Jalan

2.8K 182 5
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi empat pemuda tersebut telah sibuk sedari tadi, Mereka bangun kesiangan jadi mereka harus cepat karena Haechan akan ke kantor.

" Sayang " panggil Haechan dengan muka bantal nya.

Empat pemuda itu pun menoleh melihat Haechan yang tengah berjalan ke arah mereka.

" Kamu ngga ke kantor?" Tanya Jaemin

" Ngga aku ingin cuti, kita hari ini jalan-jalan ya" balas Haechan mendudukkan dirinya di meja makan.

" tapi kamu pasti lelah Haechan jika kamu cuti istirahat aja ya" ujar Mark

" Padahal aku pengen habisin waktu sama kalian" Haechan menunduk lesu.

Nah kan anaknya pundung

" Iya deh nanti kita pergi ya" putus Jaemin.

Wajah Haechan yang semula mendung kini kembali cerah dengan senyum lebarnya.

Terasa di perhatikan Jaemin pun melihat ke arah lain dan mengangguk. mereka hanya membalas nya dengan tersenyum sudah tau mereka kenapa jaemin langsung mengiyakan kalo Haechan merengek kan ribet lebih baik iyain aja.

" Chanie cuci muka dulu habis itu sarapan" suruh Jeno membawa makanan yang sudah siap ke meja makan.

Haechan pun langsung menurut dan menuju kamar mandi. Setelah selesai dia ikut bergabung bersama para istrinya.

Sarapan telah selesai sekarang mereka tengah bersiap untuk jalan-jalan. Haechan sudah siap dari tadi tapi para istrinya belom ada yang siap.

" Kenapa perempuan dan uke sama saja jika berdandan sangat lama" ucap Haechan kesal.

" Ayo " ajak Renjun turun dari tangga di susul tiga orang lagi.

" Kalian lama sekali" ucap Haechan

" Kami juga mau cantik " balas Jaemin menuju parkiran.

.
.
.
.
.
.

Haechan menyetir dengan santai sedangkan para istrinya sedang bergosip ria di belakang. Kursi sebelah kemudi di isi oleh Renjun yang sedang bermain ponsel.

Setelah beberapa menit mereka sampai di sebuah mall yang sangat besar.

Saat sudah berada di dalam mall banyak pasang mata yang memperhatikan mereka dan itu membuat Haechan jengkel lihatlah mata mereka tidak berkedip saat melihat miliknya.

" Untuk hari ini saja Haechan tahan diri" batin Haechan

" Kita mau kemana" tanya Mark melihat sekeliling

" Seterah kalian mau ke mana" balas Haechan

" Kalau begitu ke time zone aja" ajak Jaemin yang sudah lari duluan

Sedangkan yang lain hanya mengikuti saja dan melihat Jaemin yang lari seperti anak kecil yang baru dapat mainan baru.

Ke empat istri nya bermain sedangkan Haechan menunggu sambil sesekali melirik ke arah mereka.

Saat asik bermain seorang pemuda dengan sengaja menyentuh bokong Mark dan hal itu berhasil membuat Haechan melotot kaget. Ketika ingin menghampiri Mark, Haechan menghentikan langkah nya ketika melihat pemuda tersebut sudah terkapar akibat pukulan Renjun.

" Heh tua bangka berani banget lu nyentuh dia hah, ada berapa nyawa lu " sarkas Renjun dengan menatap tajam sang lawan

" Ngga ada, saya ngga ngapain" elak pemuda itu

" Sini lu maju gw kasih tau rasanya ketemu tangan gw ini" ujar Renjun yang sudah siap-siap mukul wajah pemuda itu tapi telah di dahului oleh Jaemin yang menatap sinis pemuda yang terkapar itu.

" Dasar cabul " desis Jaemin.

Para pengunjung mengerumuni mereka memberikan tatapan kagum pada ke empat istri Haechan itu

" Kamu apa-apaan emang kamu ada bukti" ucap pemuda itu dengan remeh

" Tentu ada " ucap salah satu pengunjung " saya melihatnya menyentuh pemuda manis itu" ungkap nya

" Dengar, jadi mau alasan apa lagi" ucap Jeno menimpali

Pemuda itu ingin melayangkan tangan nya ke arah Jaemin tapi terhenti oleh sebuah tangan kekar yang tak lain adalah Haechan.

" Berani-beraninya lu megang punya gw " ucap Haechan di telinga pemuda itu.

" Siapa kamu ha" ujar pemuda itu menatap remeh Haechan.

" Saya pemilik mereka " balas Haechan " lu ngga tau apa yang bisa gw lakuin setelah lu berani menyentuh milik gw" dan Haechan menghadiahi sebuah tamparan yang menyebabkan pipi pemuda itu memerah dengan darah yang keluar dari sudut bibir.

" Bawa dia " ujar Haechan mendorong pemuda itu.

Petugas keamanan langsung membopong pemuda itu dari mall. Para pengunjung sudah bubar setelah melihat adegan tadi.

" Kalian ngga papa?" Tanya Haechan melihat ke empat istri nya

" Kami oke " jawab Jaemin

Mark masih termenung atas kejadian tadi pikiran nya berkelana kemana-mana.

" Mark " panggil Haechan yang sudah berdiri di sebelahnya

Mark mendongak kan kepalanya.

" Aku oke " jawab Mark dengan senyum

" Ya udah ayo lanjut main " ucap Mark lagi.

Mereka semua pun tersenyum sumringah dan melanjutkan permainan mereka tadi.

Haechan juga ikut bermain tapi dia selalu menjadi samsak bagi ke empat istri nya sungguh malang nasib pemuda itu.

Haechan memperhatikan setiap istrinya yang sedang bermain dengan tawa di wajah manis mereka. Dia suka melihat mereka tersenyum karena hal itu membuat bebannya sedikit terangkat.



















.
.
.
.
.
.
.

Ngga tau deh apa yang aku ketik yang penting lanjut ada dulu 😭😭

Semoga suka guyss..

Happy reading 💗..

4 wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang