"Please. Lo makan dulu. Kalo gak mau makan, lo gak bakal sehat"ucap Christian membujuk perempuan yang ia selamatkan sekitar tiga hari lalu. Christian sudah mengetahui siapa namanya, namanya adalah Roseanne, panggilannya Rosé.
Rosé masih dirawat dirumah sakit, dan hari ini adalah hari terakhir ia dirawat. Besok ia sudah bisa pulang, walaupun masih harus di infus. Christian juga sudah muak berada dirumah sakit terus.
Bukan apa-apa Christian melakukan hal ini, tapi ia sangat mengingat ucapan Orangtua Rosé kemarin, apalagi itu adalah kata-kata terakhir yang ia ucapkan sebelum dia meninggal. Ian juga sudah mengiyakannya.
Christian sampai tak bisa tidur dalam beberapa hari ini karena keinginan terakhir Mommy dari Rosé itu.
Apalagi, sampai sekarang tak ada tanda-tanda dari keluarga Rosé datang untuk melihat atau sekedar menjenguk Rosé, dan saat orangtua Rosé sudah dikuburkan pun tak ada satupun keluarga Rosé datang.
Sedangkan Rosé sendiri tak bisa ikut serta dalam penguburan orangtuanya itu karena kondisinya juga belum membaik pada saat itu.
Kembali lagi pada Christian yang sekarang masih membujuk Rosé untuk makan, sejak Rosé sudah sadar dari pingsannya dua hari lalu, tatapannya terus kosong. Tak ada gairah hidup, seolah-olah nyawanya melayang kemana-mana, dan hanya badannya saja yang tertinggal.
Tapi tiba-tiba, untuk pertama kalinya setelah Rosé sadar, ia menatap Ian. Walaupun dengan tatapan kosongnya
"Aku pengen mati, makanya gak mau makan. Kamu kenapa masih terus disini? Jangan kasihani aku, biarin aku nyusul Mommy sama Daddy ku"ucap Rosé untuk pertama kalinya berbicara sepanjang itu sejak ia siuman.
Christian menatap tak percaya dengan ucapan Rosé barusan, ia berusah payah untuk menyelamatkannya, menghabiskan waktunya sampai ia tak memperdulikan pekerjaanya dalam beberapa hari ini.
"Jangan sembarangan kalo ngomong. Lo selamat dari kecelakaan itu, karna Tuhan masih kasih kesempatan buat lo hidup"ucap Christian tegas menatap Rosé dengan tatapan tajamnya.
"Tapi aku gak mau hidup! Buat apa lagi aku hidup?"ucap Rosé membalas tatapan tajam Christian. Christian menghela nafasnya.
"Gue gak mau tau, pokoknya lo harus makan"ucap Christian memaksa, ia benar-benar tak pandai bagaimana caranya membujuk. Christian menyondorkan sendok berisi nasi ke mulut Rosé.
"Gue udah janji sama Mommy lo kemarin, sebelum dia meninggal."ucap Christian, membuat Rosé akhirnya membuka mulutnya. Ia juga sudah lelah melawan Christian terus.
*****
Tatapan Rosé terus tertuju terus pada Christian saat Christian memperbaiki infus Rosé, dan memperbaiki posisi Rosé agar aman di dalam mobil. Rosé sudah bisa pulang setelah berhari-hari di rumah sakit.
Christian menatap Rosé yang sedari tadi terus menatapnya, membuat Ian sedikit salah tingkah.
"Kenapa ngeliatin gue terus?"tanya Christian setelah selesai.
"Dari pada buang aku, mending kamu bunuh aku aja"ucap Rosé dengan tatapan kosongnya. Ia memang terus menatap Ian, tapi dengan tatapan kosongnya.
Ian lagi-lagi terkejut dengan ucapan Rosé yang selalu membahas tentang membunuh dirinya. Ian menghela nafas nya.
"Udah gue bilangin berapa kali? Gue udah janji sama Mommy lo. Mana mungkin gue ngebuang lo"ucap Ian
"Aku udah gak punya siapa-siapa lagi. Aku juga gak kenal sama kamu"ucap Rosé
"Iya, gue ngerti. Mulai sekarang lo tinggal sama gue"ucap Ian
"Tapi-"
"Sssttt... Udah ya, sekarang kita pulang"ucap Ian, membuat Rosé terdiam seribu bahasa.