02. Mimpi

119 28 5
                                    

Happy reading!♡~

_________________________________________

Akhir pekan yang ditunggu-tunggu pun tiba. Runa berjalan memasuki mobil disusul dengan bibi. Mereka akan pergi berlibur ketempat sang nenek. Perjalanan yang ditempuh cukup jauh, memakan waktu sekitar 6 jam.

Runa sangat antusias setiap berlibur ke rumah neneknya di akhir tahun. Suasana pedesaan di sana sangat menenangkan. Rumahnya tidak sebesar rumah yang Runa tinggali. Bernuansa kayu, halaman rumput yang luas, serta tak jauh dibelakang rumah terdapat hutan pinus yang indah tertutup oleh salju ketika musim dingin tiba. Sangat menenangkan.

Diperjalanan Runa sibuk bercerita dengan semangat tentang rencana yang akan dia lakukan setelah sampai nanti.

Sedari kecil, Runa sangat menyukai waktu berlibur ketempat neneknya. Dimatanya sang nenek merupakan sosok yang sangat mengagumkan. Ia selalu menceritakan sesuatu yang keren kepadanya setiap ia menginap di sana.

Ditengah perjalanan tidak banyak yang dapat Runa lakukan. Ia menyandarkan kepalanya dipundak bibi, sepertinya ia mengantuk sehabis berceloteh sepanjang perjalanan.

"Haah.. lama sekali, kapan kita sampai? Papa" menghela nafas bosan.

"Hahaha. Sepertinya baterai mu mulai habis. Kamu tidur saja. Tidak lama lagi kita akan sampai, 1 jam mungkin." Tawa David melihat putrinya sudah mulai bosan di dalam mobil.

Runa mengubah posisinya, meletakkan kepalanya di atas pangkuan bibi. Bibi tidak masalah dengan itu, perlahan ia mulai mengelus kepala Rina lembut. Tak berapa lama setelahnya, suara dengkuran halus terdengar, Runa tidur dengan pulas.

-~•°•~-

Gadis bersurai perak duduk di atas sebuah batu. Ntah berada dimana ia sekarang. Ia memasang tajam tajam indra pendengarannya. Ia menoleh ke belakangnya, terdengar seperti suara aliran air. Perlahan tangannya terulur kebawah. Dingin, ternyata benar itu sungai. Tapi, dimana sebenarnya ia berada sekarang?

'Slruuk..'

Sesuatu berjalan menuju kearahnya. Jantungnya berdegup dengan kencang. Apa itu?

Semakin dekat, dan mendekat. Situasi macam apa ini? Kenapa ia begitu gugup.

'Tep' sesuatu itu berhenti tepat dihadapannya. Hembusan nafas hangat menerpa wajah cantiknya. Ia mematung ditempat tak bisa bergerak sesaat setelah merasakan sesuatu mengendus-endus sekitar wajahnya dan mengusap(?) wajahnya. 'berbulu. Hewan?' batinnya bertanya

Sesaat kemudian si jelita tersadar dari lamunannya. Perlahan ia menyentuh hewan(?) dihadapannya, wajahnya dijilat.

"Hahaha. Hentikan, ini geli!"

Ia mengelus kepala hewan tersebut. Lembut.
Besar dan berbulu, seperti anjing. Anjing yang besar.

"Anjing, apa kau tinggal disini. Tiba-tiba saja aku berada disini, sebenarnya dimana ini?"

"Haah. Bodohnya aku. kau hanya seekor anjing, mana mungkin kau menjawab pertanyaanku. Konyol" gerutunya menyadari hal bodoh yang ia lakukan.

'akhirnya kita bertemu'-

"Eh?"

'Runa.'-

Takdir Moon Goddess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang