Malam tiba.
Para penghuni pondok Assyaddah tengah berkumpul didalam mushola sedang mendengar kajian dari Ummi Sayidah.
" Pendapat Islam mengapa maghrib tidak boleh keluar rumah? Karena bagi umat Islam patut diketahui bahwasanya larangan maghrib tidak boleh keluar rumah ada dalam banyak hadist. Salah satunya pada sebuah Hadist disebutkan : “ Rasulullah SAW bersabda bahwasanya ketika Maghrib, akan banyak setan dan jin yang berkeliaran. ”
" Maka itu sebab nya kita tidak diperkenankan untuk tetap berada di luar. Kecuali untuk pergi ke masjid atau mushola untuk menunaikan sholat. "
Ummi Sayidah menoleh pada Fadhla saat ia mengangkat tangannya. " Iya Fadhla, mau bertanya apa? "
" Berarti setan dan jin cuma ada di waktu Maghrib aja Ummi? "
Ummi Sayidah tersenyum geli mendengar pertanyaan Fadhla yang terkesan polos.
" Tidak. Jadi maksud Ummi itu, setan, jin dan manusia itu hidup berdampingan, bangsa mereka itu tidak hanya ada saat Maghrib saja, tapi diwaktu lainnya pun ada cuma memang di waktu Maghrib lah mereka senang berkeliaran. "
Mereka mengangguk paham.
" Jadi, sekarang Ummi mohon jangan ada yang keluyuran hingga Maghrib, kecuali untuk ibadah. Paham? "
" Paham Ummi. " ucap mereka.
" Tuh dengerin, jangan main sampe Maghrib. " sindir Muya pada Zaki disebelahnya.
" Kenapa aku? Kapan aku main di waktu Maghrib. Su'udzon kamu. "
" Kemarin lalu? Siapa yang main sampe petang? Masuk hutan pula. "
Melihat kegaduhan kedua temannya, Fadhla mencoba melerai dengan menenangkan Muya agar tidak emosi.
" Kalo bawa setan gimana? " cetus Muya.
Ssst
Dea menghentikan mereka.
" Sudah jangan berkelahi, tidak baik ada keributan dalam tempat suci. " ujar Ummi Sayidah.
huftt
" Oh iya, Ummi sampe lupa. Abi kemarin telpon bilang kalo bakal ada alumni pondok kita kesini, untuk menggantikan Abi sementara selama Abi pergi. " tutur Ummi Sayidah dengan semangat.
" Wah, seneng banget kita kedatangan alumni pondok, itu artinya dia senior kita ya Ummi. " Ummi Sayidah mengangguk sambil tersenyum tipis.
" Alumni tahun keberapa Ummi? " tanya Nisa.
Ummi Sayidah nampak berpikir sejenak.
" Sekitar sepuluh tahun lalu. " ucap Ummi Sayidah.
Raut wajah Nisa tidak bisa menutup keterkejutan nya.
Tapi Nisa sendiri percaya jika alumni yang Ummi Sayidah maksud sudah 10 tahun lalu keluar dari pondok yang sekarang menjadi tempat ia menimba ilmu, itu karena pondok Assyaddah sendiri sudah hampir puluhan tahun lamanya berdiri.
" Namina saha Ummi? " tanya Fahri.
" Jenenganna Rayan. Tapi anjeun kudu nyebut Ustadz. " terang Ummi Sayidah.
Kajian malam itu ditutup dengan membaca hamdalah. Para santriawan/Wati itu kembali ke kamar masing-masing.
*****
Saat tiba dikamar, Nisa belum merasa kantuk. Ia bingung, mau melanjutkan sholat tahajud, tapi harus tidur terlebih dahulu sementara matanya tak kunjung mengantuk.
Nisa membuka kitab yang sudah ia pelajari untuk ia hafalkan.
Kreek.
Suara pintu kayu dikamar Nisa yang terbuka secara pelan membuat Nisa mengalihkan fokusnya pada suara itu.
" Kok pintu nya kebuka? "
Nisa bangkit dari duduk nya, lalu menoleh kearah luar kamarnya. Kosong.
Aneh.
Nisa lalu menutup kembali pintu itu. Dan melanjutkan menghafal.
Sedetik ia buka kitab itu, seketika itu pula fokusnya buyar saat mendengar suara ketukan pintu dari arah luar kamarnya.
" Siapa sih? Iseng banget. " Nisa lalu melihat keadaan. Tetap kosong.
" Dey? Waf? " Namun tak ada seorang pun disana.
Tak mau ambil pusing. Ia lantas menutup kembali pintu itu. Moodnya hilang, Nisa memutuskan untuk tidur karena matanya kini mulai terasa kantuk dan ia akan bangun kembali untuk sholat tahajud nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leuweung Sanget
HorrorAkibat tidak mengikuti perintah dan aturan adat istiadat, membuat pondok pesantren Assyaddah diambang kehancuran. Malapetaka terus mengintai penghuni pondok. Pondok yang semula damai dan tentram, harus dihadapi berbagai teror ghaib serta ancaman kem...