Isna Asyaro'

0 0 0
                                    

أَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم.

Rayan mulai melantunkan ayat suci Al-Qur'an untuk membantu mengeluarkan makhluk yang merasuki tubuh Fadhla.

Ummi Sayidah beserta Nisa dan Wafa membantu menahan tubuh Fadhla yang terus memberontak, mengamuk dan meraung.

Teman-teman Fadhla yang lainnya menangis ketakutan dalam dekapan Dea yang juga sama takutnya.

Sementara dari ambang pintu para santri laki-laki membantu doa sembari melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَٰتِ ٱلشَّيَٰطِينِ .

وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ .

( Q.S Mu'minun 97-98 )

Fadhla menjerit histeris, tubuhnya sedikit mengangkat keatas membuat Ummi Sayidah, Nisa dan Wafa terkesiap menahannya. Hingga sesaat kemudian tubuh Fadhla jatuh lagi, lalu pingsan.

Rayan dan semua mereka yang ada mengucapkan Hamdalah karena berhasil mengeluarkan mahkluk yang merasuki Fadhla.

Kini Fadhla terbaring lemah, tak sadarkan diri setelah di ruqyah oleh Rayan.

" Biarkan dia istirahat. Sepertinya dia lelah, karena menahan energi dari mahkluk tadi yang cukup besar. "

Mereka semua meninggalkan Fadhla yang tengah beristirahat.

Anak-anak yang lain juga ikut kembali masuk ke kamar masing-masing.

Menyisakan Ummi Sayidah, Rayan serta keenam senior pondok disana Nisa, Wafa, Dea, Faiz, Fahri dan Palil.

Mereka kini tengah berkumpul diruang tengah membicarakan masalah kejadian tadi yang menimpa salah satu santri mereka.

" Ummi, maaf sebelumnya kalo saya lancang mengatakan ini pada Ummi dan yang lainnya. " ujar Rayan sembari menatap mereka satu persatu.

Ummi Sayidah menatap Rayan heran dengan raut muka penuh tanya.

Rayan yang mengerti arti tatapan bingung dari mereka mencoba melanjutkan pembicaraannya.

" Ada sesuatu yang tidak beres dalam pondok ini. " mereka semakin bingung.

" Maksudnya Ustadz? Kami belum paham. " ucap Nisa, Wafa dan Dea mangangguki setuju.

" Iya Rayan, maksud dari ada sesuatu yang tidak beres itu apa? " timpal Ummi Sayidah.

" Sejak saya datang kemari, saya merasakan ada hal lain didalam pondok ini.. " mereka masih menyimak, menunggu lanjutan cerita Rayan.

" ... sesuatu yang akhirnya membuat pondok ini jadi aneh dan mengalami kejadian-kejadian diluar nalar, seperti tadi.. " sambungnya.

" Maaf Ustadz, bisa lebih to the point aja ngga? Kita masih belum paham. " tutur Fahri spontan.

" Rayan, jelaskan saja kenapa, ada apa dengan pondok ini? " tanya Ummi Sayidah.

" Begini. Kita memang hidup berdampingan dengan mereka, tapi mereka tidak akan mengganggu jika mereka tidak merasa terganggu. "

" Mereka siapa? "

" Makhluk halus. "

Deg.

Mereka semua terkejut dengan ucapan Rayan.

" Setan maksudnya Ustadz? " ujar Dea meyakinkan feeling nya.

Rayan hanya mengangguk.

" Tuhkan apa aku bilang, pondok kita ini ada setannya kalian ngga pada percaya sih, berarti apa yang aku liat bener dong, bukan hasulunasi aku. " cerocos Dea hingga ia terpeleset satu kata ( halusinasi jadi hasulunasi. )

" Halusinasi. " koreksi Wafa.

" Iya itu maksudnya, ngga apa-apa dimaafin kalo lagi tegang gini mah salah ngomong juga. " Wafa menatap aneh pada Dea. Teori dari mana itu? huft.

" Tapi Yan, kamu kan tau sendiri selama ini pondok kita ini aman aja, tidak ada gangguan-gangguan seperti itu apalagi ada setannya, kamu tau itu karena kamu juga pernah tinggal disini dan tidak pernah Ummi mendengar keluhan ada makhluk halus atau apalah itu. " elak Ummi Sayidah.

Rayan akui memang selama ia tinggal dan menuntun ilmu di pondok Assyaddah ini, tidak pernah sekali pun ia mendapati kejadi seperti saat ini ia tangani.

Tapi tidak dipungkiri, kenyataan itu ada. Dia baru merasakannya saat ini.

" Rayan paham Ummi, waktu itu memang Rayan dan teman-teman yang lain tidak pernah merasakan hal seperti ini, tapi ini baru Rayan rasakan setelah Rayan menginjakkan kaki di pondok ini lagi. "

" Maaf Ustadz Rayan, tadi saat Fadhla kerasukan ada dia bilang Kalian semua akan mati, dan itu apa maksudnya Ustadz? " tanya Wafa.

" Saya rasa itu sebuah ancaman, entahlah saya juga kurang yakin akan hal ini, Wallahu alam hanya Allah yang tau, kita berdoa aja semoga setelah ini tidak akan terjadi apa-apa lagi. "

Aamiin.

Malam kembali berlarut. Tiupan angin malam yang sangat kuat membuat dahan-dahan pohon bergerak berayun kencang.

Dibalik kegelapan malam, sesosok bayangan hitam berdiri tegak ditengah tanah lapang. Sosok bayangan hitam itu tengah memerhatikan bangunan kuno yang terbuat dari anyaman bambu. Tatapannya penuh dendam dan amarah, matanya memerah.

Leuweung SangetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang