11. Kejutan Agra.

83 9 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca.

•••

Seperti yang dikatakan oleh kakeknya kemarin, hari ini agra membawa keza untuk bertemu dengan keluarganya secara terpaksa.

Agra melirik kearah samping dan mendapati keza yang sedang menatap luar jendela dengan tatapan takjub, agra tersenyum melihat keza yang sudah tidak lagi tegang seperti saat mereka ingin berangkat tadi.

Bagi keza yang tidak pernah melihat rumah rumah elit, sungguh ini pemandangan yang luar biasa. Apa lagi hari sekarang sudah gelap, para rumah rumah megah tersebut semakin bertambah cantik dengan lampu yang menyala.

'Indah, sangat indah' Pikir keza.

Tanpa sadar bibir manis keza mengeluarkan kata, "wah" dangan suara kecil, namun agra dapat mendengarnya.

"Kamu ingin rumah seperti itu keza?" Tanya agra.

"Siapa yang tidak ingin tinggal di rumah yang indah seperti itu." Jawab keza atas pertanyaan agra tanpa mengalihkan pandanganya.

Agra kembali tersenyum, bersama dengan keza sepertinya bibirnya sangat betah untuk tersenyum. "Saya bisa memberikan kamu rumah yang lebih megah dan indah dari pada rumah rumah yang ada di sini." Tutur agra.

Kali ini keza mengalihkan pandanganya dan menatap kearah agra yang juga sedang menatap kearahnya. "Perhatikan jalanan!" Perintah keza.

Agra tertawa kecil mendengarnya namun melakukan apa yang di perintahkan oleh keza.  "Jadi rumah seperti apa yang kamu inginkan keza?" Tanya nya.

Keza menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju. "Jangan membuang buang uang anda, lagi pula saya tau jika anda sudah memiliki banyak rumah." Cibir keza.

"Saya tidak memiliki rumah." Keza tentu tidak percaya dengan ucapan agra.

"Pembohong." Tuduh keza.

"Saya tidak berbohong, saya tidak memiliki rumah karena saya masih merasa tidak membutuhkannya. Tapi jika kamu menginginkannya dengan senang hati akan saya kabulkan." Kata agra.

"Di mana anda tinggal?" Tanya keza.

"Hanya di apartemen sama seperti kamu."

"Tapi lebih mewah." Lanjut keza. Agra hanya tersenyum menanggapinya.

Mobil yang agra dan keza tumpangi sudah memasuki kawasan mansion keluarga Fernandes, ketika mereka keluar dari mobil agra bisa melihat keza melongo sebari melihat ke mansion di depannya.

Seharusnya keza tidak perlu kaget mengingat status keluarga agra yang memang dari keluarga konglomerat, namun tidak pernah terpikirkan oleh keza jika rumah keluarga Fernandes bak istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharusnya keza tidak perlu kaget mengingat status keluarga agra yang memang dari keluarga konglomerat, namun tidak pernah terpikirkan oleh keza jika rumah keluarga Fernandes bak istana.

"Keza!" Panggil agra sambil mengulurkan tangannya, keza mengerti Seharusnya keza tidak perlu kaget mengingat status keluarga agra yang memang dari keluarga konglomerat, namun tidak pernah terpikirkan oleh keza jika rumah keluarga Fernandes bak istana.apa yang di inginkan oleh agra kemudian menyambut uluran tangan agra.

Sambil melewati lorong rumah bersama keza terus menatap ke berbagai sudut mansion dengan tatapan terpesona, dengan desain interior klasik namun mewah bukan hanya bagian luarnya saja yang terlihat seperti istana namun bagian dalamnya juga.

"Indah sekali." Gumam keza.

"Ya, mansion keluarga memang sangat indah." Tutur agra. Sepertinya bukan hal buruk mengajak keza ke sini karena calon istrinya itu suka dengan mansion ini, satu satunya hal buruk yang ada di sini hanya memperkenalkan keza kepada keluarganya hanya itu.

Agra dan keza mulai memasuki ruang makan tempat di mana keluarga Fernandes berkumpul. "Ck, lama sekali kamu agra! Dasar anak sombong!" Kesal sang paman saat mendengar suara langkah kaki agra yang mulai mendekat.

Semua anggota keluarga menoleh kearah agra tiga orang di sana ingin sekali melontarkan kalimat kasar kepada agra karena kesal, namun alangkah terkejutnya mereka ketika mendapati seorang wanita asing di samping agra dengan menggunakan pakaian yang senada dengan pakaian agra.

Tanpa memerdulikan tatapan dari keluarga gilanya agra menuntun keza berjalan kearah kakeknya. "Jadi ini calon istri kamu agra?" Tanya juan, semakin membuat orang yang ada di sana tambah terkejut.

"Kamu bakalan menikah agra?" Tanya sang bibi. Walau tidak dibalas agra.

Keza segera menyapa kepala keluarga yang sedang menatapnya. "S-selamat malam tuan Fernandes, nama saya keza magenta." Katanya dengan cukup kaku.

Juan tersenyum. "Tidak perlu kaku keza, panggil saja saya kakek, dan selamat datang ke rumah keluarga Fernandes." Ramah juan.

Agra memutar bola matanya malas. "Sudah kan?"

"Ayo keza kita pergi!" Ajak agra kepada keza.

"Anak tidak sopan!" Unpat sang ayah melihat kelakuan anaknya, kemudian menatap ramah keza sambil menepuk kursi di sebelahnya. "Kesini keza sama ayah saja, jangan dengan orang gila itu!"

"Ck!" Decak agra. Kembali berjalan menuntun keza untuk duduk dapat agra liat david sedang menatapnya sekarang, agra membalas tatapan tersebut dengan tatapan tajam.

"Kenapa malah kamu yang duduk di sini, ayah maunya keza!" Agra menganggap angin lalu kalimat protes ayahnya.

Lalu menarik kursi keza agar semakin merapat dengan kursinya. Makanan pun di hidangan, keza mulai makan dengan pelan jujur dia merasa tidak nyaman apalagi dengan tatapan sepupu agra yang sedari tadi menatapnya.

Agra yang sadar kembali menatap david dengan tatapan tajam. "Berhenti menatap istriku!" Marah agra.

David menatap agra remeh. "Kaliam belum menikah."

"Kami akan menikah." Koreksi agra.

"Kapan kalian menikah?" Tanya juan penasaran.

"Lusa."

"Uhuk!" Deon tersedak mendengar penuturan dari agra, gila sekali anaknya ini.

Bukan hanya seluruh orang di ruangan ini yang kembali terkejut, keza juga sangat terkejut. Di dalam kontrak keza tau jika dia akan segera menikah dengan agra tapi tidak secepat ini.

"Kamu sudah mempersiapkan semuanya?" Tanya sang ayah.

"Sudah. Undangan akan di sebarkan besok."

"Tidak perlu tunangan dulu?" Tawar ayahnya.

"Tidak." Baiklah deon menyerah.

Agra menoleh kearah keza yang menatapnya dengan tetapan terkejut, tangannya terangkat mengusap pucuk kepala keza pelan, lalu berujar. "Kita sebentar lagi akan terikat sayang." Bisik agra.

Lagi keza baru sadar jika agra adalah orang gila.

Dari Camelia...

Judulnya kejutan agra karena semua orang terkejut dengan kelakuan agra ^^

Terima kasih sudah membaca dan mengasih vote ♡

Btw kok aku nulis agak ngelantur ya.

Agra Keenan FernandesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang