teenage dream-renhyuck

630 42 3
                                    

Happy reading!

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huang Renjun

Huang Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Haechan

"

Lelaki itu tidak ada yang menari-nari tidak jelas, Renjun. Kamu harusnya sekolah dengan benar agar bisa mewarisi perusahaan papa."

"Apa sih kak, gak jelas banget nari-nari kaya gitu."

"Laki kok letoy sih, ren?"

"Laki bukan lo?!"

Kata-kata menyakitkan yang ia dengar beberapa bulan lalu benar-benar masih terngiang jelas dikepalanya.

Kata-kata dari orang terdekatnya yang sama sekali tidak pernah mendukung dirinya untuk mencapai mimpinya.

Namanya Huang Renjun. Siswa kelas XII IPA yang menjabat sebagai ketua ekstrakurikuler menari.

Tentu saja Renjun sangat bangga akan posisi yang ia capai. Tapi sayangnya tidak dengan orang-orang terdekatnya.

Mereka semua—bahkan ayahnya sendiri—sama sekali tidak pernah mendukungnya dalam hal menari. Padahal cita-citanya sedari kecil adalah menjadi seorang dancer profesional.

Renjun sendiri sudah cukup frustasi akan tekanan-tekanan yang selalu ia dapat selama ini. Ia sungguh sudah muak bahkan dengan dirinya sendiri.

Bayangkan saja, kamu menyukai sesuatu tapi semua orang seolah berkata bahwa sesuatu itu adalah sesuatu yang sangat menjijikkan, sesuatu yang sama sekali tidak boleh di sentuh. Apakah kamu akan baik-baik saja? Nah, tentu saja tidak. Begitu pula dengan Renjun.

Bahkan dirinya pernah hampir saja bunuh diri dengan cara ingin melompat dari rooftop gedung IPA yang memiliki 4 lantai.

Namun, seseorang mencegahnya dengan berkata, "yakin mau bunuh diri? udah sakit sebelum mati, sesudah mati juga kamu bakal ngerasain sakit. soalnya nanti kamu gak bakal diterima sama tuhan."

Tentu saja awalnya Renjun tidak menghiraukan bocah berkulit tan itu. Ia masa bodoh dan kembali menatap sekolahnya dari atas sini.

Tapi lelaki berkulit tan itu kembali berkata, "dengar ya. mati itu sesuatu yang pasti. jadi kamu ngapain harus bunuh diri? toh, nanti ujungnya kamu juga bakal mati. lebih baik sekarang kita bersenang-senang, menikmati hidup, melupakan masalah yang ada untuk sejenak. mau pergi makan ramyeon bersama ku?"

haechan loversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang