DENIAL⁷

310 56 1
                                    

"Ian..."

"Ssstt... aku janji gak akan berbuat apa-apa. Kamu tenang aja, hm? Aku cuma pengen bantu kamu, biar kamu bisa tidur nyenyak lagi"ucap Ian

Rosé naik ke atas kasur, di susul oleh Ian. Dengan gerakan yang tak ada ragu-ragu nya, Ian langsung tidur di sebelah Rosé, menarik tubuh Rosé ke pelukannya.

"Ian..."

"Sssttt... nata kamu udah merah, kamu harus tidur..."ucap Ian

"T-tapi..."

"Aku janji. Kalo kamu ngerasa aku berbuat aneh-aneh. Kamu bisa nampar aku atau pergi dari sini tinggal sama mama aku, atau kamu bisa lapor aku ke polisi"ucap Ian sampai segitu nya. Membuat Rosé sedikit lumayan tenang.

"Sekarang, coba tutup mata kamu"ucap Ian lembut, Rosé mengikuti ucapan Ian. Ian mulai mengusap-usap kepala Rosé lembut, Rosé merasa nyaman dan aman. Ia dengan mudah tidur seperti biasanya.

*****

Rosé mengerjapkan matanya berkali-kali, ia berusaha untuk tak berteriak dan mendorong tubuh Ian lagi seperti kemarin, karena saat terbangun, langsung mendapati Ian di hadapannya, sangat dekat.

Dekapan Ian pun tak lepas dari nya, begitu juga dengan dirinya. Antara sadar dan tak sadar, Rosé juga memeluk tubuh Ian tak kalau erat, tak munafik, Rosé merasa sangat nyaman di pelukan tubuh kekar Ian.

Rosé memandang wajah Ian, kelihatannya Ian masih enggan untuk bangun. Rosé sedikit demi sedikit menggeser tubuh nya, setelah susah payah ia sedikit menjauh, saat nya ia mengangkat tangan besar Ian dari tubuh nya.

Ian merasakan pergerakan Rosé, ia membuka matanya perlahan melihat Rosé yang sedang berusaha mengeluarkan dirinya dari dekapannya. Ian tersenyum melihatnya. Bukannya membiarkan Rosé lepas dari pelukannya, Ian malah menariknya lebih dekat, membuat Rosé terkejut. Ia menatap Ian, tatapan mereka beradu.

"I-ian..."

"Hm?"

"A-aku mau ke kampus"ucap Rosé, Ian menyadari hal bodoh yang baru saja ia perbuat. Ian menghela nafasnya, lalu langsung bangkit dari tidur nya, begitu juga Rosé. Ian beranjak dari sana, meninggalkan Rosé yang masih terdiam, tapi tak lama setelah Ian keluar, ia kembali lagi, membuat Rosé yang hendak melipat selimut memberhentikan aktivitasnya.

"Tidurnya nyenyak gak semalam?"tanya Ian, Rosé menganggukkan kepalanya sedikit canggung. Ian terdiam sebentar, ia tak tau entah apa yang ia lakukan sekarang.

"Nanti... makan siang nya di studio ku aja, mau?"tanya Ian dengan gelagak gerogi.

"Tapi Adrian-"

"Bilang aja kamu mau makan siang sama aku"bantah Ian cepat, membuat Rosé terdiam menatap Ian, begitu juga dengan Ian.

"Kamu gak mau, ya?"tanya Ian menundukkan kepalanya, sembari memaki dirinya sendiri dalam hati karena sudah bertindak konyol seperti ini.

"Yaudah, kalau kamu gak mau. Gak papa, lagian Adrian udah ngajak duluan-"

"Aku kan belum jawab"potong Rosé, Ian langsung menatap Rosé.

"M-maksud kamu?"

"Aku mau makan siang sama kamu"ucap Rosé sedikit malu-malu. Membuat Ian langsung tersenyum sangat cerah.

"Oke... yaudah, sana siap-siap. Aku antar ke kampus, sekalian mau ke studio"ucap Ian bersemangat, Rosé menganggukkan kepalanya.

******

"Udah lama nunggu, nya?"tanya Ian, Rosé menggelengkan kepalanya.

"Nanti masuk nya jam berapa?"

"Jam dua. Soalnya Dosennya agak telat nanti"ucap Rosé, Ian menganggukkan kepalanya. Ia memasangkan helm ke kepala Rosé.

DENIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang