no greetings

1.9K 147 13
                                    

Mentari bersinar terang memberi kan kehangatan bagi baju-baju yang di jemur. Di kediaman keluarga Lee, empat orang pemuda tengah sibuk pada pekerjaan nya masing-masing.

Ada yang sedang memasak telur, memanggang roti dan bergosip ria.

Jeno tengah duduk di meja makan berserta susu yang baru di buatnya dan tak lupa Jaemin dan kopinya.

Suara derap langkah mengalihkan perhatian mereka terlihat Haechan yang sudah rapi dengan pakaian kantor nya.

" Chan sarapan dulu " panggil Renjun

" Tidak, Aku sudah telat sampai jumpa " jawab Haechan yang membuat para istrinya bingung kecuali Jaemin yang sudah tau apa yang terjadi pada suami mareka.

" Haechan marah pada kita" ucap Jaemin menjawab kebingungan ketiga pemuda itu

" Marah?" Tanya Jeno lagi

" Kok jadi dia yang marah seharusnya kan kita yang marah " balas Mark heran

" Tadi malam Haechan kelaparan jadi dia memasak mie instan tapi aku datang dan mengejutkan Haechan membuat air panas itu jatuh dan mengenai tangan Haechan, aku mengomeli nya, awal nya si dia masih minta maaf tapi setelahnya dia malah berucap dingin dan membentak ku " jawab Jaemin mendudukkan kepalanya

" Dia bilang kita tidak memperdulikan nya apalagi tadi malam kita mengacuhkan nya sampai-sampai dia kelaparan "

" Seperti nya kita berlebihan " ujar Mark

" Dia aja yang lebay " sarkah Renjun

" Ya udah sebagai permintaan maaf kita gimana kalo kita bawain dia makan siang " usul Jeno

" Boleh nanti biar Renjun yang bawain ke kantor nya" ucap Mark memandangi Renjun dengan cengiran

" Iya iya nanti aku yang antar" Renjun kembali memakan sarapannya begitu juga dengan yang lain.

Di sisi lain Haechan memijat pelan kening nya. Dia sangat lelah apalagi tadi dia tidak sarapan dan itu membuat kepalanya pusing.

Kertas-kertas menumpuk masih menunggu Haechan untuk di periksa dengan Yangyang memandangi gerak-gerik sahabatnya itu.

" Lo kenapa Chan?" Tanya Yangyang yang bingung sedari tadi melihat temannya itu

" Biasa perkara rumah tangga "

" pusing gw sama kalian udah kasih gw aja satu dari pada Lo pusing"

" Keluar atau gw keluarin" Haechan memandang sinis teman seperjuangan itu enak aja minta istri nya katanya dia jualan apa.

" Di kasih solusi kagak mau tapi gw mau Jaemin ya bahenol soalnya"

" LU MERHATIIN ISTRI GW YA" teriakan Haechan menggelegar di penjuru ruangan tersebut

" Siapa si yang ngga tertarik sama bentukan kek Jaemin udah manis, ramah, baik, sexy lagi dan....

" Pergi loh atau gw jadiin umpan pancing kitty gw"

Mendengar kata Kitty Yangyang langsung terbirit lari ingatkan dia untuk tidak main-main ke Haechan karena kalau tidak dia akan menjadi makanan Kitty beruang besar milik pemuda Tan itu.

" Permisi"

Haechan menghembuskan nafas lelah kepala nya pusing karena masalah rumah tangga sekarang benalu malah datang.

" Pak ini ada berkas yang harus di cek " ucap Yuna meletakkan map yang sedari tadi di pegang nya dan tak lupa mencuri pandangan ke arah Haechan yang memejamkan mata.

" Bapak sedang sakit?" Tanya Yuna

" Bukan urusan kamu sekarang keluar" Haechan membuka matanya dan melihat ke arah Yuna yang masih tetap berdiri di sana.

Yuna sekretaris baru Haechan memiliki perasaan pada atasannya itu bahkan setelah tau pemuda itu sudah menikah dia masih mencoba mendekati Haechan.

Haechan meneliti Yuna dari atas ke bawah dengan baju yang memang sengaja di ketatkan mungkin untuk menarik perhatian pemuda itu begitu pikiran Haechan.

" Haechan" suara lembut mengalun indah di pendengaran dua insan tersebut.

Renjun memasuki ruangan suaminya dengan tentengan makan siang untuk Haechan dan ekor mata yang memandang sinis pada Yuna.

" Kamu di sini?" Tanya Haechan setelah Renjun menyium pipi Haechan dan pemandangan tersebut tak luput dari Yuna yang menahan amarah.

" Aku bawain makan siang " jawab Renjun dengan senyum manisnya

Haechan mengalihkan pandangannya ke arah Yuna yang masih senantiasa melihat kearah nya.

" Kau bisa keluar" suara berat Haechan menyadarkan Yuna dari lamunannya.

" B-baik pak " Yuna keluar dengan emosi dan tak lupa memberikan tatapan tajam pada Renjun.

" Siapa dia?" Tanya Renjun setelah benalu tadi keluar

" Sekretaris baru aku" jawab Haechan seadanya

" Sudah ngga udah di hiraukan dan ngga perlu khawatir karena kalian lebih menarik dari dia" balas Haechan yang melihat Renjun masih termenung.

Mendengar perkataan Haechan berhasil membuat pipi pemuda mungil itu memerah.

" Gemes banget si" Haechan terkekeh dan mengelus lembut rambut Renjun. Seketika dia melupakan kekesalan nya pada istri nya itu.

" Gombal terus jangan kasih kendor, ini kami masakin makan siang untuk kamu makan dulu lagipula sekarang waktunya makan siang kan" Renjun membuka kotak makan itu dan menyusun nya.

" Memang istri aku yang terbaik" Haechan memberikan senyum manisnya

Renjun memutar bola mata malas sudah terbiasa dengan kalimat yang di lontarkan sang suami.

Haechan memakan makanan dengan lahap seperti seseorang yang tidak pernah di kasih makan dan hal itu tak luput dari pandangan Renjun.

" Ini makanan nya enak atau kamu yang kelaparan?" Tanya Renjun heran melihat makanan yang di bawanya tadi sudah habis oleh Haechan

" Hehehe enak" jawab Haechan dengan cengiran khasnya

" Aku udah beberapa hari ngga makan masakan kalian makanya aku kurang stamina" balas Haechan lagi

" Bukannya ngga mau masakin tapi kamu nya tu nyebelin" ketus Renjun tak lupa tangannya yang menoyor kepala Haechan.

" Heh ini suami kamu loh" ucap Haechan tak terima habis di toyor Renjun

" Biarin "

Haechan memeluk Renjun dan menenggelamkan kepalanya di perut rata sang istri.

" Maaf "

Renjun yang menyusun kotak makan tadi terhenti mendengar ucapan sang suami. Dia mengelus puncak kepala pemuda Tan itu. Sudah lama Haechan tidak bermanja padanya dia jadi merindukan suami beruang nya ini.

Haechan menggesek hidung mancung nya dan semakin mempererat pelukan itu.

" Aku tidak tahu salah aku dimana tapi tolong maafkan apapun itu jangan mengabaikan aku seperti itu, aku tidak suka, aku tidak bisa tanpa kalian" ucap Haechan dengan suara yang kecil.

Renjun mengelus lembut rambut coklat sang suami dengan senyum tipis. Dia jadi kasian pada beruang nya ini.

" Kita bicarakan di rumah ya" balas Renjun sembari menangkup dan memberi kecupan di pipi Haechan.

Haechan mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban dan kembali membenamkan kepalanya di perut Renjun.




















.
.
.
.
.
.
.
.

Haloo saya kembali....

Ini kalo misalnya mereka cere gimana ya? awokawok

Semoga suka guys 💚

Happy reading all💖💖

4 wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang