7. Masalah.

119 11 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca.

•••

Keza tau, kalo dia akhir akhir ini banyak mengeluh, dan mungkin hal itu juga membuat tuhan kesal sama keza. Makannya sekarang keza di beri ujian lagi sama tuhan, tapi ga papa kali ini keza akan menerimanya dengan lapang dada dan ga akan mengeluh lagi sama tuhan.

Gimana tidak pull senyum dengan terpaksa, udah kerjaan di tempat ajep ajep, dia awasin terus sama cowok sinting lagi. Kalo ga orangnya ya, ajudanya.

Ingin marah marah dan mengusir secara paksa nanti keza yang bakalan di tendang dan di usir oleh boss, karena berlaku tidak pantas kepada tamu VIP nya.

Dan lagi karena kejadian di hari pertamanya bekerja, keza hampir di pecat. Beruntung agra mengatakan hal tersebut bukanlah masalah besar sampai keza harus di pecat. Alhasil keza hanya mendapatkan peringatan dari sang atasan untuk tidak pernah berlaku kasar lagi kepada agra.

"Kenapa dari tadi melirik tuan agra terus?" Tanya azka yang sadar jika keza sesekali melemparkan pandanganya kearah agra yang sedang minum.

"Dia mau mati ya?" Tutur keza. Yang berhasil membuat azka tertawa mendengarnya.

Azka juga tidak bisa mengelak dengan penuturan keza jika melihat kondisi agra yang seperti orang gila sekarang.

"Mungkin beliau lagi stres karena ada masalah terus di lampiaskan ke minuman." Sahut azka.

"Yang stres sih stres tapi kalo udah ngabisin lima botol alkohol terus tambah lagi satu botol itu mau mati namanya." Ujar keza, yang lagi lagi hanya di sambut tawaan dari azka.

Sementara itu di tempat agra berada. Liam menatap datar bosnya yang meneguk alkohol dengan kasar dan penuh emosi. "DAVIN SIALAN!" Teriak agra kemudian terendam oleh suara musik di sekitarnya.

"Huh." Sambil meneguk minumanya dengan agresif agra menghela nafas berat.

Lagi lagi liam hanya menatap bossnya dengan diam. Yaiyalah kalo di tegur yang ada nanti liam kena semprot dari agra, lebih baik liam nyari aman aja.

Dengan mata sayu agra menatap liam dan bertanya. "Sedang apa keza sekarang?"

"Hanya melakukan pekerjaannya lalu sesekali melirik ke arah anda." Jawab liam seadanya.

Senyum di wajah agra merkah seketika mendengar penuturan dari liam. "Keza manisku~ keza miliku~ kekasihku~ keza sayangku~" senandung agra meracau tidak jelas bagaikan orang yang sangat di mabukan oleh cinta.

Liam menatap bossnya miris. Sudah stres tambah mabuk cinta sama dengan hampir gila pikir liam. Yaudah lah cukup liam dan tuhan saja yang tau isi pikiran liam pasalnya kalo agra juga tau yang ada malah jadi pengangguran nanti liam.

"DASAR PEREMPUAN SIALAN!" Bukan cuma agra dan liam yang sontak menoleh ke sumber suara sakan tetapi seluruh orang yang ada di club juga mengarahkan pandangan mereka ke sana.

"KAMU PIKIR KAMU SEHEBAT APA?!" Bentaknya lagi.

"KAMU HANYA PEGAWAI BIASA BERANI SEKALI MENOLAK SAYA!" Sambil mencengkram tangan keza dia terus berteriak dan meracau tidak jelas karena mabuk.

'Tua Bangka sialan!' Maki keza dalam hati.

Berawal dari keza yang diminta untuk mengantarkan minuman lalu salah satu pelanggan di meja tersebut tertarik dengan keza hingga menawarkan sejumlah uang untuk bermalam dengannya. Tentu saja hal tersebut di tolak oleh keza lalu berakhir seperti sekarang.

Keza akui tangannya sangat sakit karena di cengkram cukup kuat. "Akan saya bayar berapapun yang kamu mau." Kekehnya pelanggan itu lagi sambil menampilkan kartu yang baru di keluarkan dari kantong kemejanya. Dengan senyum menyebalkan di mata keza.

"Ogah!" Tolak keza lagi kali ini secara menta mentah dan kasar.

Sumpah keza lebih baik makan mie satu bulan dari pada harus menghabiskan malam dengan pria tua pedo di depannya mana ga ganteng lagi pikir keza. Kepalang kesal dengan ke kurang ajaran keza, pria tadi mengangkat tangannya hendak memukul keza.

BUNG!

BUNG!

BUNG!

Pukulan keras melayang secara terus menerus. Tidak, bukan keza yang dipukul melainkan pria tadi yang dipukul oleh agra ketika sadar bahwa keza sedang dalam bahaya. Dengan cepat agra berlari kearah keza dab menerjang pria sialan yang ingin menyentuh miliknya.

BRUK!

Walaupun terjatuh agra tetap memukulnya. "Akh!" Seru yang dipukul. Sambil berusaha untuk menghindari pukulan agra karena dia tau dia tidak akan mampu melawan agra.

Keza hanya terdiam di tempat sambil menyaksikan ke berutalan agra, bingung harus melakukan apa. Keza bahkan dapat melihat liam yang kewalahan menahan tubuh agra agar berhenti melakukan kekerasan.

Agra semakin membabi buta memukulnya. Seperti tidak mempunyai sisi kemanusiaan lagi. "SIALAN!" Maki agra emosi. Liam mau nangis aja karena agra tidak akan menghentikan hal ini dalam waktu singkat, liam juga tau betul bahwa agra tidak hanya emosi dengan kejadian ini melainkan ada masalah lain tapi alangkah mirisnya pria tua ini karena mencari hal disaat bossnya sedang sangat emosi.

Keza semakin panik, agra terlihat semakin gila. Orang orang di sekitarnya tidak ada yang berani untuk memisahkan mereka berdua. Dari pada ada kasus pembunuhan di tempat ia bekerja, keza dengan cepat menuju ke arah agra lalu memeluknya dari belakang. Mungkin ini aneh tp hanya ide bodoh itu yang dapat keza pikirkan.

"Tuan agra, tenang." Ucap keza.

Agra berhenti seola sadar apa yang ia lakukan tersebut adalah hal yang mengerikan jadi dia hentikan, tapi tidak menyesalinya. Agra kemudian berbalik dan membekap tubuh keza. Liam yang melihatnya menjadi tenang, karena bossnya sudah jinak dan tidak buas lagi. 

Sebenarnya agra masih setengah mabuk makanya dia sulit mengontrol emosinya. Dan sialnya lagi tubuhnya bereaksi ketika keza menyentuhnya, lalu entah apa yang di pikirkan oleh agra dengan segera ia mengangkat tubuh keza dan membawanya ke salah satu kamar yang ada di club tersebut.

"YAk!" Teriak keza ketika agra menggendongnya. Seharusnya dari awal keza sadar bahwa ada yang tidak beres dengan agra, ia terus memberontak agar terlepas dari agra, dan tentu saja hal tersebut tidak lah mudah mengingat kekuatan agra cukup kuat.

"LEPASKAN!"

Keza di lempar ke atas kasur begitu saja, perlahan mulai bergerak mundur menghindari agra yang sedang menatapnya intens. Dengan nafas terengah engah, dan pakaian yang tidak lagi rapi membuat keza terlihat seksi di mata agra.

"Damn it!" Gumamnya, benar benar kacau. Keza sangat indah bahkan binar mata yang memancarkan ketakutan akan dirinya itupun sangat di puja oleh agra. Dia benar benar gila.

Perlahan agra mendekati keza, merasakan hal itu keza berusaha mundur walau tau punggungnya sudah menempel dengan Headboard.

Cup

Agra mengecup serta menjilat daun telinga keza kemudian berbisik. "Gorgeous." Bagaikan tersengat aliran listrik tubuh keza merinding mendengarnya.

"Tolong berhenti." Lirik keza sebari berusaha mendorong agra agar menjauh dari dirinya.

Agra tersenyum, lalu menatap ke wajah sang gadis. Keza membalas tatapan agra dengan berani walau pancaran matanya terlihat ketakutan. "Kamu sangat indah keza. Dan saya sangat tergila gila dengan kamu keza magenta."

"Orang gila!" Sumpah keza.

Tawa bahagia terlukis di wajah agra ketika mendengarnya. Dengan cepat gra mencium bibir keza secara kasar, air mata keza mengalir di sela sela ciuman mereka, jika ada cela keza pasti mengatakan berhenti kepada agra serya memberontak.

Seakan tidak perduli dengan permintaan keza, agra tetap melanjutkan apa yang ia inginkan. Perlahan mulai melepaskan pakaian yang di kenakan oleh keza, mengecup setiap inci tubuh keza, bahkan menahan keza ketika berusaha kabur darinya.

"Mine, miliku yang cantik."

Malam itu agra membuat tangisan dan jeritan keza menyatu di dalam ruangan tersebut. Dengan merenggut paksa keperawanan keza.

Dari camelia...

Agak gimana gitu....

Btw selamat malam minggu.

Agra Keenan FernandesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang