Pagi menyambut, seorang pria tersentak bangun dari tidurnya. Sebuah handuk kecil yang tadinya berada di dahi jatuh saat tubuhnya dia tegaknya. Yang pertama dia rasakan adalah pusing tak karuan.
"Shhh..." Tzuyu mendesis kecil, memegangi dahinya yang terasa berat dan berputar.
Tapi tak berlangsung lama, setelah itu Tzuyu langsung terlihat menoleh ke kanan dan kiri mencari seseorang.
"Nona Sana sudah pulang, Tuan."
Tzuyu menoleh kearah pintu kamarnya, ternyata Hyunjae sedari tadi sudah berdiri disana menunggu tuannya bangun.
"Apa kau bilang?" sorot mata Tzuyu terlihat marah. Jelas dia marah, bagaimana mungkin dia membiarkan Sana pulang begitu seperti ini.
Hyunjae mendekat, "iya, semalam Nona Sana langsung pulang."
"Dasar bodoh! Kau membiarkan Sana pulang sendirian? Malam-malam?" sentak Tzuyu keras.
Pria itu menurunkan kakinya dari atas ranjang ingin pergi namun kepalanya terasa berputar membuat Hyunjae dengan sigap menahan Tzuyu untuk tidak kemana mana.
Tzuyu menepis tangan Hyunjae, bergerak cepat meraih kerah sekretaris ayahnya ini dengan kasar. "Ck lepaskan tanganmu, aku harus menyusul Sana. Tidakkah kau tahu bila bahaya sekali menggunakan transportasi umum sendirian, apalagi saat malam. Bila terjadi sesuatu pada Sana, maka aku akan buat kau membayarnya. Mengerti kau?" marahnya.
Hyunjae masih terlihat tenang, dia memegang tangan tuan mudanya lalu di turunkan dari kerahnya.
"Tuan tidak perlu khawatir. Nona Sana tidak pulang sendirian, pengawal Changbin mengantarnya pulang sampai ke rumah." ucap Hyunjae seketika membuat Tzuyu terdiam.
Pria itu kembali mendudukkan diri di pinggiran ranjang. Matanya terpejam rapat, kedua tangan Tzuyu digunakan untuk meremas seprai kuat kuat.
"Sana..." lirih Tzuyu pelan.
Sebuah mobil mewah menuju salah satu rumah di pedesaan ini. Matahari belum sepenuhnya terbit, masih menyisakan cahaya redup khas pagi buta. Didalamnya terdapat Sana yang melamun menatap jauh ke luar jendela. Hingga sampailah mobil yang di kendarai salah satu pengawal keluarga Chou di kediaman Jeongyeon.
Mendengar suara mobil membuat Jeongyeon bergegas keluar dari rumah, tampilannya sungguh kacau. Semalaman dia hampir tidak tertidur karena gusar memikirkan istrinya.
Namun begitu Jeongyeon melihat sang istri turun dari mobil mewah, semua kekhawatirannya seolah menguap. Jeongyeon tahu mobil itu bukan mobil sembarangan yang bisa dimiliki oleh orang biasa, mobil mewah seperti itu pastilah milik seseorang yang amat kaya.
Dan satu nama yang bisa muncul di kepala Jeongyeon adalah, Tzuyu..
"Jeongiee..." Sana bergegas menghampiri suaminya begitu turun dari mobil.
Jeongyeon berdecih pelan, satu tangannya berkacak pinggang dengan satu tangan yang lain memegangi kepalanya.
"Cih... bodoh, apa yang sudah ku khawatirkan?" gumam Jeongyeon.
Sana semakin mendekat, dia berniat memeluk suaminya namun Jeongyeon terlebih dulu menghindar. Mata Sana bergetar, dia tahu bahwa dirinya sudah membuat kesalahan.
"Jeongie, maaf.. aku... aku bertemu dengan temanku. Maaf-"
"Sadarkah kau semalam aku menunggumu pulang! Kenapa kau tidak memberiku kabar apapun! Apa kau masih menganggapku suamimu, huh!" bentak Jeongyeon amat keras membuat Sana tersentak kaget.
Sana dibuat lemas oleh bentakan keras itu, meski sadar jika dirinya pantas mendapatkannya.
"Argkk!" Jeongyeon kembali berteriak, menendang kursi teras rumahnya yang tak bersalah untuk melampiaskan amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION - satzu (END)
FanfictionAku sudah menandaimu. Kau milikku, selamanya harus menjadi milikku Satzu × Jeongsa mature content🔞 fanfiction