5. Di tolak.

155 26 3
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca.

•••

Keza terdiam sambil menatap langit senja dibangku taman kota. Sialan emang agra sudah membuatnya dipecat arjuna sekarang malah membuat kontark gila yang keza sendiri yakin itu dibuat oleh agra.

Dan hal yang paling sialan lagi yaitu bertemu dengan sekertaris agra. Sebenarnya wajahnya tampan bahkan lebih tampan dari agra tapi tatapannya terlihat seperti punya dendam yang belum terbalaskan kepada keza benar benar mengerikan.

Ya, walau begitu keza harusnya fokus ke tujuan awalnya yaitu mencari pekerjaan baru. Saat pulang dari kantor agra tadi keza sempat menelusuri beberapa tempat namun sayangnya semua toko yang keza lewati tidak membuka lowongan kerja.

Disaat matahari telah tengelam keza bangkit dari tempatnya berjalan pulang ke apartemennya. Membersihkan badan, lalu merebahkan diri  ke kasur empuknya. Berharap besok bisa mendapatkan pekerjaan baru.

Di tempat lain, lebih tepatnya di kantor agra. Agra yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya segera menuju ruangan sekertarisnya.

"Sudah selesai?" Tanya agra kepada liam.

"Tinggal beberapa tempat lagi." Jawab liam.

Kemudian liam menatap agra sambil berucap. "Dari sekian banyak wanita di luar sana, kenapa anda harus menyukai seorang bocah?"

Ketika mendengar ucapan liam spontan agra menatapnya tajam. "Tutup mulutmu liam."

"Apa? Saya benar kan?" Bela liam.

"Dia sudah berusia 20 tahun."

"Baru tahun ini, jadi dia masih tetap bocah."

"Sadar diri liam. Kamu dan keza sepantaran."

"Saya lebih tua tiga bulan dari gadis anda itu." Bela liam lagi.

"Dan anda juga cuma beda satu tahun dari kami." Lanjutnya.

Agra semakin menatap liam tidak suka, kemudian berujar. "Sebenarnya saya ingin memulangkan kamu, tapi karena kamu membuat saya kesal jadi selesaikan pekerjaanmu malam ini juga!"

Sontak mata liam membulat, sial seharusnya tadi dia tidak mengoda agra. "Maaf boss, yang tadi saya hanya-"

"Bercanda?" Mendengar kalimatnya di potong agra membuat liam meneguk ludahnya kasar.

"Selesaikan pekerjaanmu malam ini juga. Jika sampai pekerjaanmu belum selesai dan kamu beranjak pergi dari tempat ini, besok kamu dapat menyaksikan uang gajihmu satu bulan yang di bakar di dalam sini juga.

Yah, di situlah tahap dimana liam hanya bisa tersenyum pasrah, dari pada merelakan gajihnya satu bulan yang akan di bakar agra. "Baik." Lalu fokus ke pekerjaanya lagi agar cepet diselesaikan. Liam tidak ingin berlama lama di dalam kantor tersebut sendirian.

Sementara agra dengan santainya dia keluar dari perusahaannya dan pulang tanpa beban.

Pagi harinya keza dengan semangat mengikat kali sepatunya, lengkap dengan kemeja biru muda yang rapi dan celana bahan hitam serta tas yang isinya berkas berkas untuk melamar perkerjaan.

Dengan percaya diri melangkah keluar apartemen yakin jika dirinya akan mendapatkan pekerjaan hari ini.

Satu persatu toko, cafe, perusahaan di datangi keza. Namun sayang dia di tolak terus menerus, anehnya baru saja menyebut namanya keza sudah di suruh untuk angkat kaki dari sana.

Tidak mau menyerah keza tetap berusaha melamar pekerjaan lagi dan lagi.

Hari pertama, hari kedua, hari ketiga, dan seterusnya. Keza masih belum mendapatkan pekerjaan di tolak di tolak dan di tolak, terus saja seperti itu. Hasilnya sama.

Agra Keenan FernandesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang