Jangan lupa vote dan komen.
Selamat membaca.
•••
Keza sekarang berada di sebuah Cafe, dengan secangkir kopi hangat di depannya disertai dengan alunan rintik hujan di luar sana lalu bersama suasana yang cukup dingin membuat keza merasa tenang, dari semua masalah yang terjadi kepadanya akhir akhir ini.
Mulai dari keza yang berhenti bekerja dengan tentunya itu bukan keinginan dari keza melainkan agra yang melakukannya karena khawatir jika nanti keza akan sakit lagi karena bekerja, lalu agra yang benar benar mencek keadaanya setiap hari, mengirimkan keza makanan setiap hari, serta memberikan keza bermacam macam hadiah entah apa lah isinya keza tidak tahu karena dia hanya membiarkan saja tanpa berniat membukanya.
Ting!
Bunyi notifikasi dari handphone keza membuat suasana tenang tadi sedikit pecah, keza melirik kearah handphone nya terdapat notifikasi dari agra yang memang akhir akhir ini sering meneronya.
Orang gila
| keza, kamu sudah makan?
| kamu ingin sesuatu keza?
ReadSebenarnya hanya pesan singkat yang dikirim secara rutin oleh agra tapi berhasil membuat keza tidak nyaman. Keza berusaha mengabaikan pesan dari agra dan melihat ke sekelilingnya, Cafe ini adalah tempat dia bekerja dulu, Cafe milik arjuna. Hanya saja kasir beserta baristanya bukan lagi nayla dan candra.
Tujuan keza ke sini sebenarnya untuk bertemu dengan mereka karena sudah beberapa bulan putus kontak namun sayang mereka tidak ada di sini.
Sedang asik nostalgia dengan sedikit lamunan sebari mengingat ngingat masa lalu tiba tiba ada seseorang yang memanggilnya.
"Keza, keza kan?" Serunya dengan semangat.
"Kak nayla?" Dengan segera keza menyambut nayla dengan pelukan hangat.
"Ya ampun keza, lama banget kita gak bertemu. Gimana kamu baik kan?" Tanya nayla memulai percakapan sesudah pelukan hangat dari mereka berdua lepas.
"Lumayan kok, kak. Kakak gimana baik juga? Kenapa udah gak kerja lagi di Cafe?" Tanya keza.
"Syukur kakak baik. Iya kakak gak kerja lagi di Cafe mau fokus sama kuliah candra juga sama. Terus Cafe jadi sepi setelah gak ada kamu.Tapi kamu beneran baik baik aja, kamu sekarang kerja di mana?" Nayla kembali bertanya mengingat keza sudah tidak lagi bekerja bersamanya.
"Tadinya aku kerja di club kak, tapi sekarang udah enggak. Aku bisa di bilang lagi nganggur." Jujur keza seadanya.
Nayla yang terkejut dengan ke jujuran keza kembali bertanya. "Terus biaya kamu sehari hari gimana?"
Keza terdiam sejenak kemudian berkata. "Tuan agra yang nanggung semuanya." Ragu keza. Dan keza dapat merasakan raut wajah nayla yang terlihat janggal menurut keza.
"Oh, langgeng terus ya kamu sama tuan agra."
"Kenapa kak?" Tanya keza yang mulai penasaran akan raut wajah nayla. "Kakak engga papa kan?"
Dari sudut pandang keza, nayla seperti ingin mengatakan sesuatu akan tetapi terlalu bimbang untuk mengucapkan.
"Kamu, baik baik aja kan sama tuan agra? Maksudnya tuan agra gak kasar sama kamu atau apa kan?" Melihat keza yang terdiam membuat nayla tidak nyaman padahal dia sudah berusaha memilih kata sebaik mungkin.
"Kalo ada masalah cerita aja ke kakak, pasti kakak dengerin kok. Sama kalo kakak mampu kakak bakalan bantu."
Keza tersenyum mendengar ucapan dari nayla. "Tuan agra kenapa kak?" Keza sudah sadar jika ada yang membuat nayla merasa ragu ketika mengetahui dia masih berhubungan dengan agra.
Nayla menghela nafas karena tidak bisa lagi mengelak. "Kamu ingat ketika kamu di pecat oleh arjuna-"
"Tuan agra yang minta kan?" Potong keza.
Nayla tersenyum kecil keza sudah tau ternyata. "Dilihat dari respon kamu kayanya itu gak cuman terjadi sekali aja ya?" Tebak nayla.
"Kakak tadi bilang aku boleh cerita apa aja kan?"
Nayla dengan cepat mengaguk, menyetujui perkataan keza. "Iya cerita aja kakak siap mendengarkan cerita kamu."
Senyum keza mengembang cerah, dari saat keza kehilangan semua anggota keluarganya hanya nayla yang tidak meninggalkannya padahal mereka tidak punya hubungan darah, hanya nayla yang mau menampung semua Keluh kesah keza.
Perlahan keza menceritakan semua kejadian gila yang terjadi di hidupnya, berbagai ekspresi ditunjukkan oleh nayla yang fokus mendengarkan cerita keza hingga selesai.
"Dia segila itu?!" Heboh nayla.
"Kayaknya lebih gila dari itu." Sahut keza.
"Gila." Suara nayla bagaikan tercekat di tenggorokan saking bingungnya harus mengatakan apa.
"Terus aku harus gimana kak?" Bingung keza.
"Menurut aku dari yang dengan cerita kamu, kayaknya kamu terima aja tawaranya, mungkin tuan agra hanya buruk ke orang lain tapi ke kamu. Apa lagi kalo kamu nikah sama dia hidup kamu akan terjamin kamu gak perlu kerja dan gak bakalan kesusahan lagi." Kata nayla.
Sedetik kemudian dia berkata. "Ini menurut yang aku dengar dari cerita kamu. Karena yang tau pasti itu kamu jadi saran aku ini cuma pertimbangan aja buat kamu."
"Dan satu lagi yang paling penting emang ada cara buat kamu bisa lari dari tuan agra?"
***
Pertanyaan nayla di Cafe tadi membuat keza kepikiran, benar memang ada cara buat keza lari dari agra? Sepertinya tidak ada. Mengingat agra yang memiliki koneksi serta kekuasaan yang luar biasa lalu keza yang hanya sebatang kara bahkan kerja aja susah gimana bisa melawan agra. Sungguh sebuah kemustahilan besar bagi keza untuk keluar dari cengkraman agra begitu saja.
Berusaha memikirkan jalan keluar lain namun nihil tidak ada semua jalanya buntu. Sebenarnya keza udah dapat dua cara.
Menikah atau mati.
Hanya itu, dan mati pun dengan cara bunuh diri. Andai dulu ayah keza tidak mengatakan jika bunuh diri itu adalah dosa besar mungkin saat ayahnya meninggal keza sudah bunuh diri hari itu juga agar dapat berkumpul dengan orang tuanya.
Keza menghela napasnya berat, matanya berlinang air mata dadanya pun sudah sangat sesak. Tuhan biskah keza pergi dari dunia ini hari ini saja keza sudah lelah.
Keza meringkuk pelan di atas kasur lalu menutupi wajahnya dalam selimut kemudian menangis dengan suara kecil.
Sampai akhirnya dia mendengar pintu apartemennya terbuka, dengan cepat keza menghapus air matanya kemudian pura pura tertidur.
"Keza." Panggil halus agra.
"Kamu tidur?"
"Maaf, saya baru datang. Bangun dulu sebentar ya kamu pasti belum makan malam." Dengan lembut agra membangunkan keza.
Kemudian keza mengambil posisi duduk namun menunduk, agra yang melihatnya segera berjalan kearah meja makan, membuka makanan yang tadi dibelinya dan memindahkan ke tempat makan.
Agra kembali mendekati keza sambil membawa makanan tadi dengan tangan yang bersiap untuk menyuapi keza.
"Keza aaa." Kata agra meminta keza untuk membuka mulutnya.
Keza mendongakkan kepalanya melihat ke arah agra, di saat itu lah agra dapat dengan jelas melihat wajah keza yang kacau dengan mata dan hidung yang memerah. "Keza kamu menangis?!"
Dengan cepat agra meletakkan nampan berisikan makanan keza di meja samping tempat tidur, kemudian memegang kedua pipi keza agar dapat melihatnya dengan jelas.
"Tuan agra!" Panggil keza dengan suara parau.
"Ya, kenapa keza? Sakit atau mimpi buruk?" Tanya agra cemas. Tangannya mencoba untuk merasakan apakah keza demam apa tidak.
"Untuk tawaran anda, saya menerimanya."
Dari Camelia...
Chapter ini kaya agak kosong tapi aku bingung bagian mananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agra Keenan Fernandes
General FictionON HOLD!!! Ketemu dengan Agra Keenan Fernandes adalah hal yang paling sial dari semua kutukan yang ia dapat. Keza magenta, gadis berusia 20 tahun yang harus bertahan hidup di kota yang keras. Bundanya meninggal di saat melahirkanya dan ayahnya menin...