Hope 04

766 70 4
                                    

" ABANG.... "

Teriakan Javiero menggema di ruang keluarga yang dimana para saudara Javiero yang lain  sedang berkumpul di sana.

" Abang! " Panggil Javiero menghampiri ke ruang keluarga setelah ia pulang dari sekolah nya

" Apasi lo! Gak usah teriak! Pulang sekolah bukannya salam malah teriak gak jelas " Kesal Davin

" Hehe maaf bang " Ujar Javiero sedikit cengengesan

" Kenapa lo kesenengan gitu? " Tanya Theo yang melihat wajah sumbringah Javiero

" Gue ke pilih lomba karate lagi! Gue seneng banget bang! Nih liat nih kertas nya ada nama gue yang jadi perwakilan! Gila bang gue seneng banget! " Ujar Javiero sangat antusias

" Terus? " Kata Jevan

" Ya gue seneng lah bang! Ini tuh salah satu keinginan gue! Akhirnya! Gue bisa kepilih buat ikut lomba lagi! " Katanya lagi masih dengan sangat antusias

" Oh " Kalimat singkat Theo membuat antusias Javiero menjadi turun

Javiero menatap sang kakak

" Kok respon lo oh dong si bang? Lo gak seneng? Gue ke pilih jadi perwakilan lomba perwakilan sekolah loh bang "

" Emang harus gimana respon nya? Lagi pula lomba kayak gitu gak ada gunanya " Kata Jevan dengan santainya

Javiero tidak percaya dengan perkataan sang kakak apanya yang tidak berguna?

" Oh jadi ini yang buat gue nunggu lama buat jemput, untung gue tinggalin kalau gak pasti lo banyak nyeloteh terus. Syukur deh " Ucap Davin

"  Lo tadi nungguin gue bang? Sorry gue tadi di panggil kepala sekolah soalnya. Eh bang tapi kenapa kok lo setiap gue ikut lomba karate gak support gue si? "

" Lo tadi gak denger Jevan ngomong apa? " Ujar Theo

" Gak guna " Ujar Jevan dan Davin dengan menekan kedua kata itu

Sedangkan Shaka yang sedari tadi duduk di sana hanya menyimak tidak ingin ikut bergabung, ia hanya sibuk dengan game di ponselnya.

" Tapi ini berguna buat gue bang " Ujar Javiero memberitahu

" Gak guna bisa ganggu pelajaran lo " Sambar Theo

" Bang? Ini penting buat gue bang, ini cita-citanya gue loh bang. Lo gak mau support gue gitu? Gak akan ganggu pelajaran gue kok bang. Kan gue juga bisa bagi waktu antara karate sama akademik gue " Ujar Javiero memohon

" Terserah" Singkat Theo

" Bang tapi sekali sekali kasih gue apresiasi dong kan gue juga mau___"

" BERISIK JAVIERO! " Ucap Theo meninggikan suaranya

Javiero terkejut mendengarkan Theo meninggikan suaranya, walaupun ini bukan kali pertama ia mendapatkan nada bicara seperti itu tetap saja ia takut.

" I-iya bang maaf " Ucapnya dengan lirih

" Awas aja kalau sampe karate lo itu sampe ganggu nilai lo " Ujar Jevan

Javiero yang tadinya menunduk kini menatap Jevan

" Iya gue bakal usahain kalau karate gue gak akan ganggu nilai gue kok bang "

" Sampe nilai lo turun lo keluar dari karate " Kata Davin

" Loh bang gak bisa gitu dong, gue gak bisa gitu aja keluar dari karate. Lo tau sendiri seberapa gue minat di karate " Ujar Javiero

" Mulai ngebantah omongan gue lo! " Ucap Davin sedikit emosi

" Ya bukan masalah gue ngebantah bang, ini gue udah ikut dari lama loh ini juga bakat gue bang. Gak mungkin gue ngelepas gitu aja " Ujar Javiero

" Lo bisa gak si nurut aja. Nurut apa susahnya coba " Ujar Shaka yang sedari tadi hanya menyimak kini ikut bersuara

" Ya lo coba di posisi gue Shaka, lo gak akan tau gimana rasanya lo berjuang buat gapai cita-citanya lo tapi lo harus terpaksa berenti ditengah jalan cuma karena nilai lo yang turun " Ucap Javiero

" Bisa diem gak lo! Nurut sama gue! Lo tuh udah bod*h, dengan lo ikut kayak gitu yang ada makin nambah lo bod*h! Paham!? " Ujar Theo dengan penuh tekanan di setiap ucapannya

" Kenapa si bang? Gue cuma mau buat lo semua bangga, gue cuma mau buat abang abang gue bangga "

" Lo pikir kita bakal bangga dengan lomba lo itu? Gak. Sama sekali gak " Jawab Davin

Javiero terdiam di tempat

" Terus harus gimana supaya gue bisa buat kalian bangga? " Tanya Javiero menatap satu persatu kakaknya

Tidak ada jawaban yang Javiero dengar, sang kakak malah diam tidak membalas pertanyaan nya.

" Bang gue  nanya loh " Sekali lagi Javiero bertanya namun tidak ada respon dari yang lain

" Pergi ke kamar lo. Ganti baju lo " Perintah Jevan

" Kalian belum jawab pertan___"

" KE KAMAR LO JAVIERO! TVLI LO HAH! " Marah Jevan menatap tajam  Javiero

Javiero sersentak mendengar kembali nada bicara itu

" I-iyaaa "

Javiero pergi dari sana untuk menuju kamarnya dilantai atas dengan perasaan yang tidak terbilang baik. Saat ia akan menaiki anak tangga ia berlari, agar cepat sampai pada kamarnya.

Ceklek

Javiero membuka pintu kamarnya, lalu ia tutup kembali setelah ia berada di dalam dan mengunci pintu kamarnya. Ia mengangkat sedikit tangannya yang menggenggam selembar kertas surat periznin lomba karate. 

Javiero lalu melangkahkan kakinya untuk menuju kasur. Ia lemparkan tas nya asal, lalu ia menjatuhkan tubuhnya ke kasur dengan tenkurap kepalanya berada di bantal.

" Argh! Gue juga butuh support dari kalian dari dulu gue butuh support kalian sodara sodara gue abang gue adek gue!" Ujar nya dengan kesal seraya ia memukul kasurnya berkali-kali, dengan suaranya yang terpedam akibat bantal yang ia jadikan sebagai tupuan

Lalu Javiero membalikkan tubuhnya menjadi terlentang, masih dengan perasannya yang kesal.

" Gak berguna katanya, jelas-jelas itu berguna banget buat gue. Kalau gue gak ikut karate mana mungkin gue bisa lawan orang-orang yang nyari masalah sama gue "

" Ajng! Bngst! Gue kesel banget b4bi! " Umat Javiero

" Lo gak tau aja bang seberapa pentingnya karate di hidup gue, itu cuma menurut kalian aja kalau karate itu gak berguna. Bagi gue itu berguna banget bang, gue bisa nyari bahagia di situ, gue bisa punya orang-orang yang solid dari situ. Gue jadi gak terlalu kesepian karena karate bang__ arrghhh gue gak mau keluar dari karate! Huaaaa gak mau gue gak mauuu! " Ujar Javiero, lalu kembali pada posisi awalnya meredamkan kepalanya pada bantal

Tanpa sadar Javiero tertidur dengan posisi seperti itu tanpa ia berganti baju terlebih dahulu. Sampai pada pukul 22.30 ia terbangun dari tidurnya, selepasnya ia melihat jam yang berada di atas nakas tempat tidurnya. Terkejut ia tertidur cukup lama dan melewatkan makan malam, lalu ia langsung saja bergegas membersihkan diri nya. Dan setelah selesai langsung turun untuk makan malam, berharap makan malam masih tersisa untuk nya.

Okeee sampai sini dulu yaaa

Vote dan komen kalau mau lanjut okeee

Lanjut atau gaknya itu sesuai vote dari kalian ya maaf gess

Aku sedang berusaha supaya cerita ini gak bosenin, tapi kalau menurut kalian bosenin maaf yaaa

See u babay

Terimakasih

HOPE { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang