Happy reading!
"YAK LEE HAECHAN!" Teriakan ibu Haechan menggema di seluruh ruangan yang ada dirumahnya. Padahal ini masih pukul enam,
sore.
Iya, Haechan itu udah tidur dari pukul tiga pagi hingga sekarang pukul enam sore.
Jangan tanya apa yang ia lakukan sampai tidak tidur. Tentu saja ia bermain game sepanjang hari.
Ia mulai bermain game dipukul delapan malam, setelah selesai makan malam dan tidur pukul tiga atau terkadang pukul empat dan akan kembali bangun pukul enam ataupun pukul tujuh.
Itu adalah rutinitas Haechan setelah ia menyelesaikan sekolah menengahnya.
Karena tidak diterima di universitas manapun, ia memilih berhenti belajar. Lagipula ia tidak suka sekolah. Ia lebih suka menghabiskan waktunya dengan bermain game.
Eh tapi malah kebablasan sampe hampir tiga tahun.
Haechan menggeliat malas, lalu menarik bantal juga selimut untuk setelahnya melanjutkan mimpi. Ia kembali tidur, sama sekali tidak mempedulikan teriakan sang ibu.
Hal itu membuat ibu Haechan yang tengah memasak geram sendiri. Ia berjalan ke kamar Haechan dengan panci penggorengan yang panas ditangan kanannya.
"Yak dasar anak tidak berguna!" Pekik ibu Haechan sembari memukulkan penggorengan tersebut ke bokong Haechan. "Bangun, pemalas!"
Dengan segera Haechan mengaduh. Tanpa perlu repot-repot mengumpulkan nyawa, nyawanya sudah kembali dengan spontan. Berterimakasih kepada penggorengan panas ibu Haechan.
"Ibuuu.." rengek Haechan dengan mata berkaca-kaca. Demi apa bokongnya seperti terbakar. Ibunya benar-benar kejam. "Panas.."
Bukannya iba, ibu Haechan malah menarik paksa lengan Haechan supaya turun dari kasur yang seperti magnet bagi Haechan.
"Aku tidak akan melakukannya jika kau langsung bangun, Haechan." Dengus ibunya. "Cepat mandi dan bantu ibu menyuci pakaian."
Haechan berdecak. "Tidak mau." Jawabnya lugas.
Hei siapa yang mau disuruh-suruh jika bokongnya baru saja dicium oleh penggorengan panas? Haechan sih tidak mau ya.
Mata ibu Haechan membola. Ia mengangkat panci penggorengan ditangan kanannya dengan tatapan mata yang sarat akan ancaman. "Ayo katakan sekali lagi, Haechan."
"Aku.Tidak.Mau!" Jawab Haechan menekan setiap suku kata yang ia ucapkan.
Maka dengan emosi, ibu Haechan kembali mengarahkan pantat penggorengan ke arah Haechan.
Tentu saja ia langsung berlari menghindar, segera menjauh dari ibunya. Alarm dari dalam kepalanya berbunyi. Ia harus segera keluar dari rumah ini.
"SINI KAU ANAK DURHAKA!" teriak ibu Haechan saat Haechan sudah berhasil melompat keluar dari pagar rumahnya yang sepertinya sengaja dikunci oleh ibunya supaya ia tidak bisa kabur.
Tapi Lee Haechan adalah Lee Haechan. Mau setinggi apapun halangan dihadapannya, dengan cara apapun pasti berhasil ia lewati.
Kesal dengan sang ibu, Haechan malah menjulurkan lidahnya. "Wleee..." Ejeknya sembari berlalu dari rumahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
haechan lovers
Randomjust about Haechan and all his lovers WARN! i'll tell u that i never made a story with ten, haechan, shotaro, and chenle as dom! cause in my opinion, everyone in NCT can be a dom, except three of them, and four with Haechan. And i think, taeyong...