Belum reda dari rasa perih di mata Nala, justru Nala harus menerima rasa pahit mendengar Santa mengatakan kalau Lea dan Raskal ikut acara pentas seni yang akan diselenggarakan saat acara kelulusan angkatan diatas Nala dan Santa—yang di mana nantinya Lea dan Raskal akan melukis di dinding lapangan bersama anak ekskul kesenian lainnya bertema semangat pelajar meraih cita-cita.
Yang Santa dengar dari teman-temannya yang mendengar kabar tersebut, kemungkinan besar Lea dan Raskal akan dijadikan satu kelompok dan mereka akan melukis selama acara sehingga lukisan mereka bisa dinikmati semua orang yang akan hadir di sana. Baik guru, siswa-siswi kelulusan, orang tua siswa dan tamu penting.
Seketika wajah Nala muram selama di perjalanan dan sesampainya ia di rumah.
Ibu yang baru saja tersenyum dan ingin menyapa hangat Nala tertahan melihat anaknya datang-datang muram memasuki rumah. Ibu hanya bisa terdiam dan bingung. Tanpa mengucapkan salam, Nala masuk ke rumah begitu saja dan melangkah ke kamarnya. Melamunnya Nala hingga ia tak sadar kalau Ibunya mengikutinya sampai ke kamar.
"Ada apa, nak? Kamu sakit?" tanya Ibu tapi Nala masih diam sambil meletakkan tasnya dan melepaskan atribut sekolah.
Lalu Ibu mendekat dan menyentuh dahi Nala. Agak panas. Ibu sudah menduga jika Nala sakit. Padahal dahi Nala panas karena hawa panas siang ke sore menyambar tubuh Nala.
Atau panas karena cemburu.
"Sakit lagi 'kan? Kamus sih makan coklat mulu." Nala tersentak ketika Ibu tiba-tiba saja menempelkan tangannya ke dahi dan menyemburkan tuduhannya.
"Nala nggak sakit, Bu." Lirih Nala.
"Terus kenapa dahimu panas? Menggigil nggak? Perutnya ada yang sakit nggak? 'kan Ibu udah bilang jangan makan coklat kebanyakan." Ibu masih menuduh Nala karena kebanyak makan coklat jadi ya Nala sakit.
"Nala nggak sakit apa-apa Bu. 'kan coklat Nala Ibu sita."
"Jangan bohongi Ibu, pasti kamu abis jajan coklat diluar terus perutnya sakit 'kan?"
Nala hanya menggeleng. Mendengar tuduhan Ibu membuat kepalanya jadi pening. Merasa tidak bertenaga untuk melawan, maka Nala hendak mendorong Ibunya ke luar kamar.
"Nala mau ganti baju. Ibu keluar dulu ya."
Ibu tambah bingung. Biasanya kalau Nala sakit pasti merengek manja dipelukannya. Tapi Nala sekarang malah menyuruh Ibu keluar dari kamar.
"Beneran Nala nggak sakit perutnya? Mau Ibu belikan obat dulu? Persediaan obat kebetulan habis."
"Nala bukan sakit perut kok Bu.
"Terus Nala sakit apa?"
"Nala sakit hati."
Nala langsung menutup pintu ketika langkah Ibu sudah melewati garis pintu.
Sakit hati? Apa Ibu nggak salah dengar? Ibu mematung di depan pintu.
-0-
Raskal memposting foto awan yang menampilkan betapa indahnya semburat jingga sore di media sosialnya. Terlihat guratan awan menghias langit. Burung-burung ikut terbidik di sana, sedang terbang di langit entah ke manaa tujuannya.
Kesan sore yang menyejukkan mata dan hati.
Nala yang melihat postingannya diawal tentu terkejut dan antusias. Sampai Nala beranjak dari tiduran ke duduk. Teriakannya tertahan takut Ibu mendengar dan berprasangka buruk.
Setelah sekian lama Raskal tidak memposting sesuatu, akhirnya Raskal muncul di beranda instagram Nala.
Tanpa berpikir panjang Nala memberi tanda suka pada foto tersebut, sampai akhirnya foto Lea terlihat pada list menyukai postingan Raskal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
RomanceTentang Nala yang menyukai Raskal, teman sekelasnya. Puluhan surat cinta hanya untuk Raskal diam-diam ia letakkan ke loker mejanya. Hampir setahun Nala melakukannya, sampai sebuah surat balasan Nala dapatkan atas surat-surat yang Nala kirimkan sela...