Tis'atun

2 1 0
                                    

" Nizam! " Bilal masih terus memanggil-manggil Nizam yang nyatanya tidak didengar oleh Nizam.

" Mau kemana sih? Ummi kan udah bilang jangan main dekat hutan "

Nizam terus mengikuti anak itu, hingga suara seseorang memanggil namanya membuat ia menghentikan langkahnya.

Nizam menoleh, ternyata Bilal yang mengikuti dirinya.

Nizam terperanjat saat ia kembali menoleh pada anak yang tadi ia ikuti. Hilang.

" Hah? Kok hilang? Kemana orang tadi? Perasaan tadi masih disana. " Nizam berceloteh sendiri mengherankan kemana perginya anak tadi.

Nizam merasa aneh, namun tak ada sedikit pun rasa takut dibenak nya.

Karena orang yang sedari tadi ia ikuti tak tahu kemana perginya, Nizam memutuskan untuk balik ke pondok.

Namun saat kakinya melangkah, sebelah kaki lainnya seperti ada yang menahan. Benar saja, saat ia menoleh seonggok tangan pucat berlumur darah tengah memegangi pergelangan kaki Nizam.

Nizam sock.

Seketika itu pula tangan itu menarik kaki Nizam hingga secara tiba-tiba tubuhnya kini tertancap didalam tanah lapang itu.

Aneh sekali, padahal tak ada sedikit lubang atau jurang disana. Tapi kenapa tubuh Nizam bisa tertarik kedalam tanah hingga menyisakan sebagian tubuh saja.

Nizam berteriak minta tolong, lengannya masih memegangi akar pohon yang menimbul, tubuh nya seakan tertarik oleh bumi.

Bilal yang melihat itu segera berlari menghampiri Nizam.

*****

Tolooong...

Mereka terperanjat saat suara minta tolong terdengar jelas.

" Nizam! " kompak mereka.

Ummi Sayidah dan yang lainnya yakin bahwa suara minta tolong itu adalah suara Nizam, mereka lantas pergi mencari Nizam.

Tiba di luar mushola, mereka membulatkan mata mereka melihat Bilal tengah berusaha mengeluarkan Nizam yang tubuhnya tertancap kedalam tanah.

" Nizam! " Mereka berlarian menghampiri kedua bocah itu.

Bilal berusaha sekuat yang ia bisa, namun nihil tenaga nya tak sebanding orang dewasa. " Nizam bertahan. " katanya.

Nizam sudah terisak disana. " Tolong aku Bilal. "

" Aku pasti tolong kamu. " Bilal terus berusaha menarik Nizam hingga akhirnya para senior mereka beserta Ummi Sayidah tiba untuk membantu.

" Astaghfirullah hal'adzim. "

Dengan gesit, Faiz, Fahri serta Palil menarik Nizam agar bisa keluar dari cengkraman perut bumi.

Perlahan tapi pasti, dengan usaha serta iringan doa dari mereka akhirnya Nizam berhasil ditarik.

Nizam langsung memeluk Faiz, menangis dalam dekapannya.

" Kamu aman sekarang Nizam. " Faiz mengusap lembut puncak kepala Nizam.

Mereka lantas kembali ke pondok.

Setelah minum dan tenang, mereka meminta Nizam menceritakan bagaimana kronologi kejadiannya. Kenapa bisa ia sampai terkubur setengah badan begitu.

" Jadi bagaimana Nizam, kamu bisa ceritakan pada kita kenapa kamu bisa sampai sana dan tubuh kamu terkubur setengah? " tanya Faiz.

" Tadi itu, pas lagi sholat aku liat ada yang lewat A dari balik jendela. " Mereka mengerutkan kening heran.

" Lewat? Siapa? "

Nizam menggeleng. " Karena aku pengen tau, aku ikutin deh. Sampe akhirnya aku liat ada orang A, " sambung Nizam.

" Orang? " Faiz menatap teman-temannya.

" Kamu jangan ngaco Nizam, kita ini tinggal di tempat yang jauh dari rumah warga, jarak wilayah perkampungan ke pondok itu lumayan satu jam. Jadi ngga mungkin ada orang lain selain kita semua disini. " cerocos Fahri secara langsung menyangkal penuturan Nizam.

" Tapi A Fahri, aku ngga bo'ong. Tadi itu emang ada orang, besarnya kayak Teh Fadhla. " Fadhla yang merasa disebut namanya kaget langsung menghimpit lengannya dengan lengan Muya.

" Bilal, apa kamu juga melihat apa yang Nizam maksud? " kini Faiz bertanya pada Bilal.

Bilal nampak mengingat. " Setau aku, tadi aku kan liat Nizam keluar dari Shaft nya, terus aku ikutin ternyata dia keluar. Aku panggil-panggil dia ngga nyahut, tapi.. " Bilal kembali mengingat.

" ... Aku ngga liat ada orang selain Nizam disana. " tutup Bilal membuat mereka tercengang.

" Paling alesan Nizam aja nih kayaknya Ummi, biar dia tidak ikut Dhuha berjamaah. " ujar Zaki menyerobot.

" Ngga. Aku ngga bo'ong Ummi bener "

Faiz menatap Zaki intens membuat yang ditatap diam. " Lalu kenapa kamu bisa nyeblos kedalam tanah? "

" Itu A, aku juga heran pas aku ikutin orang tadi Bilal kan manggil, aku nyilek ke Bilal, eh orang itu ilang. Terus aku mau pulang tiba-tiba ada yang narik kaki aku A sampe masuk gitu, aku juga aneh. " pungkas Nizam yang juga masih merasa heran.

Sama herannya dengan Nizam, mereka dibuat bertanya-tanya siapa yang Nizam maksud.

" Sudah, jangan dibahas lagi yang penting Nizam dan Bilal tidak apa-apa sekarang. Nizam Bilal, lain kali jangan pernah meninggalkan rakaat kalian, paham ya Nak? " ucap Ummi Sayidah mencairkan suasana yang tiba-tiba hening.

Nizam dan Bilal mengangguk.

Leuweung SangetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang