Yumna sengaja menyibukkan diri dengan menata botol-botol parfum milik Hanan. Mulai dari Hugo boss bottled, calvin klein dan platinum egoiste juga ada beberapa varian parfum import lainnya di atas meja rias ruang wardrobe mereka.
"Yang botolnya kosong dibuang aja boleh, Kak?" tanya Yumna pada Hanan yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Hmm," Hanan ber-hem datar.
"Hm itu maksudnya boleh atau nggak?" Yumna melirik wajah suaminya, menanti jawaban.
"Terserah kamu saja," ucap Hanan dingin.
"Ya udah. Aku kasih ke pemulung yang biasa lewat di depan rumah kita, ya,"
Sejak Yumna keguguran, ia lebih sering menghabiskan waktu di rumah. Mulai dari memasak, mengubah tata letak perabot, berkebun sambil menunggu Hanan pulang kerja. Hanya saat meeting urgent baru Yumna dijemput Rafka atau kliennya menuju lokasi.
"Buang saja." sahut Hanan pelan.
Tanpa fikir panjang, Yumna langsung menumpuk seluruh botol kosong beserta wadah makeup yang sudah tidak terpakai ke dalam satu kotak. Baru saja hendak membawa kotak itu ke luar kamar, Hanan menghentikan langkahnya.
"Sebentar Yum!"
"Ada apa lagi, Kak?"
"Botol parfum Irish Tweed ada gak?"
"Ada deh kayaknya tadi. Tapi paling bawah, udah kosong juga kak," sahut Yumna sambil mengintip isi kotak di tangannya.
"Bawa sini kotaknya!"
Dahi Yumna berkerut sepanjang Hanan mengacak-ngacak botol kosong dalam kotak yang masih dipegangnya.
"Kenapa diambil lagi kak?"
"Ini jangan dibuang." Cegah Hanan meraih botol kosong yang satu itu.
"Buat apa?" Nada tanya Yumna didukung raut wajahnya yang menampakkan kebingungan.
"Kenang-kenangan," sahut Hanan agak ramah.
Sekali lagi Yumna mengerutkan dahi hingga alisnya nyaris bertautan. Sambil mengedik bahu, ia kembali melangkah ke luar untuk membuang semua sampah yang sudah dikumpulkan.
Yumna hampir saja terkekeh mendapati alasan Hanan yang tidak masuk akal tadi. 'Cowok cool ternyata bisa juga nyimpan kenangan,' gumamnya dalam hati. Setelah kembali mencerna, Yumna sadar, lupa bertanya pada Hanan soal kenangan yang dimaksud pada botol parfum kosong tersebut.
Yang Yumna rasakan akhir-akhir ini suaminya berubah menjadi ramah dan sedikit lembut. Sudah jarang membentak dan memaksanya urusan ranjang. Meski sikapnya masih sedingin dulu.
"Hari ini kak Hanan kerja?"
"Tidak. Aku mau lanjut kuliah kedokteran. Setelah ngulang KOAS baru nanti bisa lanjut ngambil spesialis." Hanan menjawab tanpa ragu.
"Oh, ya? bagus dong. Mama, Papa sama teh Ai pasti senang,"
"Jangan ikut bangga dulu. Takutnya aku yang tidak betah ngulang koas lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Toxic
Literatura FemininaYumna dan Hanan sebetulnya sudah dinikahkan sejak sama-sama belum selesai kuliah. pernikahan tanpa mempelai wanita yang masih menempuh study di Australi saat itu terpaksa dilangsungkan demi lancarnya kerja sama sebuah proyek antara kedua pihak kelua...