"Mau jemput Yumna, Bro?" Gino menyapa sok akrab.
Hanan yang sejak tadi menunggu di depan ruang kerja istrinya langsung menoleh ke arah Gino. Matanya menyipit setelah menjawab pertanyaan Gino dengan anggukan.
"Lo Gino teman sekelas Yumna dulu 'kan?" tunjuk Hanan menyungging senyum akrab.
"Iya... loh, Bro. Yang lo hukum manjat pohon kelapa waktu MOS bareng Yumna, pemilihan anak kelas IPA. Jahara banget lo jadi kakak kelas, Bro," Gino menghiba dengan lambaian tangannya yg lentik.
"Sorry, sorry. Waktu itu gue hanya menjalankan tugas," kekeh Hanan meninju pelan lengan Gino.
"Gue kagak masalah, sih, Bro... yang kasihan para ciwi-ciwi itu, kelihatan warna dalam roknya. Mana mereka sampai jatuh berulang kali, lagi," gestur Gino membuat Hanan tertawa lebar.
"Eh, bini gue mana? Sudah sukses belum, eventnya?" Hanan bertanya dengan mata celingak-celinguk tertuju ke dalam ruangan.
"Ditunda eventnya sampai besok, loh. Yumna udah pulang duluan tadi. Emang lo gak ngubungin dia, Bro?"
Hanan mengerutkan dahi sembari meraih ponsel dari sakunya.
"SUdah nge chat, tapi belum dibalas," ujar Hanan mengusap anak rambutnya ke belakang dengan tangan kiri dan tangan kanannya yang menekan tombol panggil ke nomor Yumna.
Sementara yang ditelepon malah asyik nonton bioskop bersama Rafka yang mendadak sehat saat kedatangan tamu istimewanya.
"Kamu gak dimarahin kak Hanan, Yum. Ke bioskop bareng aku?"
"Ya nggak lah Raf. Nanti aku telpon dia balik. Aman... kamu tenang aja." Yumna menekan tombol reject pada panggilan Hanan yang tertera di ponselnya.
Di kantor konveksi, Hanan masih menunggu hingga jelang maghrib. Tidak satupun chatting dan panggilannya yang direspons.
"Udahlah bro... lo pulang aja. Siapa tau Yumna udah sampai rumah,"
"Belum ada di rumah. Barusan gue tanya Bibik katanya belum pulang sejak pagi," Hanan mulai kesal menunggu.
Akhirnya laki-laki berjas rapi itu memutuskan untuk pulang tanpa Yumna. Sementara Gino diam-diam mengirim pesan pada Yumna.
(Eh, Nona.. dimana aja lo putri cinderella? Kasihan nih pangeran lo nungguin dari habis ashar sampai maghrib. Gue mau jelasin lo ke rumah mertua, takut salah omong.) Emot meringis. Kemudian Gino menekan tombol send.
"Yaelah... read doang, kagak niat balas nih Yumna, Cin." gerutu Gino menendang panel pintu.
"Ada apa?" Hanan bertanya bingung.
"Hehe. No problem bro..." jawab Gino santai.
"Yaudah, gue pulang sekarang. Makasih, ya, Man," seru Hanan menempelkan tinjunya pada tinju Gino.
"Sama-sama..." kekeh Gino garuk-garuk kepala. 'Say... dia manggil Gue, Men. Langka banget orang yang mengakui kejantanan Gue,' ujar Gino sambil nyengir sendiri setelah Hanan berlalu.
***
Dari jendela kamarnya Hanan mengintip kedatangan Yumna yang baru turun dari mobil Rafka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Toxic
Literatura FemininaYumna dan Hanan sebetulnya sudah dinikahkan sejak sama-sama belum selesai kuliah. pernikahan tanpa mempelai wanita yang masih menempuh study di Australi saat itu terpaksa dilangsungkan demi lancarnya kerja sama sebuah proyek antara kedua pihak kelua...