Happy reading.....
.
.
.
Mendapatkan informasi bila suaminya bebas dari segala tuntutan pastilah menjadi kabar yang amat membahagiakan bagi Sana, namun kebahagiaannya harus terganjal dengan pertanyaan dimana keberadaan sang suami sekarang.
Semua tempat yang Sana ketahui menjadi tempat favorit mereka berdua sudah disambanginya, dan hasilnya masih nihil. Sana tidak bisa menemukan keberadaan Jeongyeon dimanapun.
Rasa lelah dan pening yang bersatu membuat Sana terpaksa harus mengakhiri pencariannya. Terlebih Momo yang sejak tadi menemaninya mencari Jeongyeon itu terus mengomel padanya. Jelas saja Momo marah, karena wajah Sana sudah sangat pucat dan sesekali wanita itu merasakan kram pada perutnya tetapi masih saja tetap memaksakan diri untuk mencari Jeongyeon.
Sana duduk lemas di sofa apartemennya, segelas air mineral sudah tandas habis di teguknya.
"Sudahlah, aku yakin Jeongyeon baik-baik saja. Dia pastilah punya urusan lain yang sangat penting yang harus di selesaikan sekarang. Bukan berarti urusan itu lebih penting darimu, tapi eum.. huft sudahlah intinya kau jangan terlalu panik, Jeongyeon pasti akan segera pulang." ucap Momo yang setia duduk di sebelah Sana, sesekali mengelus bahu wanita hamil itu yang tengah gundah sekarang.
"Apa yang Jeongyeon pikirkan... kenapa dia tidak pulang dulu, astaga." Sana memijit keningnya pelan. Rasanya sungguh pusing sekali.
"Iya, dia bodoh sekali... Aishhh menyebalkan." gumam Momo pelan yang diam-diam ikut merasakan kesal.
Sana melirik kearah Momo, gadis itu nampak kelelahan. Tak bisa dibohongi Momo pun sejak tadi sudah ikut kesana kemari bersamanya. Membuat Sana menjadi merasa bersalah.
"Momo..."
"Hmmm?"
"Pulanglah, terima kasih sudah menemaniku sejak tadi."
"Tidak, aku tidak mau pulang. Nanti kau malah pergi sendirian setelah aku pulang, tidak akan." balas Momo membuat Sana menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku janji tidak akan pergi, maaf sudah membuatmu kerepotan seperti ini."
"Ck, aku sama sekali tidak repot. Jangan bicara seperti itu. Aku malah jadi kesal mendengarnya."
Kedua tangan Momo terlipat di depan dada dengan wajah menekuk sebal.
Sana tersenyum, dia tahu perhatian yang Momo berikan padanya ini adalah tulus. Dia meraih tangan Momo. "Aku tidak akan pergi, katamu Jeongie akan segera pulang kan. Aku percaya padamu, dia pasti benar akan pulang sebentar lagi."
Momo memandang ragu pada Sana, antara percaya dan tidak percaya apakah yang Sana katakan benar atau hanya untuk sekedar mengelabuhinya saja.
"Pulanglah dan istirahat." ucap Sana.
"Kau benar benar tidak akan pergi mencarinya sendirian kan?"
"Iya Momo, kau tidak mempercayaiku?"
"Ck bagaimana aku bisa percaya. Ucapan orang kasmaran kadang bisa penuh dusta."
Sana memutar malas kedua bola matanya, "aku bukan lagi remaja kasmaran seperti yang kau bayangkan, Mo."
"Cihh tak sadar diri. Yasudah baiklah, ini sudah sore jadi maaf aku tidak bisa menemanimu lagi. Aku akan pulang sekarang."
Sana mengangguk.
Akhirnya Momo memutuskan untuk pulang mesti sejujurnya masih iba dan ingin menemani Sana lebih lama lagi. Setelah Momo pamit pulang, kini Sana kembali sendirian. Hening menyelimuti suasana tempat tinggalnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/333083415-288-k884588.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION - satzu (END)
FanficAku sudah menandaimu. Kau milikku, selamanya harus menjadi milikku Satzu × Jeongsa mature content🔞 fanfiction