Votenya jangan lupa, komen juga kalo perlu, di follow juga kalo mau. Thankyou. And see you...
Happy reading....
.
.
.
.
.
Dengan perasaan resah seorang pria berjalan cepat menuju unit apartemennya. Dari wajahnya terlihat jelas bila pria itu amat sangat khawatir. Begitu membuka pintu, yang dia temukan hanyalah kegelapan. Kekhawatirannya semakin membuncah karena pria itu amat yakin bila sang istri seharusnya sudah ada di apartemen.
"Sana..." panggilnya setelah menyalakan beberapa sakelar lampu. Jeongyeon masih belum menemukan istrinya, dia menuju ke kamar mereka.
Sama seperti tadi, hanya kegelapan yang menyambutnya.
Sakelar lampu di nyalakannya, tubuh Jeongyeon terpaku menatap istrinya yang terduduk di pinggiran kasur dengan wajah menunduk dalam.
"Sayang...." pria itu menghampirinya, duduk bersujud di depan sang istri sambil menggenggam erat telapak tangan halus nan mungil itu.
"Ada apa denganmu, hum?" tanya Jeongyeon karena Sana masih tetap diam dengan kepala menunduk.
Pria itu begitu resah, dia yakin terjadi sesuatu kepada sang istri karena sejak pagi tadi Sana sama sekali tidak membalas pesannya. Jeongyeon mengerti mungkin Sana sibuk di hari pertamanya bekerja, tetapi sampai jam makan siang pun belum ada pesan yang sang istri kirim. Sampai Jeongyeon memutuskan untuk menelepon Sana, dan hasilnya tetap mengecewakan karena panggilannya sama sekali tidak ada yang di angkat.
"Sana, terjadi sesuatu padamu?" tangan Jeongyeon merambat naik memegangi pipi sebelah kanan milik istrinya, memaksa Sana untuk mengangkat wajahnya.
Hati pria tampan itu seolah teriris melihat wajah cantik sang istri yang sembab dengan bekas air mata yang mengering.
"Ya Tuhan, apa yang terjadi padamu Sana.." lirih Jeongyeon, pria ini kembali berdiri dan menarik Sana ke dalam pelukannya.
Wanita itu menyenderkan kepalanya di perut sang suami mencari kenyamanan.
"Terjadi sesuatu di kantor tadi? Ck, ada yang mengganggumu?" tanya Joengyeon kembali. Dirasakannya sebuah gelengan pada perutnya. Pria itu melonggarkan pelukannya dan kembali menangkup wajah cantik sang istri.
"Jangan membohongiku, katakan yang sebenarnya." tekan Jeongyeon menginginkan kejujuran. Sana menggigit bibir bawahnya ragu. Dia tidak mungkin jujur dengan apa yang terjadi padanya tadi.
Setelah dirinya keluar dari ruangan bos gilanya itu, Sana langsung mengemas kembali barang barangnya dan memutuskan untuk pulang. Wanita hamil itu pun bahkan tidak peduli pada rekannya yang kebingungan dan bertanya padanya apa yang terjadi.
"Jeongie..." lirih Sana meremat kuat kemeja suaminya.
"Ya Sayang?"
"Ak-aku..."
"Ya, kau kenapa Sana? Demi Tuhan, tolong jangan membuatku ketakutan seperti ini."
Sana menggeleng, tentu dia tidak boleh jujur kepada Jeongyeon. Apa yang akan terjadi bila dia bilang kepada suaminya bila ada bos gila yang sudah berani menyentuhnya juga melecehkannya dengan kasar seperti tadi.
Tidak tidak, mendapatkan suami sebaik dan sepengertian Jeongyeon adalah suatu keberuntungan untuk Sana. Dirinya tidak mau bila pernikahannya yang masih belum ada satu tahun ini hancur bila Jeongyeon tahu semua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION - satzu (END)
Fiksi PenggemarAku sudah menandaimu. Kau milikku, selamanya harus menjadi milikku Satzu × Jeongsa mature content🔞 fanfiction