Hola, happy reading.....
.
.
Helaan nafas panjang keluar dari bibir Sana. Ini panggilan ke tujuh kalinya yang tak diangkat oleh seseorang di seberang. Wanita ini sudah hampir kehilangan harapan, namun kembali jarinya menekan layar mencoba menghubungi kembali.
"Semoga kali ini diangkat." gumam Sana penuh harap.
Setelah menunggu beberapa waktu, lagi dan lagi hanya suara operator yang menjawab kemudian panggilan terputus. Genap sudah menjadi delapan kali panggilannya tak terjawab.
"Ck, akan ku hajar Chaeng bila nanti mereka pulang!" keluh Sana merasa emosi sendiri sebab Chaeyoung tak menjawab satupun panggilan yang dilakukannya.
"Mungkin mereka sedang bersenang-senang, Honey. Ayolah kau tidak perlu segelisah itu." ucap Tzuyu sembari matanya fokus pada layar laptop, bukan karena benda elektronik itu lebih menarik dibanding wajah cantik istrinya, sungguh bukan. Namun karena Tzuyu ingin segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa setelah ini hanya fokus pada istrinya saja.
Sana mendengus kesal melihat reaksi suaminya yang terkesan biasa saja itu, apalagi ini menyangkut putri-putri mereka.
"Bagaimana aku bisa tenang Tzu? Ini sudah siang, aku tak tahu apa putriku sudah makan siang atau tidak. Ck apa kau percaya pada pria itu huh?"
"Aku memang tak pernah percaya sedikit pun pada si bodoh itu," Laptop itu Tzuyu tutup setelah selesai mengirim email kepada sekretarisnya, tentu menyuruh si sekretaris untuk menyelesaikan sisa pekerjaan itu. Tzuyu beranjak bangun dari duduknya kemudian menghampiri sang istri. "Tapi Jihyo bisa kita percaya kan, dia pasti bisa menjaga anak-anak, juga bayi besar tolol bernama Son Chaeyoung itu dengan baik." lanjutnya sembari melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping Sana.
Mata Sana berputar malas mendengar ucapan sang suami, "siapa yang kau panggil bayi besar huh? Bukankah kalian sama saja." balas Sana mencubit gemas hidung mancung Tzuyu.
Pria itu terkekeh puas dengan jawaban istrinya, sebab Tzuyu mengakui itu memang benar. "Dan sekarang bayi besar ini ingin menyusu, Honey.."
Segera Sana mendorong dada Tzuyu menjauh darinya, kedua tangannya terlipat di depan dada sembari memberi tatapan mata melotot yang galak.
"Kau sungguh keterlaluan, bisakah kau tau tempat sedikit tuan Chou?"
"Hihihi baiklah, kita bisa melakukan itu di rumah saja kalau begitu. Benarkan nyonya Chou?"
Sana mengibaskan tangannya, sudah terlalu lelah menghadapi kepintaran suaminya bila menyangkut hal-hal seperti ini.
"Ck tapi aku sungguh mengkhawatirkan anak-anak, kenapa Chaeyoung dan Jihyo tidak bisa dihubungi? Apa terjadi sesuatu?"
"Eummm kutebak mereka sedang bermain di pantai, atau berenang di pantai ya? Yap ku yakin begitu, mereka terlalu asik bersenang-senang sehingga mengabaikan panggilan darimu, Honey. Sudahlah, jangan berpikir hal-hal buruk ya." ucap Tzuyu kembali merangkul pinggang Sana.
Helaan nafas panjang keluar dari bibirnya, mencoba mempercayai ucapan Tzuyu benar adanya.
"Baiklah kalau begitu, semoga saja mereka baik-baik saja sekarang."
Tzuyu tersenyum mendengarnya, meski terlihat raut wajah Sana belum sepenuhnya tenang. "Ya sudah ayo kita makan siang sekarang."
"Baiklah..."
Tzuyu lega karena Sana menyetujuinya, dengan sebelah tangan yang masih merangkul pinggang ramping itu Tzuyu mengajak Sana keluar dari ruangannya.
Para karyawan mengapa keduanya, dengan semua yang sudah terjadi maka tak ada lagi karyawan disana yang berani membicarakan hal-hal yang tidak baik mengenai Sana. Tentu mereka takut akan hal itu sebab Tzuyu tak akan pikir panjang untuk menendang siapapun yang berani mengusik kenyamanan wanita tercintanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION - satzu (END)
Fiksi PenggemarAku sudah menandaimu. Kau milikku, selamanya harus menjadi milikku Satzu × Jeongsa mature content🔞 fanfiction