- Prolog -

3.4K 256 24
                                    

Arsalan The Series #1

Bismillah

Mari doakan cerita ini bisa lancar dan sukses seperti Laboratory yang cuma butuh waktu 2 bulan lebih.

Dulu gua bucin sama Dayeon-Doyoung jadi itu cerita lancar. Sekarang gua bucin sama Hanbin, jadi gua mencari pasangan yang cocok, langsung terpikirkan Chaehyun.

Hanbin soft, Chaehyun soft, ditambah Matthew yang soft juga.

Sekali lagi bismillah

Jangan lupa voment!

Enjoy!

Calla menumpukan dagunya pada meja kasir, berharap ada seseorang pelanggan yang bisa membuatnya bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Calla menumpukan dagunya pada meja kasir, berharap ada seseorang pelanggan yang bisa membuatnya bekerja. Namun karena jam istirahat kerja telah selesai, jadi kafe ini kembali sepi. Atasannya tengah keluar kafe sebentar, harusnya sesuai janji beliau akan datang sebentar lagi. Benar saja, beliau kembali dengan keperluan kafe, membuat Calla langsung berinisiatif membantu wanita paruh baya tersebut.

"Kamu gak kesusahan selama saya keluar kan?" tanya Ibu, Calla diperintahkan untuk memanggil beliau dengan sebutan Ibu.

"Engga kok Bu, lagian saya udah dua minggu kerja disini." Calla memang baru menetap di kota ini sendirian, baru saja mendaftar sekolah di kota ini, jauh dengan keluarganya.

Ibu tersenyum menanggapinya, "Kamu sebentar lagi ada MPLS kan? Saya kasih kamu libur selama tiga hari, pasti kamu sibuk beli keperluan MPLS."

"Saya udah beli semua keperluannya Bu, lagian kalau di apartemen malah bosen. Terus juga saya juga belum hafal jalanan kota ini, kecuali arah kafe sama sekolah." jelas Calla.

Calla baru menginjakkan kaki di kota ini selama satu bulan, dia datang bersama Mas-nya. Tentu saja sebagai walinya untuk mendaftar sekolah dan membayar sewa apartemen selama satu tahun ini. Kemudian Mas-nya pergi karena dia juga sibuk dengan urusan kuliahnya.

"Kamu belum pernah ketemu Hansen ya? Dia lagi sibuk jadi panitia pendaftaran sekaligus MPLS, padahal bukan OSIS tapi dipilih sama guru." ucap Ibu.

Selama pendaftaran dia juga tidak pernah melihat Hansen, anak tunggal atasannya yang fotonya terpajang di ruangan beliau.

Ibu pernah bercerita bahwa beliau bercerai dengan Ayah Hansen, umur Hansen saat itu 10 tahun. Ibu lalu membangun bisnis kafe, yang ternyata sangat sukses. Ibu juga bilang bahwa hubungan Hansen dengan Sang Ayah masih baik.

Calla memperhatikan Ibu yang sedang bersenandung riang, terlihat bahwa beliau sangat bahagia dengan hidupnya saat ini. Tak terlihat beban diwajahnya, alasannya karena Sang Anak selalu bisa membuatnya tersenyum.

"Selamat datang Di Savalas Kafe." sapa Calla, perhatiannya teralihkan pada lonceng kafe yang berbunyi, menandakan bahwa ada orang yang datang.

Pandangannya tertuju pada seorang lelaki yang memakai kaos dan jeans berwarna hitam, dengan tangan menggenggam jaket yang juga berwarna hitam. Wajahnya sangat mirip dengan foto yang terpajang di ruangan Ibu.

Someone To Stay | Hanbin - Chaehyun (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang