Jangan lupa vote dan komen.
Selamat membaca
•••
Cring!
Bunyi pintu mengalihkan atensi keza, keza yang tadinya sedang melap meja langsung berdiri tegap kearah pintu sebari mengucapkan, "selamat datang." Dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya.
"Huh?" Sekarang mimik wajah keza menampilkan ekspresi tanda tanya meresa familiar saat orang yang masuk ke cafe tadi mendekat kearahnya
"Anda tuan...." keza terlihat berpikir, agra menahan senyumnya di karenakan sosok di depannya sangat lucu. "Agra." Sahutnya.
"Iya, tuan agra." Mata keza berbinar senang seperti anak kecil yang baru menegtahui kata baru. Lagi lagi agra hanya bisa menahan senyumnya.
"Selamat siang tuan agra." Sapa ulang keza dengan ramah.
"Siang juga." Balas agra.
"Jika ada yang ingin anda pesan silahkan kekasir." Ujar keza dengan nada bersahabat. Agra hanya tertawa tanpa suara sebari berjalan kekasir.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu." Ucap sang kasir, nayla.
"Strawberry latte sama Strawberry cheesecake satu." Agra memesan dengan wajah dan suara yang datar, membuat nayla tersenyum kikuk sungguh berbeda ketika berbicara dengan keza.
"B-baik." Nayla hanya tersenyum merasa tertekan dengan hawa yang dikeluarkan agra.
"Mohon ditunggu pesannya akan kami antar ke meja anda, terima kasih."
"Saya ingin keza yang mengantarkannya." Agra berujar tiba tiba.
"Ya? Maaf? Apa yang anda bilang tadi?"
"Saya ingin keza yang mengantarkannya!" Ulang agra penuh penekanan disetiap katanya.
Nayla kembali tersenyum kikuk. "Baik keza akan mengantarkan pesanan anda." Agra pun berbalik, dan mengambil tempat duduk di samping jendela.
Sang kasir langsung mengantarkan pesanan tadi ke sang koki, dan setelah jadi ia pun memanggil keza. "Keza!"
Keza yang sedang mengepel lantai dapur langsung menoleh kearah nayla. "Kenapa ka?" Tanya nya.
"Antarkan pesanan ini ke meja itu." Ujar nayla sebari menunjuk ke arah agra. Keza hanya menganguk dan segera mengantarkan pesanan agra.
"Selamat menikmati." Agra yang awalnya sibuk dengan ponselnya langsung meletakan benda pipih tersebut ke atas meja, dan membalas senyuman keza tidak kalah ramah.
"Bisakah kamu temani saya?" Tanya agra.
"Ya?" Kaget keza. "Em..." bola mata keza melirik ke arah kanan dan kiri terlihat seperti mencari alasan agar dapat menolak permintaan agra.
"Hanya sebentar, saya ingin membalas kebaikan kamu waktu itu."
Keza terdiam sebentar. "Saya minta izin dulu." Ujar keza sambil menunjuk nayla.
"Hmm" setelah mendapatkan persetujuan dari agra, keza mendekat ke arah nayla.
"Ka. Aku istirahat sebentar ga papa?" Tanya keza.
"Iya, ga papa." Balas nayla. Keza tersenyum. "Makasih ka!"
"Sudah?" Agra bertanya ketika kaza duduk di sebrangnya.
"Iya."
Agra memberikan strawberry latte dan strawberry cheesecake yang tadi di pesanya. "Untukmu." Ujarnya di sambut dengan wajah bingung dari keza.
"Saya ga suka strawberry." Jelas agra, yang tambah membuat keza mengerutkan keningnya.
"Kenapa anda memesanya kalo ga suka strawberry?"
"Saya memesanya untuk kamu." Jawab agra.
"Maaf, tapi saya juga ga suka strawberry." Jujur keza.
"Yaudah ga usah di makan" jawab agra enteng. "Pesan apa yang kamu suka." Lanjutnya.
"Ga usah. Saya ga lapar atau haus." Tolak keza dengan halus.
"Saya ga suka penolakan." Walaupun senyum terpapar indah diwajah tampannya, tapi kalimat itu terdengar mutlak, tidak ingin di bantah.
"Apa perlu saya pesankan semua menu yang tidak ada kandungan strawberry didalamnya?" Sambung agra. Keza tersenyum kaku, merasa atmosfer disekitar agra tidak mengenakan.
Keza pun segera memesan menghindari terjadinya pertengkaran. "Ka! Aku mau chocolate mint satu!" Di karenakan cafe sedang sepi, suara keza terdengar sampai ke kasir.
Nayla memberikan gestur tubuh bahwa dia mendengar ucapan keza. Dan agra tersenyum penuh kemenangan karena keza menuruti ucapanya. Tidak begitu sulit membuat gadis itu menuruti ucapanya. Pikir agra.
"Apa yang ingin anda katakan?" Keza lebih dulu membuka pembicaraan.
"Ada sesuatu yang kamu inginkan?" Tanya agra tiba tiba.
"Ya?" Bingung keza.
"Karena kamu sudah menolong saya, jadi saya rasa kamu pantas mendapatkan sesuatu dari saya." Jelas agra.
"Tidak usah-" Tolak keza.
"Saya menolong anda karena saya ingin bukan karena meminta imbalan dari anda." Lanjutnya.
"Satu saja! Katakan apa yang kamu inginkan akan saya kabulkan apapun itu!" Bujuk agra.
Keza terdiam. "Saya tidak menginginkan apapun." Keza berujar pelan.
Agra menyandarkan punggungnya ke kursi serya menghela napas pelan. "Kalo kamu menginginkan sesuatu dari saya katakan saja, ini kartu nama saya." Keza mengambil kartu nama yang di sodorkan oleh agra.
'Agra Keenan Fernandes.' Batin keza mengeja nama agra.
***
Sore pun tiba, cafe telah tutup. Keza sedang merapikan meja meja yang berantakan.
"Ehem" keza menoleh ketika nayla mendekat
"Siapa tadi tuh. Pacar kamu?" Tanya nayla sambil menggerak gerakan alisnya berniat menggoda keza. Dahi keza mengerut. "Pacar? Siapa?" Bingung nya.
"Itu, tuan agra. Pinter juga kamu nyari pacar, sekali punya malah dapat salah satu dari anak keluarga Fernandes, keluarga terkaya di Indonesia." Ucap nayla.
"Hah? Keluarga terkaya?!" Heboh keza.
Nayla menatap keza binggung. "Kamu ga tau asal muasal keluarga pacarmu? Tuan agra ga ada cerita ke kamu?!" Tanya nya.
"Tuan agra bukan pacar aku." Sanggah keza.
"Lah, terus tadi itu apa?"
"Nanti di jalan pulang aku ceritain. Aku mau ngerjain ini dulu biar cepat selesai." Ucap keza lalau fokus dengan pekerjaannya.
Dari camelia...
Semoga kalian terhibur dengan cerita ini. Maaf kalo ada beberapa kata typo yang bertebaran. Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Agra Keenan Fernandes
General FictionON HOLD!!! Ketemu dengan Agra Keenan Fernandes adalah hal yang paling sial dari semua kutukan yang ia dapat. Keza magenta, gadis berusia 20 tahun yang harus bertahan hidup di kota yang keras. Bundanya meninggal di saat melahirkanya dan ayahnya menin...