- Tiga Belas -

929 180 15
                                    

Hansen jelas mengetahui bahwa Calla sudah kembali ke kota ini lebih dulu, walau mereka berada di fakultas yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hansen jelas mengetahui bahwa Calla sudah kembali ke kota ini lebih dulu, walau mereka berada di fakultas yang berbeda. Saat itu Hansen tengah mengembalikan dompet mahasiswa FT yang dia temukan di jalan, tepat saat masa ospek. Hansen benar-benar melihat Calla berada di barisan tersebut, dengan rambut terkepang dua.

"Siapa bu?" tanya Hansen, saat melihat lelaki tinggi melebihinya memakai appron kafe.

"Part-time, soalnya Naya gak bisa sendirian terus." jawab Ibu.

"Gavin, kelas 11. Gua panggil Bang Hansen gapapa kan?" ujar lelaki tersebut.

Hansen mengangguk kecil, "Sorry kalau sensitif, tapi lo part-time dapat izin dari orang tua lo? Apa emang tinggal sendiri?"

"Gua tinggal bareng kakak disini, dia kuliah di kampus yang sama kaya lo. Anak FT, jurusan Tataboga." jelas Gavin.

Hansen tersenyum mendengarnya, dia melirik Ibu yang sudah masuk ruangan, "Gavin Kanezka Arsalan, gua bener kan? Lo ikut Calla pindah kesini?"

Gavin diam.

"Oh lo udah tau?" Gavin menatap Hansen datar, "Kenapa gak ketemu Kak Calla lebih dulu?"

"Menurut lo sendiri kenapa?" tanya Hansen balik. Gavin sendiri memilih tidak menjawab pertanyaan itu.

Gavin menaruh ice latte di depan Hansen, "Siapa tau lo kangen ice latte buatan Kak Calla, rasanya sama persis kok."

"Thanks."

Hansen menangkup pipinya, sambil menatap Gavin yang sifatnya cukup mirip Calla dulu. Perbedaannya adalah Calla pendiam karena canggung, sedangkan Gavin pendiam karena sifatnya yang memang dingin.

"Lo udah izin sama Calla?" tanya Hansen.

"Engga, tapi mungkin dia marah kalau gua part-time disini." jawab Gavin.

"Gitu ya." Hansen mencoba ice latte buatan Gavin, dirinya lalu mengulas senyum, "Ya lo benar, rasanya mirip buatan Calla."

"Kak Calla kalau bikin ice latte buat lo gak pernah ngikutin resep kafe kan? Jelas banget dia ngurangin kopinya." ujar Gavin.

Hansen akhirnya memilih membuka laptopnya, mengerjakan tugas lebih baik. Sembari menunggu teman-temannya yang bilang akan datang kesini.

Pandangannya sempat teralihkan pada costumer perempuan yang mengomel-ngomel pada Gavin, dari yang terdengar karena Gavin membolos sekolah hari ini.

"Iya Monna. Gua ngerti, maaf ya?"

Sepertinya mereka teman, jadi Hansen tidak perlu cemas.

Sepertinya mereka teman, jadi Hansen tidak perlu cemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Someone To Stay | Hanbin - Chaehyun (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang