09. bahaya mengintai

59 18 4
                                    

Happy reading!♡~

_________________________________________

Liburan kali ini di perpanjang. Rencana awal yang akan liburan setelah 2 minggu saja, pupus ketika Runa merengek pada orang tuanya untuk tetap tinggal satu bulan lagi.

Awalnya Nata dan David menolak. Namun, tidak tega melihat Runa yang kekeh sampai ia melakukan aksi mogok makan. Total, hampir 3 hari gadis itu tidak mau makan dan hanya minum air saja, itu pun sedikit. Nata dan David sangat kewalahan menghadapi sifat keras kepala putri semata wayang mereka itu. Bahkan, Sofia dan Nathan sampai tidak tau lagi bagaimana cara efektif untuk membujuk Runa untuk kembali makan.

Hari ke-3 aksi mogok makan Runa. Sore hari, Alex berkunjung ke rumah nenek Runa. Saat itu runa sedang tidur di kamarnya. Seharian gadis itu tidak keluar dari kamarnya. Melihat kedatangan Alex, Nata menceritakan semua yang terjadi selama 3 hari ini, wanita itu meminta Alex untuk membujuk putrinya agar mau makan kembali.

Alex yang mendengar itu sontak kaget. Jacob pun mendengar hal itu menggeram marah, mate nya sangatlah keras kepala, ia tidak suka akan hal kekanakan yang dapat membahayakan diri seperti itu, lebih tepat ia khawatir. Alex yang juga merasakan kekesalan serigalanya itu bergegas menuju ke kamar mate nya.

Pintu kamar yang terbuat dari pohon eik tersebut terbuka dengan sedikit bunyi berderit dari engsel pintu yang mulai sedikit berkarat. Alex perhalan melangkah masuk ke dalam, melihat sosok yang sangat dicintainya terlelap di atas ranjang yang hanya muat untuk satu orang.

Alex mendekat, menarik kursi kecil yang berada didekat nakas kecil disamping tempat tidur dan duduk disana, menghadap tepat kearah wajah Runa yang terlihat menenangkan.

"mate..." tangannya bergerak mengguncang pelan tubuh Runa.

Gadis itu merasa terusik. Lengungan kecil keluar, alisnya mengerenyit. Perlahan netra itu terbuka. Menampilkan dua pasang bola mata berwarna putih keperakan yang indah.

"Eungg!!" Runa menyentak lengannya yang sedari tadi diguncang oleh Alex. Pria itu terkekeh geli.

Kini tangannya berpindah kearah wajah Runa, dua jarinya menjepit hidung gadis itu dengan gemas. Kulit mulus yang awalnya putih bersih perlahan memerah dibuatnya.

"Aaw!! Lepaskan!" teriak gadis itu. Tangan kecilnya menggenggam pergelangan tangan Alex yang lebih besar darinya, mencengkeram tangan itu sekuat tenaga agar Alex merasa kesakitan dan melepaskan hidungnya.

Alex menjauhkan tangannya dari hidung Runa. Gadis itu beringsut duduk. Alisnya menekuk, kedua tangan terlipat didada, bibir yang mempout lucu. Runa kesal, seseorang telah mengusik tidurnya.

"mukanya jangan gitu. Jelek" ucap Alex menahan tawa. Jempolnya mengusap antara dua alis gadisnya itu agar otot wajahnya rileks.

"mama Nata bilang kau tak mau makan. Kenapa, hmm?" suara bariton yang terdengar lembut dan menenangkan. Alex mengelus pelan pucuk kepala Runa.

"kenapa, emang? Bukan urusanmu." jawab Runa sedikit ketus.

Alex tidak tersinggung, ia paham bahwa mate nya saat ini sedang kesal.

'Chupp'

"tentu urusanku. Tiga hari kau tidak makan, bagaimana kalau kau sakit nanti? Kau mau membuatku khawatir?"

Takdir Moon Goddess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang