"Aku kuat, karena permintaan seorang wanita yang jasanya tak terhingga"
-Gendra Sankara
Eps 10
H
A
P
P
Y
R E A D I N G____________________________________
Malam itu, tepat ketika Gendra melihat sosok Amar yang rapuh, menyadarinya bahwa setiap manusia pasti akan kembali ke tempat keabadian. Cepat atau lambat, semuanya akan menutup mata selamanya.
Akan arti kehilangan sangat menyakitkan, berkelahi dengan hati dan pikiran atas keadaan yang memaksa kala itu. Pilihannya hanya dua, ikhlas atau harus memeluk siksaan rindu yang tak juga kunjung datang.
Semua fase dalam hidup ini sangat indah. Kesedihan yang mengajarkan arti apa itu ketegaran, Kebahagiaan yang mengajarkan arti apa itu bersyukur, Gagal yang mengajarkan arti apa itu harus terus mencoba, dan emosional yang mengajarkan arti tentang tak semua manusia kuat akan segala hal.
Bulan kali ini tampak lebih bersinar terang, langit yang gelap tampak lebih cerah, pemandangan kota dari balkon kost dipenuhi lampu-lampu yang indah.
Dua orang pria duduk bersama di dalam satu alas tikar, dengan tatapan netra yang mengarah ke arah berbeda.
"Doraemon itu nyata Nggak, ya? Gue pengen minta pintu balik ke masa lalu," kata Amar yang sedang berandai.
Gendra terkekeh, "Nggak adalah, ya kali, Mar."
"Gitu ya..."
"Iya.."
Menyadari adanya perasaan senasib, Gendra pasti tau bahwa Amar ingin kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan orang-orang tersayangnya, begitu pula dengan Gendra.
Sosok yang membuatnya sekarang masih bertahan adalah mama. Rasanya ingin kembali memeluk tubuh Ibunda yang kini telah berbeda dunia, Gendra rindu dengan senyuman hangatnya.
"Mar," panggil Gendra. Lelaki itu langsung menoleh ke arah subjek yang menyebut namanya, "Motivasi lo mau bertahan sejauh ini apa?" tanyanya.
Amar tertegun dengan pertanyaan itu, hal yang membuatnya bertahan selalu ada bersamanya, "Lo mau tahu?"
"Kalau enggak mah, gue nggak nanya dari tadi, mar." Gendra tampak kesal dengan sikap Amar yang tak langsung menjawab pertanyaan dari orang-orang.
"Kalian semua, anak-anak kost Clion adalah motivasi gue untuk hidup dan bertahan sampai kini." jawab Amar.
"Alasan?"
Amar tersenyum simpul, "Tempat gue pulang, dan semangat kalian untuk tetap hidup buat gue semakin semangat untuk jalani hari, walaupun sudah tidak seindah kemarin."
Ternyata itu, alasan sosok Amar untuk tetap menjalani hidup. Seberat apapun ia menanggung luka, mulutnya akan tertutup rapat untuk tidak bercerita kepada siapapun, hampir sama dengan Jhea.
Rasa sayangnya pada anak-anak Clion tak pernah habis, Amar rela tak memiliki kekasih terlebih dahulu sebelum mereka semua sukses di jalan masing-masing.
Terkadang mereka meledek Amar yang tak juga memiliki pujaan hati, memangnya mau menjadi single sampai tua? itu kata mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
JHEANDRA [On Going]
General FictionTiap manusia, punya warna yang berbeda-beda yang ditorehkan untuk mewarnai dunia fana. Buruk atau Indahnya suatu lukisan tergantung seorang pelukis. Entah warna apa yang akan ia padukan, tetap akan menarik di binar yang tepat. Tak salah bukan, membu...