-13-

228 27 8
                                    

"ada jarak di antara kita"
.

.

.

Akhirnya selama 5 bulan terakhir berjalan dengan baik dan hidupmu semakin membaik, hanya saja belakangan ini sulit bagimu untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan Ryota.

Ryota sulit untuk dipanggil, hanya saja sering datang ke mimpi mu, namun setiap kali kau melihat wajahnya yang kau lihat hanyalah ekspresi sedih, marah, dan kecewa.

Kamu tau pasti Ryota sangat kecewa padamu, kau mengingkari janjimu dan mengencani laki-laki lain. Kau juga kecewa dengan dirimu sendiri.

Namun terkadang kau juga berusaha untuk menjelaskan semuanya kepada Ryota, namun Ryota tak ingin melihatmu dan mimpimu selalu selesai dengan cepat.

Hubungan mu dengan teman-teman dan anak-anak kelas satu juga berjalan dengan sangat baik, kau dekat dengan perempuan berambut pendek berwarna oranye kecoklatan bernama Kugisaki Nobara, dan di kelas dua kau lebih dekat dengan Toge. Karena kau sudah dapat memahami sedikit yang Toge katakan.

Hubunganmu dengan Okkotsu juga berjalan dengan sangat baik, awalnya tidak ada yang tau tentang status hubungan kalian berdua, namun perlahan-lahan yang lain mulai mengetahui kalau kalian berdua adalah sepasang kekasih.

Okkotsu semakin hari semakin banyak menghabiskan waktu denganmu, dan selalu mengikuti mu kemana pun kamu pergi. Kecuali ke kamar mandi.

Hari ini kau di panggil oleh Satoru untuk menemuinya di ruangannya, awalnya Okkotsu ingin ikut namun kau melarangnya dulu karena ini adalah percakapan pribadi antara kau dan Satoru.

Dari awal kau masuk ke dalam ruangannya, kau melihat ekspresi sedih dan kecewa di wajah Satoru, namun saat kau datang Satoru berubah menjadi serius.

"Selamat pagi, (name)" ucapnya

"Selamat pagi juga, sensei. Jadi apa yang ingin kau katakan padaku?"

Satoru hanya terdiam, itu semakin membuat mu merasa penasaran.

"Sensei?"

"Kau tau kalau kau akan di eksekusi kan? Dan eksekusi mati itu di tunda"

"

Iya, aku tau itu, sensei"

"Dan dalam hitungan hari.. seminggu lagi, eksekusi mu akan tetap di lanjutkan"

Kini kau hanya tertunduk dan terdiam.

"(Name), aku tau ini pasti berat bagimu"

"Tidak apa kok, sensei!" Ucapmu dengan senyum yang terlukis di wajah mu.

Satoru agak terlihat terkejut melihat reaksi mu yang tidak terlihat sedih sama sekali.

"Maafkan aku, (name)"

"Tidak apa, sensei. Aku baik-baik saja, dengan ini aku tidak akan mengganggu dunia Jujutsu lagi kan?"

Satoru tak tau ingin menjawab apa, memang yang ia lihat adalah dirimu senang, namun dia melihat kesedihan di tatapanmu.

"Kalau begitu aku pergi dulu, jika perlu apa-apa panggil saja aku, sensei. Terima kasih banyak"

Kau pun pergi meninggalkan Satoru di ruangannya, setelah berhasil keluar dari ruangan Satoru kau dengan cepat berlari menuju kamar asrama mu.

Kau melewati anak-anak lain di lapangan, teman-teman mu terlihat memanggilmu apalagi Okkotsu.

"Tunggu disini biar aku yang mengejarnya" ucap Okkotsu.

Okkotsu mulai mengejar mu, dan kau pun mempercepat langkah kakimu menuju gedung asrama.

"(Name)!!" Telingamu seolah-olah tidak mendengar teriakan Okkotsu, yang kau pikirkan hanya agar bisa cepat kembali ke kamar mu.

Tak lama, kau pun sampai di kamar mu dengan cepat kau masuk dan mengunci pintunya.

Kau terduduk di lantai dan menyandarkan dirimu di pintu, perlahan air mata mu menetes dari ujung mata mu.

Okkotsu datang dan berusaha untuk membuka pintu kamar mu, kenop pintu nya tidak bisa di buka. Okkotsu mengetuk-ngetuk pintu kamar mu.

"(Name)? Aku tau kau di dalam, buka pintunya"

Tak ada jawaban. Okkotsu tidak menyerah sampai disitu.

"Buka pintunya, (name)! Apa yang terjadi? Apa yang Gojo-sensei lakukan padamu? Ada apa cerita kan saja padaku!"

Okkotsu mendekatkan telinganya ke arah pintu, dan mendengar isakan tangis mu samar-samar dari dalam.

"(Name)?"

"Pergilah! Tinggalkan aku sendiri.. hiks.. jangan ganggu aku.. kumohon pergi!.." teriak mu.

"(Name).. apa yang terjadi? Kau boleh menceritakan semuanya padaku.. jangan seperti ini, aku ingin melihatmu.. buka pintunya ya?"

"Tidak, kumohon.. pergilah, aku butuh waktu sendiri.. jangan ganggu aku!"

"Tapi, (name).."

"KUBILANG PERGILAH!" Mendengar teriakmu, Okkotsu menjadi merasa bersalah dan akhirnya menyerah.

"Baiklah.. maafkan aku, aku akan pergi" dengan berat hati, Okkotsu melangkah kan kakinya menjauh dari pintu kamarmu, dia sangat khawatir dan bingung apa yang terjadi denganmu.

Sedangkan kau hanya menangis terisak-isak di balik pintu kamarmu.

"Maafkan aku, Yuta.. Maafkan aku.. Aku minta maaf.. maafkan aku.. maafkan aku"

.

.

.

.

[To be Continued]

𝚁𝙴𝙳 𝚃𝙷𝚁𝙴𝙰𝙳 𝙾𝙵 𝙵𝙰𝚃𝙴 || 𝑶𝒌𝒌𝒐𝒕𝒔𝒖 𝒀𝒖𝒕𝒂 𝒙 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang