🌻 Bagian 9

2.3K 207 6
                                    

Selamat membaca teman :)
.
.
.
Tandai jika ada typo ya >_<
.
.
.
Koreksinya juga boleh 😉👍
.
.
.

Suara derapan langkah kaki dengan tempo cepat memecah sunyi di jalan kecil yang terletak di pinggir kota.

"Ayo! Maju terus!"

Suara pria yang memakai setelan lapangannya menyeruak pada gerombolan orang di belakangnya.

Gerombolan dengan senjata laras panjang yang tersampir di pundak berhenti pada sebuah rumah bertingkat yang sudah tua.

Pagar yang sudah berkarat, perkarangan yang di tumbuhi rumput liar, atap yang sebagian di tutupi oleh lumut dan akar-akar menjalar di tembok luar rumah itu.

Pertanda bahwa rumah ini sudah lama tidak di huni.

"Disini kah tujuan kita, Joo?"

Pria itu bertanya dengan setelan hitam dengan rompi yang melekat pada tubuh atletisnya, meskipun sudah menginjak 40 tahun. Di dada sebelah kiri terdapat lambang organisasi yang di pimpin nya, sedangkan di kanan terdapat pin perak yang tampak berkilau di bawah sinar bulan. Tak lupa, sebuah pistol logam di saku samping celana.

Seorang yang di panggil 'Joo' mengangguk mantap, "Benar Cap, saya yakin"

"Baik, bersiap di posisi masing-masing"

Anggota di belakang pun dengan sigap bergerak sesuai arahan dari atasan mereka. Kecuali Joo yang masih berdiri tegap di sampingnya.

"Kita langsung melakukan penyergapan, tangkap yang terlihat dan kantongi barang bukti yang ada" jelas pria itu lewat earphone di telinga yang langsung tersambung ke seluruh anggotanya.

"Formasi 1, arah utara" perkataannya terhenti sejenak, "Maju!!"

Anggota langsung bergerak seusai suara itu selesai, melaksanakan tugas masing-masing.

Cepat dan tangkas.

Mereka langsung merangsek masuk pintu dan jendela dengan senyap, melihat sekitar sambil menodongkan senjata mereka.

"Lapor, kami menemukan pintu rahasia di sebelah barat rumah"

Pria paruh baya yang mendengar itupun lantas segera memberi perintah, "Eksekusi!"

"Baik cap!"

Sementara anggota yang lain melaksanakan tugasnya, pria yang ada di luar justru mengamati suasana dirumah itu.

"Joo, kau sudah mengambil dokumentasinya?"

"Sudah, siap cap!"

"Baik, kita ak---"

Boommm

Perkataannya terputus kala mendengar ledakan dari dalam rumah, refleks kedua orang itu menoleh pada rumah yang sudah berasap.

"Lapor cap! Target melarikan diri saat kami menerobos masuk, ia mengggunakan bom asap tingkat 3"

Suara itu melintas di telinganya, pria itu pun menghela nafas, "Bagaimana keadaan di dalam?"

"Sebagian anggota mengalami luka ringan, dan sandra yang terperangkap berlarian dan di bawa pergi oleh target"

Mendengar itu, ia merutuki target mereka kali ini, ia terlalu meremehkannya, tidak menyangka bahwa ia akan sangat siaga untuk penyergapan ini.

Suddenly Become a BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang