🌻 Bagian 18

742 84 1
                                    

Selamat membaca guys ( ^▽^)
.
.
.
Tandai jika ada typo ya >_<
.
.
.
Sarannya juga boleh 😉👍
.
.
.

Zeyran berjalan santai dengan tas tersampir di pundak kirinya. Mata pemuda itu melihat sekitarnya yang di penuhi oleh siswa siswi.

Wajar saja, bel waktu pulang sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Masih ada beberapa siswa yang tinggal di sekolah untuk kegiatan eksul atau menghabiskan waktu sedikit lebih lama karena malas pulang ke rumah.

Saat tiba di gerbang utama, Zeyran menyipitkan mata dengan satu tangan berada di atas alis guna menghalang sinar matahari.

Cuaca hari ini sangat cerah. Tapi panas.

Karena itulah Zeyran memutuskan untuk berteduh di halte bus yang berada tidak jauh dari sekolah. Menduduki bokongnya di kursi besi panjang dan berdiam diri menunggu jemputan datang.

Hari ini Zeyran memang tidak membawa kendaraan, dengan alasan malas. Alhasil, pagi tadi, pemuda itu berangkat diantar Mang Jaja.

Setelah bel pulang, Rian memberi tahu nya bahwa hari ini adalah jadwal eksul olimpiade kimia dan Fauqi langsung pulang karena harus menjaga adik nya.

Sedang sibuk memandang langit biru tanpa awan di atas sana, ia di kejutkan dengan sepasang tangan yang memeluk kaki nya. Begitu menunduk, Zeyran mendapati Arsha yang tengah memberikan cengiran lucu padanya.

Segera sang abang membawa Arsha ke dalam gendongan, "Kenapa kesini, hm?"

"Ehehe, Asa mau jemput abang."

"Aduh, maaf den. Tadi mamang udah larang dek Arsha untuk pergi, tapi untungnya nyonya udah kasih izin tadi."

Ucapan dari pria sekitaran umur 40-an itu membuat Zeyran mengangguk dan tersenyum.

"Iyaa mang, nggak papa."

"Tapi pasti ada maksud lain kan? Kenapa coba mau keluar? Pasti mau beli jeli ya?"

Pertanyaan itu membuat sang adik sedikit melengkungkan bibirnya.

"Kok abang tau?"

"Iyaa lah, abangnya Arsha gitu loh." Zeyran mengatakan itu sambil menjawil hidung bangir sang adik.

"Kerjaan kamu di rumah setiap hari ngemil itu dek, liat aja sampah bungkusnya di rumah."

"Tapi jeli nya enak abang."

Zeyran tersenyum gemas melihat Arsha yang sudah mulai membalas perkataannya.

"Sebelum pulang, mampir ke supermarket dulu yaa mang."

"Baik den, siap."

Mobil hitam bermerek itu mulai melaju meninggalkan area sekolah dan juga seseorang yang sedari tadi memperhatikan interaksi antara Zeyran dan Arsha di balik pohon seberang sana.

Bibirnya membentuk seringai lebar.

"Ketemu~."

_________■□■_________

"Blum blum."

Kata itu keluar dari mulut mungil seorang bocah laki-laki yang tengah menaiki sepeda roda tiga dengan gaya ala pembalap profesional.

Dibelakangnya terdapat teman sebaya nya yang juga mengendarai sepeda merahnya, asik menatap sekitar dengan pandangan cengo.

Eh awas jatoh. 🤭

Dua pemuda yang menaiki sepeda gunung dan satu lagi dengan sepeda keranjang turut mengawasi mereka berdua.

Akhir pekan ini, Rian mengajak Zeyran dan Fauqi untuk jalan pagi dengan menaiki sepeda. Termasuk untuk adik-adik mereka.

Suddenly Become a BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang