8. Sakit.

152 16 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca.

•••

Keza terbangun dari tidurnya, merasakan sakit di seluruh tubuhnya, keza mengambil posisi duduk kemudian menoleh ke sisi tubuhnya yang mendapati agra sedang tertidur pulas sambil memeluk pinggangnya.

Keza tidak lupa, dia mengingat dengan jelas apa yang terjadi kemarin dengan dia dan agra. 'Menyedihkan' kata tersebut paling pantas untuk menggambarkan keadaan keza sekarang.

Seola tidak dapat menahannya lagi, air mata keza mengalir dalam diam dengan sorotan mata yang kosong, cairan bening itu terus mengalir hingga menetes ke tangan agra yang berada di sekeliling pinggang ramping keza.

Perlahan agra terbangun karena merasa terganggu dengan air mata keza. Perlahan agra membuka matanya dan mendapati keza yang sedang menangis.

Tentu hal tersebut membuatnya terkejut, akan tetapi mengingat apa yang di lakukannya tadi malam kepada perempuan di sampingnya ini membuat agra mewajarkan sikap keza yang sekarang sedang menangis.

Dengan gerakan halus agra memeluk keza dari samping, membekapnya dengan lembut dan mengelus rambut keza penuh kasih sayang. Seakan berusaha untuk menenangkan keza yang sedang menangis.

"Anda brengsek." Lirik keza kepada agra.

"Saya tau." Sahut agra.

"Anda brengsek!" Tutur keza sekali lagi.

"Maaf." Tubuh keza bergetar hal tersebut membuat agra semakin membekap keza di dalam pelukannya.

"Anda benar benar sangat brengsek!" Dengan suara yang bergetar karena menahan tangis keza berusaha mengatakannya dengan lantang.

"Saya minta maaf keza." Dalam kalimat yang di lontarkan oleh agra, keza merasakan adanya rasa penyesalan yang terselip di dalam nada suara agra. Akan tetapi kelakuan agra kemarin tidak dapat keza maafkan.

Kali ini keza menangis dengan lebih keras sesekali ia memukul dada agra tanpa tenaga untuk melupakan emosinya. Sementara itu agra hanya menerima semua pukulan keza dan kembali mengelus kepala keza dengan sayang sambil sesekali mengecup pucuk kepalanya.

***

Setelah memenangkan keza yang menangis agra kemudian mengantarkan keza ke apartemennya, agra pulang menuju rumahnya dengan perasaan senang. Munafik kalo agra mengatakan ia menyesal karena kelakuan brengseknya tadi malam, agra bahagia karena sudah merebut keperawanan keza, dia merasa seakan selangkah lebih dekat dengan keza.

'Seharusnya sedikit lagi kan?' Pikir agra yang mengira ngira akan perjuangannya untuk mendapatkan keza.

Agra kemudian memasuki rumahnya dengan senyum yang terlukis indah di wajahnya. Bahagia rasanya.

"Dari mana kamu?" Suara berat dari arah belakang agra menghentikan langkahnya.

Agra berbalik, kemudian menaikkan alisnya bingung. "Kenapa ayah di sini?" Tanya nya.

Deon menatap sang anak datar. "Untuk memantau kelakuan kamu. Kamu pikir ayah tidak tau apa saja yang sudah kamu lakukan?!"

"Ck!" Decaknya. Malas sudah jika pria tua bangka di depannya ini mulai berceramah.

"Lalu?" Tanya agra santai.

"Demi tuhan agra, dari sekian banyaknya perempuan di luar sana kenapa kamu malah terobsesi dengan anak di bawah umur! Dan lagi. Kamu baru aja merebut paksa keperawanan dia karena rasa obses kamu? KAMU GILA?!" Sangat emosi sudah deon dengan semua kelakuan agra.

Agra Keenan FernandesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang