-9-

298 39 23
                                    

"mandi"
.

.

.

Kau mencoba untuk membuka matamu, hal yang pertama kau lihat adalah atap sebuah ruangan, kau berusaha untuk bangun dari posisi tidurmu, namun kau kembali terjatuh. Sepertinya tulang kaki mu memang masih patah.

Pada akhirnya kau hanya bisa pasrah dan berpikir kalau kau akan lumpuh selamanya.

Namun lagi-lagi kau berpikir, kau bisa bicara.. apa Okkotsu ada di rumah? Kau pun memutuskan untuk memanggil nya.

"Okkotsu-san?.. Okkotsu-san" kau tak mendengar jawaban, namun kau melihat suara tapak kaki berlari kecil menuju kamar.

Lalu pintu di buka, kau melihat sosok Okkotsu berdiri di depan pintu dengan ekspresi khawatir dan sweatdrop.

Senyum haru terukir di wajah Okkotsu, "(name)-chan.. kau sudah bangun.. ada apa? Apa ada yang sakit?" Okkotsu menghampiri mu, dan duduk di samping mu.

"Aku tidak bisa berdiri, ada apa ini? Apa aku lumpuh?"

"Tentu saja tidak, teknik pembalik ku masih bekerja, jadi dampak buruk dari lukamu masih ada"

Kau terdiam sejenak "O-Okkotsu-san.."

"Ya? Kenapa?"

"A-Aku harus mandi, bagaimana ini?"

Wajah Okkotsu merah sempurna, lalu ia terkekeh sambil menggaruk tengkuknya "y-ya.. tch, b-bagaimana ya.."

Kau terdiam dan menatap Okkotsu.

"Yah, mau tidak mau aku harus membantumu.. tapi, aku berjanji tidak akan melihat apapun!" Ucap Okkotsu.

Kau menunduk lalu kembali menatap Okkotsu.

"B-baiklah"

.

Okkotsu menggendong mu, lalu meletakkan mu di sebuah kursi kecil dalam posisi duduk.

"Apa jika duduk tetap sakit?"

"Tidak terlalu, aku masih kuat duduk kok"

"Yasudah kalau begitu, i-ini lepas pakaianmu dan pakai handuk ini"

"B-baiklah, jangan melihat ya?"

Okkotsu mengangguk lalu pergi keluar dari kamar mandi, dan menunggu di depan pintu kamar mandi.

Kau mulai melepas seluruh pakaian mu, dan memakai handuk itu untuk menutupi sebagian tubuhmu.

"Okkotsu-san, aku sudah selesai"

Okkotsu kembali ke dalam kamar mandi dan duduk di belakang (name).

"M-maaf (name)" Okkotsu mengambil sebuah kain lalu ia celupkan ke air, dan mengusapkannya ke tubuhmu.

Setelah itu Okkotsu menyampurkan air dan sabun cair, lalu kembali menyelupkan kain tersebut dan mengusap nya lagi ke tubuhmu.

"Apa kau mau keramas?" Tanyanya.

Kau mengangguk pelan.

"Baiklah, tolong ubah posisimu jadi setengah duduk dan letakkan kepalamu di bathtub, aku akan membasahinya dulu" Okkotsu membantumu turun dari kursi kecil nya kau duduki dan duduk di lantai, namun posisi kepalamu di letakkan di ujung bathub.

Okkotsu mengambil shower, dan mulai membasahi rambutmu tanpa harus mengenai handuk yang kau pakai.

"Apa lehermu sakit?" Tanyanya kembali.

"Tidak."

"Tahan sebentar ya" Okkotsu mengambil shampoo, lalu perlahan ia tuangkan sedikit ke rambut mu. Lalu tangannya menggosok dan mengusap kepalamu perlahan sampai berbusa. Lalu di basuh lagi dengan shower.

"Nah, kau boleh duduk lagi di atas kursi nya" Okkotsu kembali membantu mu duduk di atas kursi kecil tadi.

Sekarang Okkotsu berubah posisi ke depanmu, untuk membasuh kakimu.

"Jika ada yang sakit katakan padaku ya" perlahan Okkotsu mengusap kedua kaki mu dengan kain yang sudah dibasahi tadi, dia benar-benar berhati-hati karena kakimu yang di penuhi luka memar dan bekas-bekas luka yang tadi di sembuhi Okkotsu.

Kau menatap dalam-dalam wajah Okkotsu yang sedang fokus membersihkan kedua kakimu, dan pertanyaan terlintas pada pikiran mu.. kenapa Okkotsu tidak jijik dengan kakiku yang dipenuhi luka dan memar?

"Nah sudah selesai, tunggu disini sebentar aku akan mengambilkan beberapa baju" Okkotsu keluar dari kamar mandi dan kembali menuju kamar.

Tak lama Okkotsu kembali dengan sejumlah pakaian, "apa kau bisa pakai sendiri? Atau inginku bantu?"

Kau menggeleng "aku bisa memakainya sendiri" ucapmu.

Lalu Okkotsu memberikan bajunya kepadamu, dan membiarkan kau memakainya, namun Okkotsu juga bilang untuk panggil saja lagi jika butuh bantuan.

Kau memakai pakaianmu dalam keadaan duduk, sebuah sweater putih yang terlihat kebesaran atau oversized, dan celana pendek di atas lutut berwarna hitam.

Setelah selesai memakai pakaianmu, kau kembali memanggil Okkotsu, tak lama Okkotsu datang. "Sudah selesai?" Tanyanya.

Kau mengangguk kecil, lalu Okkotsu kembali menggendong mu dan mengantarkan mu sampai ke sofa ruang tamu.

"Kau lapar?" Tanya Okkotsu, kau kembali menggelengkan kepalamu pelan.

"Ah.. mau nonton tv?" Tanyanya kembali, kau mengangguk kecil.

"Sebentar aku ambilkan remotnya dulu ya" Okkotsu kembali bangkit dari duduknya dan mencari remot tv.

Lalu tak lama, Okkotsu kembali sambil membawa remot tv nya. "Apa yang ingin kau tonton?"

"Aku bisa mengganti channel nya sendiri kok, Okkotsu-san"

"Baiklah baiklah" Okkotsu memberikanmu remot yang ia pegang tadi. Lalu kembali duduk di sampingmu.

Kau sibuk mencari-cari channel tv yang menarik untuk di tonton, sampai kau tidak menyadari kalau sedari tadi Okkotsu terus menatapmu.

Kini yang ada di pikiran Okkotsu hanya satu, apa kau masih ingat apa yang di katakan Okkotsu saat kau ingin tidur tadi?

"(Name)"

"Hm??"

"Ah tidak-tidak, tidak jadi" Okkotsu memalingkan wajahnya, sepertinya kau benar-benar lupa.

Akhirnya kalian pun menghabiskan waktu dengan menonton tv, sampai jam makan malam tiba.

.

.

.

.

[To be Continued]

𝚁𝙴𝙳 𝚃𝙷𝚁𝙴𝙰𝙳 𝙾𝙵 𝙵𝙰𝚃𝙴 || 𝑶𝒌𝒌𝒐𝒕𝒔𝒖 𝒀𝒖𝒕𝒂 𝒙 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang