Chapter 6. Obviousness

944 118 121
                                    


Hallo guys, happy weekend. And,

Happy reading....

.


.


.


.




Kedua orang berbeda jenis kelamin yang memakai seragam sekolah ini terlihat tengah berbicara, mereka sama sekali tidak menyadari bila sejak tadi sudah ada sepasang mata yang menatap tajam penuh amarah kepada kedua orang itu.

Kemarahan semakin tak terkendali disaat dengan mata kepalanya sendiri si pria didepan sana dengan lancang berani memegang wanitanya.

"Kuhabisi kau!" Sentak Tzuyu mendorong keras seseorang yang sejak tadi bicara dengan Sana.

Sana terkejut bukan main dengan kemunculan kekasihnya, dengan refleks Sana langsung membantu pria yang merupakan teman sekelasnya yang tadi tengah bicara dengannya.

"Tzuyu! Apa apaan kau ini!" Keluh Sana. Tzuyu berdecak kesal melihat kekasihnya malah masih membela pria itu padahal sekarang Tzuyu sudah marah bukan main.

Tzuyu menarik kasar lengan Sana agar mendekat padanya, "Berani sekali kau menggoda kekasihku." Ucap Tzuyu menunjuk pria itu. Tidak sadar bila Sana juga meringis kesakitan akibat tarikan terlampau kasar itu.

"Ahh ma-maafkan aku Tzuyu, aku dan Sana hanya-"

Bugg...

Tubuh pria itu kembali tersungkur begitu Tzuyu menghadiahkan tendangan keras tepat di dada si pria.

"Astaga Tzuyu!" Pekik Sana keras.

Tzuyu seperti sama sekali tidak menyesali perbuatannya barusan. Dia menoleh kearah kekasihnya dengan wajah mengeras marah. "Kau mencoba menghianatiku?" Cibirnya.

Kedua mata Sana membola lebar, dengan cepat dia menggelengkan kepala.

"Apa maksudmu? Aku dan Ketua Kelas hanya tengah membicarakan tugas dari Wali Kelas. Ucapanmu sungguh tidak masuk akal, Tzuyu!"

Sana jelas ikut marah. Ucapan Tzuyu seolah menyudutkannya, menghianati katanya? Cihh bahkan sedikitpun Sana tidak pernah berfikir untuk melakukan tindakan rendahan tersebut.

Pria itu bedecih pelan, membuang tatapannya menghindari Sana. "Cihh membicarakan tugas tetapi dengan menyentuh wajahmu? Begitu huh!"

"Eumm maaf, tadi ada semut diwajah Sana. Aku hanya bermaksud membantu, ini hanya salah paham." Balas Saejin, pria yang tadi harus terseret dalam urusan pasangan kekasih itu.

"Omong kosong." Sahut Tzuyu masih tidak peduli dengan perkataan orang lain. Baginya pemikirannyalah yang paling benar, masa bodoh dengan kejadian sebenarnya atau apapun itu.

Tzuyu melirik kearah kekasihnya, "kau juga sama saja, Sana." ucap Tzuyu kemudian berlalu dari tempat itu.

Sana berdecak melihat kekasihnya sudah pergi begitu saja, dia menatap tak enak kepada pria yang masih memegangi bagian dadanya mungkin saking sakitnya akibat dari tendangan Tzuyu tadi.

"Saejin, aku minta maaf kau harus jadi seperti ini." sesal Sana amat bersalah.

Saejin menggeleng pelan, "tak apa Sana."

"Yasudah aku pergi dulu ya, kita lanjutkan pembicaraan tugas dari Wali Kelas tadi lain kali. Sekali lagi aku minta maaf untuk sikap Tzuyu barusan." Saejin mengangguk mengerti.

OBSESSION - satzu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang