melanjutkan ceritanya tante maya menghentikan dara dengan berkata dia akan mulai tinggal dirumah dara besok dan arin akan bersekolah di sekolah yang sama dengan dara.

Ucapan itu membuat dara shock sekaligus senang karena walaupun sifat mereka yang seperti itu suka mengklaim barang orang sebagai hak milik nya tapi setidaknya mulai besok akan ada yang memasak untuk nya dan rumah tidak akan sepi lalu ada arin juga sebagai sodara nya yang akan membuatnya tidak kesepian.

Tapi dara tidak tau saja, bahwa kebebasan dan juga ketenangannya juga akan direnggut mulai besok.

ALPHADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang