Hi, y'all! I'm back!🎉
Setelah 6 bulan lamanya aku hiatus.
Maaf kalian nunggu lama tanpa kepastian. Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku waktu itu lagi hamil besar dan November aku melahirkan anak pertamaku.Kangen banget membagikan dunia fantasiku, dan baru sekarang aku sempat update. Nulis setelah jadi Ibu nggak bisa satsetsatset kayak dulu. I have a baby now and my priority is him❤️. Kalian yang punya bayi atau anak pasti paham kondisinya, hehe.
Thank you so much, kalian masih support dan setia sama karyaku. Doakan aku ya supaya aku bisa terus nulis. Aamiin 🤲🏻
Godbless you 🧡 - Puspita.
*****
Mentari pagi ini tidak sungguh-sungguh membuat Elena semangat bersekolah. Reputasi sekolah barunya itu, yang katanya akademi elite tidak menggugah sedikit pun rasa senang dalam hati. Persetan dengan sekolah ternama, Elena menyimpan kenangan pahit Majesty. Dia sadar seharusnya ia bersyukur, tetapi luka lama masih basah.
Ia berdiri termangu di dekat jendela. Kepala pelayan Ruschel's mansion, Rosemary memperhatikan raut wajah gadis itu. Dia bertanya, "Bisa kau katakan padaku kenapa kau terlihat tidak nyaman?"
Elena menghela napas dan menoleh. "Ah, aku gugup memikirkan bagaimana orang-orang di sekolah itu."
"Apa yang kau cemaskan dari mereka?" balas Rosemary, "attitude? Kelas sosial? Prestasi? Kalau tentang perilaku, I'm not sure everyone is nice. Tapi aku berharap kau dekat dengan yang baik. Kelas sosial? Pasti kau yang paling teratas. Walimu seorang Ruschel Matheus Goncalve. Jadi kau tidak perlu cemas kalau ada yang berani merendahkanmu. Untuk prestasi, menurutku yang penting kau tidak menjadi bagian dari berandalan sekolah. Haha..."
Rosemary tertawa sambil merapikan tempat tidur Elena, membuat majikan mudanya tersenyum merespon kelucuan di akhir kalimat wanita itu.
Bagaimana bisa gadis kuno seperti aku jadi berandalan, batin Elena.
"Dia menyuruhku untuk tidak mengatakan kalau dia waliku. I don't know why. Apa kau tahu sesuatu?"
"Hmm, Tuan Ruschel memang seperti itu. Dia suka menyembunyikan diri."
"Tidak heran dia selalu memakai topeng. Atau jangan-jangan ... dia malu kalau orang sampai tahu dia menampungku?"
"Simpan semua pertanyaanmu, Elena. Pergi mandi sana!"
Percakapan di antara mereka sementara terjeda. Elena melangkah ke kamar mandi. Selang beberapa menit Elena keluar dengan memakai jubah mandi. Terdengar Rosemary memanggilnya dari wardrobe, ruangan di dalam kamar yang menyimpan beranekaragam busana, aksesoris dan lain-lain untuk penunjang penampilan. Rosemary memberi pakaian yang sudah ia siapkan, itu seragam sekolah. Elena meraihnya dan ke bilik untuk memakainya. Ia mematut dirinya di cermin. Tidak terbantahkan seragam La Rovelberg cukup megah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OWNED by a DON (Mafia Romance)
RomanceKecelakaan di pegunungan Alpen, membuat remaja bernama Elena diculik oleh Mafia Don yang memiliki ambisi besar padanya. Ditandai oleh Don Ruschel sejak pertama pertemuan tidak sepenuhnya menyenangkan. Hidup bersama bos besar mafia seperti dia seakan...