Satu kalimat yang Zefran lontarkan sukses menggemparkan seluruh penghuni kos dalam waktu singkat.
Bagaimana tidak?
Dua orang yang diketahui hanya sebatas saling kenal rupanya sudah lebih jauh daripada itu. Jika melihat dari perangai Linka, siapa pun tahu gadis itu bukanlah tipe yang mau meminjam sesuatu pada orang lain, terlebih lagi laki-laki. Dan, di balik kebaikan hatinya, nyatanya Zefran takkan semudah itu meminjamkan barang pribadi kepada lawan jenis. Namun pada kenyataanya, Zefran secara sukarela meminjamkan jaket miliknya untuk Linka, dan Linka tak bisa melakukan apa pun selain menerimanya. Jadi, apabila fakta tersebut berhasil menimbulkan keterkejutan bagi yang mendengar, jelas saja itu merupakan hal yang sangat wajar.
Linka sendiri bahkan benar-benar sudah kehilangan kata. Hening panjang yang ditimbulkan telah menjadi bukti nyata kalau masing-masing raga yang berada di sana--kecuali Zefran--tengah dilanda syok hebat. Laki-laki itu sendiri malah tetap tampak begitu tenang seolah ia memang sengaja; seolah ia telah menunggu lama sampai datangnya waktu di mana ia bisa mengatakan hal seperti itu tepat di hadapan semua orang.
Tapi, tunggu dulu ….
Jika mengingat bagaimana sikap Zefran akhir-akhir ini, rasanya tidak mustahil kalau asumsi Linka justru adalah kenyataan yang sesungguhnya.
Namun, jika memang demikian adanya, apakah mungkin Zefran benar-benar ingin secara tersirat memberi tahu pada seluruh penghuni kos bahwa ada sesuatu antara dirinya dengan Linka?
Dan … apakah Linka telah salah dalam menganggap apa yang sering mengganggu pikirannya beberapa hari ini hanyalah sebagai sesuatu yang mustahil terjadi dalam hidupnya?
-
Perayaan kecil usai melalui pekan ujian di pertengahan semester pada akhirnya tetap terlaksana sesuai rencana awal, meskipun Zefran tahu persis semuanya hanya berusaha bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Kecanggungan tetap saja dapat Zefran rasakan, padahal Zefran tak banyak bicara selain menyebutkan bahwa satu jaket yang Jihan bawa dari kamar Linka adalah benar miliknya. Namun, tampaknya para penghuni kos langsung dapat berpikir ke arah yang semestinya.
Setelah acara selesai, jika biasanya akan terus dilanjutkan dengan berbagai macam obrolan dari tiap-tiap orang, kali ini justru satu per satu dari mereka sudah langsung ingin menentukan siapa yang akan membereskan piring serta sampah yang berserakan. Dan tanpa diduga, yang terpilih ialah Linka oleh sebab ia kalah suit. Hal itu pun membuat penghuni yang lain lekas memilih untuk cepat-cepat kembali ke kamar masing-masing dengan meninggalkan Zefran dan Linka berdua saja.
Tentu ini akan jauh lebih canggung daripada sebelumnya. Namun, Zefran cukup percaya diri kalau ia akan mengatasinya dengan baik.
Sebelum Linka memulai kegiatannya untuk beres-beres, Zefran dengan cepat mencegahnya dengan memanggil, “Linka.”
Si empunya nama kontan menoleh. Gerakan tangannya yang hendak meraih piring kotor di atas meja pun terhenti. Namun, alih-alih menyahut, ia hanya bertanya melalui tatap matanya. Dan, ketika ia dapati Zefran hanya geming tanpa mengalihkan pandang, gadis berkuncir kuda itu langsung membuang muka dengan kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
See You After Midnight [END]
Romance[Reading List @RomansaIndonesia Kategori Cerita Bangku Kampus - Oktober 2023] Hanya butuh waktu singkat bagi Linka Drisana untuk jatuh cinta pada Aldio Zefran Waranggana, seorang kakak tingkat dengan sejuta pesona. Bukan soal fisik belaka, melainkan...