Selamat siang nona....
Oh iya aku memanggilmu nona manis tak bertuan ya!
Kau tahu?
Hari-hariku layu
Dulu.....
Semua bermula saat seorang perempuan datang memberitakan kabar pernikahannya.
Aku ingat benar.
Ketika sebuah gelas hancur tiba-tiba saat jemariku tak kuasa menahan beban.
Pundak yang selalu ku kokohkan untuk menopang sedihnya akhirnya luluh lantak dengan sebuah kalimat yang bunyinya "hai apa kabar? Semoga selalu sehat ya.... oh iya Minggu depan datang ya ke pernikahanku."
Lalu pada akhirnya datanglah kamu....
seorang wanita yang kusebut "nona manis tak bertuan."
Datang dengan air segar yang memekarkan kembali semua harap.
Tapi.....
Sekarang bukan waktunya berharap terlalu lantang.
Aku hanya ingin menjadi manusia yang harapnya cukup dengan menjaganya saja dengan sikap cuek yang orang lain tahu.
Bogor, 8 November 2022
P.M
KAMU SEDANG MEMBACA
Berantakan (Puisi)
PoesíaMemiliki lalu kehilangan (tidak akan jauh dari keduanya)
