Welcome to Clion
|
(Gendra Sankara and Jheanara)Forever I will stay with you
With you, one only youBandung, 2012
H
A
P
P
Y
R E A D I N G
Eps 1
__________________________________
Setiap sudut belahan dunia mempunyai tempat berbeda-beda, begitu pula dengan kisahnya. Kali ini berlatarkan kota Bandung nan permai di temani 9 remaja yang menetap dalam satu atap.
Di ujung kota Bandung, mereka berbaur untuk menciptakan suatu alkisah hidup. Mau tak mau, harus dengan paksa menelan obat yang pahit, begitulah dengan mereka. Mereka yang mempunyai kisah kelam di tampung dengan senang hati oleh Buk Risma, alias pemilik bangunan sedikit tua di Cicalengka, Bandung.
Buk Risma, beliau dikenal baik oleh orang banyak. Dengan kebaikan dan ketulusan hatinya mempu merebut ribuan hati untuk bersimpati padanya, contohnya saja penghuni kost Clion. Ya, nama bangunan tua itu bernama Clion.
Segala suka dan duka ditumpahkan kepada Buk Risma, beliau tak kenal pilih kasih antar sesama. Tentu itu adalah hadiah terindah yang pernah mereka miliki, terutama bagi seorang Ferdinand Moel.
Namun, hadiah itu hanya sementara. Buk Risma pulang ke pangkuan Tuhan 2 tahun yang lalu, karena penyakit kolesterol tinggi.Semuanya terpukul atas kepergian beliau, namun yang paling terpukul ialah Moel. Baru saja ia menemukan kasih sayang seorang ibu, tetapi direnggut kembali untuk kedua kalinya. Tiap-tiap manusia pasti akan mengalami apa artinya kehilangan, baik sementara maupun selamanya.
Mungkin beribu-ribu kata tak cukup untuk menceritakan tiap-tiap pribadi anak Clion, hanya perlu menunggu waktu untuk mengetahui di setiap ceritanya.
Sudahlah, kita mulai saja dari yang pertama.Namanya Gendra Sankara. Dia tidak berperan sebagai sulung di Clion, dia juga tidak berperan sebagai bungsu, namun kesabarannya dalam menengahi masalah cukup diberikan apresiasi. Memang ahli dalam bidang masakan dan bermain piano, namun tidak dengan cara mengungkapkan perasaan.
Gendra juga memiliki kekurangan, tidak semuanya sempurna. Dirinya mengalami penyakit buta warna semenjak kecil, hal ini tak mampu membuatnya melihat dunia secara nyata, hingga ia sering salah dalam memilih warna untuk mewarnai hidupnya.
Laki-laki dengan senyum terindah, mampu membuat hati yang melihatnya tak berkutik, namun tak berguna untuk mencuri hati orang tersayangnya. Perempuan yang ia cintai semenjak dini hingga sudah berkepala dua. Dia adalah Jheanara.Orang tersayang Gendra adalah Jheanara, mengapa tidak kedua orang tuanya? Sudahlah jangan ditanyakan.
Jheanara adalah sosok yang mencolok dalam hidupnya, mungkin berpuluh-puluh tahun tak akan cukup untuk menceritakan sosok perempuan dengan ego tertinggi. Semua yang Jhea rasakan, ia tumpahkan pada sebuah alunan melodi dan alat musik yang damai, yaitu biola. Dirinya tidak mau berbicara sepatah kata apapun tentang yang ia rasakan, cukup hanya dirinya yang tau dengan Tuhan.
Dalam sebuah kelahiran seseorang, terdapat silsilah keluarga. Kali ini berbeda untuk sosok Jhea, ia tak mengetahui siapa saja keluarganya, bahkan untuk nama Ibu dan Ayahnya saja tak tau. Jhea semenjak kecil tinggal di panti asuhan, bahkan ia tiba-tiba saja ditemukan di depan pintu panti asuhan dalam keadaan ada secarik kertas di keranjang bayi bertuliskan nama Jheanara.
KAMU SEDANG MEMBACA
JHEANDRA [On Going]
General FictionTiap manusia, punya warna yang berbeda-beda yang ditorehkan untuk mewarnai dunia fana. Buruk atau Indahnya suatu lukisan tergantung seorang pelukis. Entah warna apa yang akan ia padukan, tetap akan menarik di binar yang tepat. Tak salah bukan, membu...