Paksaan

2.1K 140 28
                                    

" Mama" Doyoung yang melihat menantunya pun tersenyum dan memberikan sebuah gerakan tangan menyuruh Jeno ikut duduk bersamanya.

Jeno mendekat kearah mama mertuanya dan duduk di salah satu kursi di sana.

" Kamu mau pesan juga?" Tanya Doyoung tersenyum manis pada menantunya itu

" Tidak usah ma " mendengar jawaban Jeno, Doyoung menganggukkan kepalanya.

" Mama kok bisa di sini?" Tanya Jeno yang sedari tadi penasaran

" Mama cuma ingin menjernihkan pikiran,sekali-kali jadi anak muda nongkrong di cafe" jawab Doyoung dengan senyum manisnya

" Mama sampai sekarang masih muda kok "

" Kamu mah bisa aja "

Mereka kembali melanjutkan obrolan dengan di selingi tawa kecil.

" Mama ngga sabar mau Gendong cucu Seperti teman mama yang lain" ucap Doyoung yang berhasil membuat raut wajah Jeno seketika berubah

" Jeno, kamu dan Haechan sudah menikah selama 4 tahun pasti ada secercah harapan untuk memiliki anak walaupun mama tau bagaimana kondisi kamu tapi tidak masalah kan jika mencoba untuk kontrol ke dokter"

" Dua menantu mama hampir saja memberikan cucu, saat itu mama bahagia banget tapi ternyata Tuhan berkehendak lain Dia belum mengizinkan mama untuk memiliki cucu"

" Mama Tau ini berat untuk kamu tapi apakah kalian tidak ada niatan ingin memiliki anak, Mama selalu menunggu kabar baik tersebut, tidak masalah siapa yang mengandung karena mama akan menyayangi cucu mama tersebut"

" Ternyata hari sudah mau sore, kalau begitu Mama pulang dulu ya, jaga diri kamu baik-baik sampai jumpa " Doyoung memberi usapan lembut di kepala menantunya itu dan segera beranjak dari cafe milik Jeno.

Jeno memandangi punggung mertuanya itu yang perlahan menghilang dia masih memikirkan ucapan mertuanya itu.

" Besok aku akan coba kontrol ke dokter"

Jeno berdiri dari duduknya, keputusan nya sudah bulat dia akan menemui dokter kandungan untuk membicarakan masalah ini tapi dia tidak akan memberi tahu Haechan karena dia akan berusaha untuk bisa memberi kan Haechan kebahagiaan.

.
.
.
.
.
.

Malam telah tiba sekarang di kediaman Lee mereka sedang makan malam. Tak ada suara sedikitpun karena mereka fokus pada makanan masing-masing.

" Jeno bagaimana cafe mu?" Tanya Haechan

" Sudah beres mareka yang bermasalah sudah aku pecat jadi cafe aman " jawab Jeno

" Baguslah "

" Oh ya Haechan besok aku akan ke butik soalnya ada beberapa pesanan yang harus aku lihat " Ucap Renjun memandang ke arah suaminya

Haechan mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban.

" Aku juga besok akan pergi ke cafe lagi "

" Ada masalah lagi?" Tanya Haechan

" Hanya mengecek beberapa bahan makanan "

" Mau ku Antar?" Tanya Haechan lagi

" Tidak usah aku akan berangkat sendiri "

Dan lagi Haechan mengangguk kan kepalanya.

Di sisi lain Renjun tersenyum tipis. Haechan tidak ada sama sekali menawarkan untuk mengantarnya ternyata Jeno lebih di atas dirinya. Renjun memahami kondisinya bagaimana pun juga dia hanya istri ketiga dan itu pun karena perjodohan sedangkan Jeno adalah cinta pertama Haechan seseorang yang dulu selalu menemani dan menjadi prioritas Haechan.

4 wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang