Sidang

2.1K 167 11
                                    

Sekarang mereka berlima tengah berkumpul di ruang tamu dengan Haechan yang bersandar pada Renjun. Takut dia tuh apalagi tatapan istrinya seperti mau bunuh orang kecuali Renjun si.

" Jadi ada apa?" Tanya Jeno akhir nya

" Maaf " jawab Haechan sembari memandang para selir nya.

" Sudah tau salahnya di mana?" Tanya Mark menimpali

" Aku ngga tahu salah aku di mana, Jika aku punya salah tolong beri tahu, jangan mendiamkan aku seperti ini?" Jawab Haechan dengan tatapan memelas.

Mereka berempat memutar bola mata malas. Apalagi tatapan Haechan yang sok mengiba.

" Choi Yuna siapa?" Tanya Jeno sinis

" Dia sekretaris aku"

Haechan memutar otaknya saat tiba-tiba Jeno menanyakan wanita tidak tahu diri itu. Terjawab sudah kenapa mereka kemarin mendiamkan dirinya, Pasti Jaemin sudah menceritakan yang terjadi di kantor waktu itu.

" Lihat wanita ular itu hampir saja melukai Nana kita" balas Renjun dengan emosi. Enak saja wanita ular itu ingin melukai Nana mereka, belum merasakan pukulan maut Renjun apa?

" Apa kamu sudah memecatnya?" Tanya Jaemin

Haechan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

" Kenapa tidak di pecat bukannya Nana sudah menyuruh mu memecatnya?" Tanya Mark lagi

Sungguh Haechan lebih baik di omeli oleh Mamanya dari pada di tanya oleh para istri nya. Siapapun tolong bawa dirinya dari sini.

" Atau kamu memang sengaja menyuruh nya kerja di sana biar bisa melihat wanita ular itu setiap saat?" Tanya Jeno lagi

" Jangan-jangan itu selingkuhan kamu?" Renjun semakin membuat tempat itu semakin panas dengan pertanyaan yang baru di berikan nya.

" Kamu mau nikah lagi?ngga cukup kami berempat saja? Sungguh serakah dirimu pak suami?" Ucap Mark dengan menggebu

" Kamu kurang puas sama kami? Kurang apa lubang kami" tanya Jaemin

Haechan yang mendapat pertanyaan bertubi-tubi tersebut hanya bisa memperlihatkan wajah memelasnya kalau semua itu tidak benar.

" Cukup sekarang biar aku yang jelasin" sarkah Haechan memandang satu persatu istri nya.

" Jadi dia memang sekretaris aku dan masih baru di sana untuk pertanyaan tadi jika dia selingkuhan aku itu tidak benar bagaimana bisa aku menyukainya ketika aku sendiri sudah memiliki 4 belahan jiwa, lagi aku sudah ingin memecatnya tapi Yangyang mengatakan kita lihat sejauh mana dia akan bermain dan juga salah satu proyek perusahaan ada di tangannya jika aku memecatnya sama saja dengan membangkrutkan diri jadi aku akan menunggu sampai proyek itu selesai "

" Pokoknya harus di pecat" Renjun mengeluarkan suaranya

" Iya pasti akan di pecat kok tenang saja memang nya kamu mau kalo perusahaan suami kamu bangkrut dan kamu jadi ngelandangan" jawab Haechan memandangi Renjun

" Ya ngga lah pokoknya kamu harus banyak duit"

" Kalian ngga perlu khawatir aku ngga mungkin berpaling 4 saja pusing apalagi 5 "

Mereka berempat memandang tajam ke arah sang suami seakan mengatakan " mau lu apa si Bambang". Haechan yang di pandang seperti itu menenguk air ludahnya kenapa mulut nya tidak bisa di filter.

"Maaf, percaya lah hanya kalian yang mengisi hati aku dan tidak akan ada siapa lagi"

Empat pemuda manis itu tersenyum lembut saat melihat Haechan memandang mereka dengan tulus.

4 wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang